Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hanya Jes yang terlihat menunggu Bible terbangun, pendarahan sempat terjadi saat operasi. Itu sebab Bible masih belum terbangun hingga kini.
Khawatir? sudah jelas.
Kelahiran anaknya memang terjadi lebih cepat dengan jadwal yang sudah diperkirakan.
Lain hal dengan Jes yang terduduk di pinggir Bible, Jjay baru saja datang dan hanya menyender di dinding ruang rawat dengan nafas yang cukup memburu lelah.
Sebelumnya Jjay memang berada di club malam bersama teman-temannya, namun kesenangannya hanyalah sesaat. Terganggu karena kelahiran adik kecilnya yang baru saja hadir.
Jes yang memanggilnya berkali-kali lewat panggilan singkat menyuruhnya untuk datang kemari, mewajibkan Jjay anaknya untuk membawa perlengkapan anak bayinya yang masih belum terbawa ke rumah sakit.
"Duduk"
"Aku masih mengatur nafasku, papa terburu-buru menyuruhku kemari" Jjay melangkah dengan tangan yang membawa bangku untuk duduk tepat disamping Jes.
Hanya obrolan singkat antara keduanya sebelum adik kecil itu datang dibawa serta perawat dengan tempat khusus untuk tidur sang bayi.
"Selamat malam, ini dedek nya ya. Mau digendong?"
Jes maupun Jjay mengangguk,
Sialnya,
Perawat malah menuntunnya menuju tangan Jjay.
"Usahakan diberi susu setiap 2 jam sekali"
"Wajah nya persis kaya papa nya ya"
Persetan!!!!!
Wajah perawat itu malah terus tertuju pada Jjay yang notabene hanyalah kakak dari anak digendongannya.
Memiliki adik di umurnya saat ini merupakan mimpi buruk,
Karena Jjay malah dianggap sebagai ayah.
"Papa?" tanya Jes.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
