CHAPTER 5

404 53 4
                                    

Hari sudah mulai gelap, rombongan Yibo memutuskan untuk  beristirahat di salah satu penginapan terdekat sebelum besok pagi kembali melanjutkan perjalanan.

Yibo dan Xiao Zhan memesan kamar masing-masing, sedangkan Haikuan dan seorang pengawal yang memiliki ilmu bela diri bernama Gong Li itu memesan kamar untuk berdua.

Sepanjang malam Xiao Zhan tak bisa tidur. Ia hanya membolak balikkan tubuhnya berharap bisa memejamkan mata sejenak.

Saat matanya mulai terlelap, Xiao Zhan mendengar suara lantunan musik yang begitu indah dan membuatnya kembali terbangun.

Siapa yang memainkan musik malam-malam?

Penasaran, Xiao Zhan akhirnya berjalan keluar kamar menuju sumber suara. Langkahnya begitu pasti menuntunnya berjalan ke arah taman dengan danau teratai yang memantulkan cahaya bulan.

Mata Xiao Zhan menyipit saat melihat siapa yang sedang berdiri di tepi danau dengan sebuah suling yang sedang dimainkannya.

Saat musik berhenti, Xiao Zhan bertepuk tangan lalu berjalan menuju sosok yang kini tersenyum padanya.
"Melodi yang indah."

"Kenapa kau belum tidur?" tanya Yibo, raja muda yang kini menatap langit yang dihiasi bintang di atas sana.

"Aku tak bisa tidur."

"Besok pagi kita akan melanjutkan perjalanan, sebaiknya kau beristirahat dengan baik."

"Yang Mulia juga kenapa masih belum beristirahat?"

"Pada minggu kedua setiap bulan, aku selalu melantunkan nyanyian ini untuk istriku."

Mendengar jawaban Yibo, Xiao Zhan merasa terharu.

"Permaisuri sangat beruntung mendapatkan lelaki yang luar biasa seperti Yang Mulia," ujar Xiao Zhan sambil menatap cahaya bulan yang bersinar terang di atas sana. Terkadang ia iri pada orang lain yang bisa dengan mudah mendapatkan sosok yang benar-benar mencintainya.

"Justru aku yang sangat beruntung telah memilikinya."

Keduanya tengah sama-sama menikmati malam saat tiba-tiba sebuah panah melesat dan mengenai lengan Yibo.

"Yang Mulia!" pekik Xiao Zhan saat melihat lengan Yibo tergores.

"Tidak apa-apa. Ini hanya tergores." Yibo tampak menoleh pada sosok hitam yang kemudian kabur saat melihat Haikuan yang sudah membidik anak panahnya dari arah yang berlawanan.

Haikuan kemudian turun dan menghadap Yibo sembari berlutut.

"Benar seperti yang kita duga. Seseorang pasti telah membayar mereka untuk mengincar Yang Mulia."

"Hm. Aku sudah mengiranya. Kita harus lebih berhati-hati mulai sekarang."

"Yang Mulia, bagaimana dengan luka Anda?" tanya Xiao Zhan khawatir.

"Tidak apa-apa. Ini hanya luka tergores. Haikuan dan Gong Li telah memperhitungkannya. Kita memang sengaja menjebak penguntit itu agar mengetahui siapa yang menyuruh mereka. Tapi rupanya mereka juga pintar."

"Begitu rupanya."

"Sekarang masuklah ke dalam. Kita akan melanjutkan perjalanan besok." Xiao Zhan akhirnya menurut. Ia kembali ke kamarnya dengan perasaan yang tidak enak.

Sesekali ia mengusap dadanya.

Kenapa perasaanku tidak enak?

..

Pagi datang ditandai oleh kicauan burung dan matahari yang mulai bangun dari tidurnya. Xiao Zhan membuka mata saat sebuah ketukan halus menyapa indra pendengarannya.

THE REAL CROWN PRINCE (Ready PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang