Bab 9 | Makan Bersama

949 52 6
                                    

Sak...sek... tuk

Zayyan membuka mata,merasa ada sesuatu yang memasuki pendengarannya membuatnya terbangun.

Menoleh kesamping,ternyata kakaknya,Vandy. Terlihat melihat-lihat lukisannya yang berada dimeja belajar,tapi mengapa terlihat aneh?

"Kak" Panggil Zayyan.

Yang dipanggil tidak menyahut.

Vandy tampak tengah berdiri, sedikit menunduk membelakanginya.

Vandy berbalik.

Zayyan mengangkat satu alis, penasaran.

"Kak,ada apa?" Zayyan bertanya dengan suara agak serak,khas orang bangun tidur.

"Jelaskan" Vandy berbicara

"Em?" Zayyan masih belum paham.

"Jelaskan" ulang Vandy,kini suara agak berat.

"Apa maksud kakak?"

"Apa ini?"

Vandy melemparkan sesuatu ke lantai, sangat keras. Mungkin isi didalamnya bisa saja hancur.

Zayyan melotot, ternyata yang dilemparkan Vandy merupakan cookiesnya kemarin yang diberikan oleh Yuliana, kemudian ia simpan dalam laci meja belajar karena takut ketahuan oleh kakaknya.

Zayyan benar-benar lupa, bagaimana ini? sekarang yang menemukannya malah Vandy, kemarin setelah menyembunyikan cookies itu dirinya tertidur hingga hari esoknya. Hari ini ia selalu bersama kakak ketiganya, tidak ada waktu untuk mengambil nya.

Memang kemarin yang memberikannya adalah mamanya,jadi sudah mendapat izin tidak apa-apa untuk memakannya. Tetapi,itu mamanya. Jika anggota keluarganya yang lain tahu Zayyan menyembunyikan sesuatu tanpa sepengetahuan mereka, maka bukanlah sesuatu yang bagus.

"Apa sekarang kamu mulai berani?" Tanya Vandy,tampak wajahnya marah.

"Tidak kak,bukan begitu. M-maksud Zayyan" Zayyan gelagapan, bingung mencari alasan.

"Jadi, begitu ya kamu sekarang" Vandy mengangguk-angguk dengan alis bertaut.

"Papa,mama,kakak datanglah keatas, kamar Zayyan" Vandy menelepon anggota keluarganya.

"Kak, kumohon kak. Bukan begitu" Zayyan meminta waktu untuk menjelaskan.

Tidak lama kemudian,lengkap semua anggota keluarganya memasuki kamar Zayyan.

Menatap kearah Zayyan kemudian beralih ke Vandy.

"Ada apa Vand?" Damar meminta penjelasan.

"Apa papa tahu? sekarang Zayyan-kita berani menyembunyikan sesuatu" Vandy memberi penjelasan singkat.

"Apa?" Damar langsung menatap Zayyan ganas.

Zayyan menyalahkan dirinya sendiri karena kelalaiannya,bukan hanya dirinya yang kena tapi mamanya juga bisa kena. Berkali-kali dalam hati Zayyan menyalahkan dirinya, seharusnya jangan sampai masalah sekecil apapun terjadi.

Masalah sepele yang kecil yang bahkan tidak terlihat serius, bisa menjadi besar jika Zayyan yang melakukannya.

Damar mendekat,disusul Valent, Vandy. Mamanya tampak khawatir berusaha menghampir, memberi perlindungan namun dicegah oleh kakak keduanya.

"Jadi,Zayyan" Damar bicara.

Ketiga pria dengan tubuh tegap besar mengelilinginya, menatap dingin menahan emosi.

"Kamu-" mereka berucap bersamaan.

Tangan Damar terangkat, mendekat,hendak menyentuhnya.

Apa yang akan papanya lakukan. Spontan ia mundur hingga mentok kepapan ranjang dibelakangnya.

ZAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang