Hari ini adalah hari senin, hari dimana para murid malas untuk pergi ke sekolah karena setiap hari senin selalu diadakan upacara bendera dan terjadwal mata pelajaran fisika, matematika sedangkan kami anak pengetahuan sosial yang sangat minim berfikir soal hitung hitungan.
"Tokk... tokk.. tokk.."
"dino..!! dinoo..!! bangun nak, sudah siang ..!"Seketika aku membuka mata dengan perlahan karena mendengar suara mama yang mengetuk pintu dan berteriak membangunkan ku dari luar kamar.
"hoaaamm... iyaa iyaa ma, dino udah bangun kokk" jawabku sembari menguap dengan mata yang masih sedikit berat.
"yaudah cepat mandi, lihat udah jam berapa ini" ucap mama yang masih berada di luar depan pintu kamarku.
"astaga.. udah jam segini ternyata, harus segera siap siap kalau tidak aku bisa telat" kataku sambil melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06:15.
Sebelum bergegas bersiap untuk mandi, aku terbiasa melakukan ritual setelah bangun tidur yaitu melamun sebentar sekaligus ngumpulin nyawa yang masih berkeliaran di alam lain.
setelah 5 menit berlalu, aku pun turun dari ranjang mengambil handuk lalu membuka pintu kamar yang masih terkunci dan menutup nya kembali.Ketika berjalan ke arah kamar, mandi aku melihat mama sedang menyiapkan sarapan untuk kami, lalu aku berhenti sebentar dan berkata "duh mama kenapa ga bangunin dino daritadi sih, kan jadi kesiangan ditambah lagi baru inget kalau dino hari ini jadi pemimpin upacara jadi harus latihan dulu.. nanti kalau telat gimanaa trus ga sempat latihan shshskasj hufftt.." dengan sedikit kesal ke diri sendiri.
"lohh lohh ya mama ga tau kalau kamu hari ini jadi petugas upacara sayangg... coba kalau dari semalam dino bilang ke mama pasti mama bangunin dari jam 12 tadi haha" jawab mama sambil bercanda kepadaku.
"hemm iyasih ma, tapi ga jam segitu jugaa emangnya dino mau ngeronda apa??" jawab ku dengan sedikit kesal karna mama malah bercanda denganku.
"iyaa iyaa maaf, yasudah sana mandi nak.. makin lama kamu disini makin siang juga nanti kamu sampai sekolah".
"okee siaap mama cantikkuu" jawabku sambil menuju ke kamar mandi.
Aldino pun bersegera mandi dan beberapa menit kemudian selesai, lanjut bersiap-siap dan mereka pun sarapan bersama..
Tak lama aku selesai siap-siap dan keluar dari kamar untuk menuju meja makan, terlihat mama, papa dan dira adik kecilku yang katanya "sangat imut" itu sudah menempati tempat duduk masing-masing.
"wihh udah pada siap aja nih buat sarapan, laper apa gimanaa?" kataku kepada mereka yang sudah terlihat ingin menyantap sarapan yang di buat mama.
"iyalahh emangnya abang dino kelamaan wuuu keburu laper nih papa nyaa" cetus si bocil dira kepadaku.
"lahh kok jadi papa? bukannya adek yaa yang sudah lapar hahaha" jawab papa.
"hehe iyasii, udahhlah pokoknya semuanya udah laper gara-gara nunggu abang dino jeyekk ituu tuhh" ucap dira sambil memanyunkan bibir nya 5 cm.
"nyenyenye bodoo ga peduli abang, wlee" ledekku ke dira bocil lucknut itu.
Mama yang pusing mendengar percakapan dino dan dira juga ikutan angkat bicara, sedangkan papa hanya menyimak sambil tersenyum tipis.
"adek.. abang.. udah dong ributnya, pusing tau mama tiap hari dengar kalian adu mulut teruss.. udah bang, sarapan cepet keburu telat beneran nanti ke sekolahnya" kata mama dengan nada penuh kesabaran walaupun rasa ingin menempeleng kami.
"hehe iya siaap, maaf maa" jawabku.
"okeii mamaa" jawab juga si bocil kepada mama.
Waktu terus berjalan, sampai menunjukkan pukul 6.40 aldino pun terburu-buru dan tak sempat menghabiskan sarapannya itu.
"maa.. paa.. bocill gausah.. dino berangkat yaa udah jam segini takut kesiangan nanti malah ga sempat latihan upacara di sekolah."
"lohh abisin dulu sarapannya bang" jawab mama yang melihat aku minum dengan terburu-buru.
"iya nak, minum pelan-pelan astaga keselek angin nanti kamu" saut papa.
"biarin aja si abang pa.. ma.. di bilangin ngeyell tuhh" dira berulah.
"gapapa gapapa, aman kok, yaudah dino pamit ya pa.. ma.. Wassalamualaikum."
"Waalaikumsalam" jawab mama papa.
"Hati-hati, nak."
Aku pun pamit dan salaman kepada papa mama, dan tidak menghiraukan si bocil kematian itu. tidak lupa mengambil kunci motor dan tas hitam yang tergantung di atas rak khusus yang sudah di susun rapi sebelumnya, aku bergegas pergi ke sekolah dengan kecepatan 70 km/jam untuk menempuh jarak yang lumayan jauh.
.
.⭐⭐ Sebelum lanjut part berikutnya, jangan lupa vote dan follow yaa biar gua semangat up ceritanya, komen jugaa deh biar tau apa yang harus di perbaiki karna gua juga newbie kan kan hwhhw ︶︿︶ ⭐⭐
Terimakasiiiihhh ~~
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN, WHAT IS LOVE ?
Short Story"kehidupanku sangatlah rumit, apalagi dengan kisah percintaan. aku sangat benci dengan yang namanya cinta, damn it !." -- Aldino Elprada. DWIL berceritakan tentang cowo random ga jelas yang memiliki sifat susah di t...