PROLOG

1.1K 96 36
                                    

Tak!

Bunyi benda yang bergesekan pada meja membuat seorang pemuda yang tengah tertidur itu bangun dan mengucek mata demi melihat sosok yang sudah berkacak pinggang di depannya dengan wajah yang tampak kesal.

"Xiao Zhan, Ayo bangun! Kau memaafkan bajingan itu, hah?!"

Xiao Zhan, pemuda manis dengan mole di bawah bibir itu memijit keningnya yang masih terasa pusing akibat tak tidur semalaman karena menangis. Lebih tepatnya patah hati karena diselingkuhi oleh kekasihnya. Tak tanggung-tanggung, ini adalah kali kedua lelaki itu mengkhianati kepercayaannya.

"Sehun, bisakah kau tak berteriak? Nanti kalau ada pelanggan masuk dia akan lari ketakutan." Xiao Zhan kemudian berjalan ke pintu masuk toko bunganya dan membalikkan papan bertuliskan 'tutup'.

"Kenapa kau menutup tokomu?" tanya Sehun sembari memantau gerak gerik sang sahabat.

"Aku mau pergi mengantar bunga pesanan kakak ke kantornya." Xiao Zhan menyiapkan sebuket bunga mawar merah yang sudah dirangkainya sebelum Sehun datang.

Sehun mendengus sebal lalu menarik lengan Xiao Zhan. "Kau bahkan akan mengantarkan bunga ini untuknya? Kakak seperti apa yang tega merebut kekasih adiknya? Apa kau benar-benar adiknya, Zhan?"

"Kenapa kau yang marah? Aku hanya mengantarkan pesanan kakak."

"Berhenti bersikap seolah kau baik-baik saja, Zhan. Katakan pada kakakmu kau tak mau. Berhenti mengalah pada semua orang, Xiao Zhan!"

"Bagaimana bisa aku mengatakan bahwa aku mencintai Wei Long dan ingin merebutnya dari kakak? Aku bahkan tak tahu pacar kakak selama ini adalah Wei Long." Xiao Zhan berusaha berbaik sangka pada kakaknya meski pada kenyataannya, jika dia bersiteru dengan sang kakak, pasti ibunya akan menyalahkannya.

"Apa kau takut ibumu marah lagi?" Sehun menebak saat melirik pada sikut Xiao Zhan yang tampak memar.

Sehun sangat mengenal Xiao Zhan dengan baik. Seburuk apa pun sikap keluarga itu padanya, tapi pemuda itu tak pernah berniat untuk membalasnya . Entahlah apa alasannya, yang pasti Sehun sangat tak menyukai ibu dan kakak Xiao Zhan sejak dulu.

Sehun menghela napas berat sambil mengambil plester dari saku celana dan menempelkan pada sikut sang sahabat.

"Aouch!" Xiao Zhan meringis pelan saat benda tipis itu melekat pada kulitnya.

"Baik boleh, terlalu baik jangan. Kau akan dibodohi, Zhan."

"Aku hanya punya ibu dan kakakku. Jika aku tak dianggap lagi, bagaimana hidupku kelak?"

"Kau sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Kenapa kau masih saja bergantung pada ibumu?"

"Sudahlah, aku mau mengantarkan pesanan ini pada kakak. Kau pulanglah, aku bisa pulang sendiri." Xiao Zhan segera membawa buket bunga itu dalam keranjang sepedanya dan pergi meninggalkan sang sahabat.

Pemuda manis itu mengayuh sepedanya dengan semangat sembari bersenandung. Tempat kakaknya bekerja dengan toko bunganya memang tak terlalu jauh.

Xiao Zhan segera memarkirkan sepeda dan masuk membawa buket bunga itu dengan hati-hati.

Saat hendak melangkah, ponselnya berbunyi. Xiao Zhan segera mengangkat panggilan tersebut sambil berjalan masuk.

"Aku sudah sampai di kantormu. Harus kuantar ke sebelah mana?"

"Simpan di resepsionis. Aku sedang turun ke bawah untuk mengambilnya," ujar suara di seberang sana.

"Hm, baiklah." Xiao Zhan menutup panggilan itu dan masuk ke dalam gedung untuk menuju resepsionis. Namun tiba-tiba seseorang menabraknya hingga Xiao Zhan terjatuh dan merusak buket bunga milik sang kakak.

THE REAL CROWN PRINCE (Ready PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang