04. Seluas Rasa yang Belum Terbaca

1K 101 6
                                    

Gusarmu menggangguku

Betapa tidak tenangnya kamu

Ialah badai pada semestaku


Mendekatlah,

jadikan pelukku rumah

agar aku bisa menenangkan riuhmu

agar hamparan bumi yang luas ini

kau tak lagi merasa sendiri

-Paul Aro-

Purnama sudah mengemasi barang sejak fajar memberitahu pergantian waktu, kini matahari telah menjalankan tugas untuk menyinari bumi.

Pagi ini terlihat cerah, tidak lagi tampak berkabut, seperti biasanya.

Sementara kediaman Paul yang menjadi tempat tinggal sementara untuk Nabila sudah terkunci rapat.

Kedua penghuninya sudah membelah jalanan untuk merealisasikan janji Paul semalam, tentang kunjungan ke sebuah tempat.

Nabila masih belum tahu dirinya akan dibawa kemana, ia hanya mengandalkan kepercayaan sepenuh hati kepada Paul, yang dipercaya oleh orang tuanya untuk menjaganya.

Sejuk masih mendominasi, meski kendaraan bermotor sudah menyumbang lebih banyak polusi udara yang tidak ramah lingkungan.

Untung saja, Nabila setia menggunakan masker dengan keamaan berkendara sepeda motor dengan lengkap.

Perjalanan yang hampir memakan waktu kurang lebih dua jam, mengantarkan Nabila dan Paul ke sebuah gerbang besar, setelah melewati barisan patung berkuda putih lambang gugusan perumahan di daerah tersebut.

Paul segera memarkirkan motor, disusul dengan Nabila yang memutuskan untuk turun lebih dulu.

"Kak, kita mau kemana?" tanya Nabila setelah berusaha menyimpan pertanyaan sejak kemarin malam.

Sayangnya jawaban Paul masih sama, lagi-lagi, "nanti kamu akan tahu, Nabila."

Kali ini Paul menutup mata Nabila dengan kain yang sengaja disimpannya dalam saku.

"Kenapa mata Nabila ditutup?"

"Biar suprise... Nabila Taqiyyah."

"Harus ditutup banget ya Kak Paul? Gak usah ditutup ya, nanti Nabila bisa pura-pura kaget kok," tutur Nabila sambil memperagakan gaya kaget ala Mami dan Papinya, dengan mengangkat kedua tangan.

"Biasanya udah Paul yang ngikut maunya Nabila, sekarang gantian ya? oke?" tawar Paul masih berusaha mendapat persetujuan untuk menutup mata Nabila.

Nabila terdiam sesaat. Memikirkan baik-baik, apakah ditutup mata di tempat asing adalah pilihan yang aman untuknya?

Setelah menelisik mata Paul, sebuah keyakinan terbit pada batin Nabila, dengan ragu Nabila mengangguk mengiakan. Sambil mengingat nasihat Mami Salma, "jika mata kamu tertutup, kamu bisa mengetahui posisi musuh melalui suara gerakkan yang terdengar oleh telinga."

Jadi, meski terlihat tenang, Nabila sedang siaga atas kemungkinan-kemungkinan yang mungkin saja terjadi, meskipun keyakinannya akan bahaya hanya sebesar 10%.

Paul menggandengan tangan Nabila, sambil berjalan pelan, setelah perjalanan yang tidak bisa diketahui Nabila, hanya keheningan yang terekam oleh indera pendengaran Nabila.

Semesta Mengirim Dirimu Untukku (SMDU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang