CHAPTER 08

111 80 96
                                        

Happy Reading!



Video sponsor yang ia unggah beberapa hari lalu berhasil menaikkan popularitas toko Phoenix Tech Repairs. Dexter terlihat senang dengan keberhasilan Michael karena telah membantunya menambah pelanggan baru.

Pemuda itu kembali pada rutinitas lamanya dan memfokuskan diri dengan belajar serta membuat konten-konten baru untuk akun video streaming-nya.

Michael, Chase, dan Jesse tengah menyantap makan siang mereka ketika Trevor tiba-tiba datang dan menggebrak meja, mengagetkan ketiga pemuda itu.

"Kita berhasil mencapai enam juta pengikut semalam dan kalian bertiga berutang padaku," ujar Trevor, sebuah seringai puas terulas di wajah tampannya. "Michael, kau berutang dua puluh lima dolar. Jess, kau berutang lima puluh. Dan kau, sobat," ia menunjuk Chase, "Dua puluh dolar."

Jesse meninju lengan Trevor. "Dasar berandal sombong," rutuknya. "Jangan terlalu bangga dulu, Trev. Kita berhasil mencapai enam juta pengikut berkat video sponsor yang diunggah Michael."

Trevor terlihat seolah tengah mempertimbangkan sesuatu. "Baiklah, kalau begitu. Mike, kau akan kuberi diskon. Kau berutang dua puluh dolar padaku."

Michael hanya tertawa kecil karena kelakuan sahabatnya. Pemuda itu menjejalkan sisa nugget ke mulut dan terus mengunyah, tak mau repot membantah ucapan Trevor.

Mereka telah membuat taruhan, dan Trevor memenangkannya. Dan utang adalah utang. Ia harus membayarnya.

Pemuda itu menepuk-nepukkan kedua tangan untuk membersihkan tangannya dari sisa remahan nugget sebelum meraih dompet dari saku belakang celana dan mengeluarkan dua lembar sepuluh dolar, meletakkannya di meja, lalu mendorong uang tersebut ke arah Trevor.

"Puas?"

Trevor menyeringai. Ia meraih uang itu dan menjawab, "Belum," kemudian menoleh pada Jesse dan Chase. Pemuda itu menadahkan tangan dan menggoyangkan jemarinya. "Money, please."

"Tidak bisakah aku selesaikan dulu makan siangku?" protes Jesse.

"Tidak." Trevor meraih buah anggur dari nampan makan siang Jesse dan memakannya. "Berikan uangku terlebih dahulu."

Baik Jesse dan Chase meraih dompet masing-masing. Mereka meletakkan sejumlah uang di atas meja, yang segera diambil oleh Trevor dengan seringai puas di wajah.

"Terima kasih, tuan-tuan." Trevor meletakkan sebelah tangan di dada, lalu membungkukkan badan layaknya pria terhormat sebelum berjalan mundur menjauhi meja para sahabatnya.

"Hei! Kau mau ke mana?" tegur Chase.

Trevor menempelkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke bibir, menjawab tanpa suara, bahwa ia hendak pergi membolos agar bisa merokok di luar sekolah.

"Adios!" ia berseru di kejauhan. Pemuda dengan rambut sepanjang tengkuk itu berbalik dan berlari meninggalkan kafetaria.

Michael hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan sahabatnya. Tak selang lama setelah kepergian Trevor, bel berbunyi, pertanda bahwa jam istirahat telah selesai dan para murid diperkenankan untuk pergi ke kelas mata pelajaran mereka masing-masing.

.
.

"Sampai jumpa di video selanjutnya!" seru Michael.

"Minggu depan, setiap hari kamis pukul tujuh EST," timpal Chase. Ia menunjuk ke arah kamera. "Jangan lupa untuk menontonnya, mengerti?"

Mereka tersenyum lalu menyerukan salam perpisahan ke arah kamera sambil melambaikan tangan. Jesse, yang saat itu berdiri di belakang kamera, memberi isyarat dengan mengangkat kepalan tangan, mengatakan tanpa suara bahwa rekaman telah dihentikan.

Ghost Of The Past [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang