Cukup malu untuk sekedar menatap.
Beruntung kini keduanya telah memakai pakaian lengkap.
Kehadiran Jes memang tak disangka, nyatanya sejak pagi tadi ia sudah pulang dari perjalanan bisnisnya dan beristirahat di dalam kamar.
Desah sensual mengganggu istirahatnya, hingga langkah itu membawanya keluar.
Tubuh mulus yang terhentak diatas Jjay membuat atensi terus menatap kearah sana, meskipun ada di lantai bawah.
Hingga kedua sorot itupun bertemu.
Pertemuan pertama penuh kesialan bagi Bible. Jjay bertingkah biasa, merasa jika ayahnya tak mengetahui hubungan sensual yang ia lakukan beberapa menit lalu.
Berbeda dengan Bible, ia canggung terlebih dengan tangan yang terulur sebagai perkenalan.
"Panggil papa saja" Pungkas Jes singkat,
Jantung Bible berdegup kian kencang, terutama saat kedua tangan akhirnya bertaut walau hanya beberapa saat.
Rupa yang di nantinya kini ada di depan sorot mata.
Rupa asli jauh lebih tampan di banding photo yang terpajang.
Jjay terlihat sibuk dengan ponsel dipegangannya saat ini.
Hingga akhirnya ia membiarkan Bible untuk berbincang dengan Jes, ayahnya. Sedangkan dirinya lebih memilih melangkah ke lantai atas memasuki kamar.
Bible mengernyit melihat tingkah kekasihnya. Belakangan ini Jjay memang terlihat menyembunyikan suatu hal tanpa sepengetahuannya.
"Memiliki sensasi tersendiri jika bermain di luar kamar?"
Atensi nya mulai teralih.
Wajah Bible kian padam dengan pertanyaan yang tiba-tiba, tangannya sigap menutup wajah tentu dengan bibir yang terus merenggut malu.
Lidahnya kelu untuk berutara.
"Lain kali bisa kencangkan lagi?"
"M..maksud papa?"
"Desahanmu" Bisik Jes tepat di telinga Bible. Langkah itupun tergerak kembali, Jes kembali menuju kamarnya meninggalkan Bible yang kini terduduk lemas dengan mata yang terbelalak tak sangka.
•••
Bible cukup dikenali di Universitas, tampang manis dengan kulit seputih susu sanggup membuat mabuk beberapa orang yang melihatnya.
Jjay pemenang dari beberapa mahasiswa yang mendekati bahkan menjadi orang yang merasakan indah tubuh itu pertama kali.
Bible mencintai Jjay,
Meski kini atensi itu teralih pada yang lain. Terlebih sikap Jjay yang terlihat berbeda, kadangpun kekasihnya itu bertingkah cuek dan sibuk tanpa alasan jelas.
"Bib, tugas kemarin sudah dikerjakan?" tanya Fuaiz, teman satu fakultasnya, sahabat dekat Bible.
Bible mengangguk sebagai jawaban pertanyaan yang di ucap Fuaiz, lamunannya buyar karena pertanyaan itu.
Keduanya berada di kantin kampus meski di atas meja tersimpan beberapa buku dan makalah yang berisi tugas yang telah dikerjakan.
Kedatangan Jjay membuat bibirnya melengkung memperlihatkan senyum terutama saat pipi itu dikecup sesaat olehnya.
Perbincangan hanya berisi tentang kegiatan kampus,
"Jjay" panggilnya.
"Kenapa sayang?"
"Ada barangku yang tertinggal di rumahmu kemarin" Nyatanya memang earphone Bible tertinggal di hunian Jjay. Kekasihnya itu hanya menyuruh Bible untuk datang ke kediamannya lagi meskipun Jes masih berada disana karena memilih cuti dari pekerjaan.
Mendengar jika Jes ada disana, Bible masih enggan tapi earphone yang tertinggal merupakan benda penting yang kerap kali digunakan.
Keduanya memutuskan untuk pergi meninggalkan Fuaiz dengan ekpresi sinis yang kentara, begitupun sorot Jjay yang menyimpan rahasia dibaliknya.
Butuh waktu beberapa menit dari kampus untuk sampai ke hunian Jjay.
"Ambil gih, aku tunggu disini ya. Kita belum bisa bermain bebas karena masih ada papa" Pungkas Jjay, ia menyuruh Bible untuk mengambil sendiri barang yang ditinggalkannya di dalam kamar.
Saking terburu-buru Bible sampai salah memasuki kamar,
Hingga sorot mata itu bertemu untuk kesekian kalinya.
Bible mematung dengan keadaan Jes yang baru selesai mandi.
Tubuh telanjang itu kian jauh membawa pikirannya, terutama salah satu yang amat memanjakan matanya.
Yang ada di bawah.
"Ma...maaf" Bible menutup kembali pintu itu gemerincing. Langkah membawanya cepat menuju kamar sebelah,
Ia menyadari kebodohannya kenapa bisa sampai salah kamar.
Memakan waktu lama Bible dikamar kekasihnya,
Earphone sudah ia ambil dari menit pertama kedatangan, selebihnya Bible hanya meratapi diri mengatur nafas karena pertemuan yang selalu sial dengan Jes.
Di lantai bawah sorot itu bertemu kembali.
Tanpa ada Jjay disana.
"Jjay keluar"
"Karena apa?" Pertanyaan lolos di bibirnya, Bible cukup kebingungan karena sikap Jjay kian jauh membuatnya penasaran. Tanpa kata kekasihnya itu pergi.
"Aku tidak tau" Jawab singkat sebelum pertanyaan lain mulai terujar kembali mengalihkan sorot mata orang didepannya.
"Kamu melihatnya?"
Bible mengernyit, ekspresi wajahnya sudah menjadi bukti jika ia menunggu penjelasan.
"Penisku"
Sial,
Bible kian malu jika bertemu dengan Jes.
Karena ia memang melihat jelas saat salah memasuki kamar tadi.
"Maaf"
Sejenak hanya keheningan, hingga pertanyaan semakin membuat pikiran Bible berantakan.
"Ingin mencobanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot papa || JesBible
FanfictionHubungan gila Bible dengan ayah mantan kekasihnya.