CHAPTER 7

486 34 7
                                    

Xiao Zhan membuka mata saat merasa pegal dan ingin membalikkan badan, tapi ada sesuatu yang salah. Ia kemudian menatap sebuah tangan yang melingkar di bahunya.

Zhan mendongak dan melihat wajah Yibo yang masih terlelap. Ia berusaha bergerak tanpa membangunkan Yibo lalu menyelimuti raja itu dengan mantelnya.

Rupanya semalaman Yibo menemaninya tidur. Oleh karena itu, Zhan bisa tidur dengan nyaman tanpa merasa kesakitan.

Sejenak terbesit suatu hal dalam pikiran Xiao Zhan. Andai saja ia benar-benar orang yang lahir di masa ini dan bertemu lebih dulu dengan Yibo sebelum permaisuri, pasti Zhan akan jatuh pada pesona raja itu. Tak ada kekurangan yang terlihat selama ia mengenal Yibo. 

Xiao Zhan bangkit dan berjalan ke arah selatan mencoba mencari mata air. Ia sangat gerah dan ingin mandi sebelum yang lainnya bangun.

Setelah berjalan sekitar dua kilometer, bibir pemuda itu tersenyum saat melihat sebuah air terjun dengan air yang jernih. Xiao Zhan segera melepas sepatu dan bergegas menuju ke bawah air terjun sebelum yang lainnya datang.

Ia tersenyum saat ujung kakinya menyentuh air yang sangat sejuk. Sudah lama Zhan tak merasakan air yang segar seperti ini. Biasanya ia akan mandi dengan shower yang bisa diatur suhunya. Lalu saat di istana, air hangat pun sudah disiapkan oleh para dayang. 

Sambil bersenandung, omega itu mulai memasukkan sebagian tubuhnya ke dalam air setelah membuka pakaian luarnya. Suara gemercik air terjun menjadi teman yang memecah kesunyian di tempat itu.

Kulit putih yang bersih, wajah yang cenderung cantik dengan rambut terurai membuatnya seperti seorang malaikat yang turun dari langit.

Bahkan seorang Wang Yibo pun tampak tertegun melihat pemandangan di hadapannya. Ia berdehem dan memalingkan wajahnya malu lalu turun ke bawah.

"Rupanya kau di sini." Menyadari seseorang datang, Xiao Zhan tampak terkejut dan hampir saja terpeleset jika Yibo tak dengan sigap memegang bahunya.

Sesaat mata mereka bersitatap hingga akhirnya Xiao Zhan tersadar. "Yang Mulia mau mandi juga? Tapi pakaian Anda tidak dibuka terlebih dulu?"

Yibo yang sadar akan kebodohannya kemudian berkilah. "Aku mau sekalian mencuci baju."

"Oh, begitu rupanya. Kalau begitu hamba keluar dulu." Xiao Zhan hendak beranjak dari dalam air tetapi tangannya di tahan oleh Yibo.

"Ada apa?"

"Tolong ambilkan baju gantiku," ujar Yibo tak tahu lagi alasan apa yang harus ia gunakan.

"Hm." Xiao Zhan mengambil baju luarnya dan pergi meninggalkan Yibo yang masih mematung di sana.

"Ada apa denganku? Kenapa aku tampak bodoh seperti ini?" ujar raja muda itu pada dirinya sendiri.

...

Setelah selesai mandi, rombongan Yibo pergi mencari kedai untuk sarapan. Beruntung setelah perbatasan hutan ada desa yang cukup ramai. Mereka kemudian memasuki kedai dan duduk di meja paling ujung.

Tak lama setelah mereka datang, tampak dua orang yang juga datang dan mengambil tempat berdekatan dengan posisi mereka.

"Tuan Ni, kau tampak lebih muda dari biasanya. Aku takjub saat kemarin tabib sakti itu mampu membuatmu bisa kembali berjalan," ujar seseorang yang berada di seberang meja Yibo sambil menyantap sarapannya.

"Benar. Tabib itu benar-benar menyembuhkanku dengan cepat. Sayang sekali saat aku ingin menjamunya untuk berterima kasih, ia menolak dan justru segera pergi begitu saja."

"Sayang sekali, ya, sepertinya dia tabib pengembara."

"Benar. Dia mengatakan hanya lewat desa ini untuk melakukan ritual di kaki gunung Huashan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE REAL CROWN PRINCE (Ready PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang