Chapter 1

295 35 9
                                    

DRAG DRUAG BRUK BRUK

"Ughh, sialan berisik banget dari tadi" gumam Sumin dengan kesadaran setengah terkumpul. Aktivitas tidur nyenyaknya terganggu akibat kebisingan yang berasal dari apartemen samping kanannya.

"Ada orang baru?" Gumamnya lagi lalu bangkit dari kasurnya dengan rambut yang acak acakan lalu berjalan menuju pintu keluar.


BRUK! Druk druk druk

"Argh!"

"Ugh! Ya! Kalau jalan lihat lihat dong!" Kesal Sumin begitu dirinya tertabrak seseorang dengan tumpukan kardus.

"Ah maafkan aku tapi bukannya harusnya kau yang lihat lihat? Aku mana bisa melihat, kan aku sedang membawa kardus" ucapnya sambil menatap Sumin dengan tatapan polos. Baru akan menjawab ucapan orang yang baru saja menabraknya itu Sumin langsung saja disodorkan salah satu kardus yang terjatuh.

"Daripada bengong begitu lebih baik kau bantu aku. Ayok akan ku teraktir jokbal begitu selesai" ucap orang itu. Sumin menatap orang didepannya itu dengan kesal namun mendengar kata dia akan ditraktir jokbal dia pun menerima kardus itu dengan tidak ikhlas dan membantu orang itu membereskan apartment nya.

.













.













.

















"Hahh akhirnya selesai juga!"

"Oi, ditaruh mana kardus terakhir ini?" Tanya Sumin sambil membawa kardus terakhir milik penghuni apartment baru disampingnya.

"Ah itu taruh saja didepan dapur, itu berisi peralatan dapur kan? Taruh saja disana" ucap orang itu. Sumin pun mengikuti intruksi orang itu dan menruhnya di dapur lalu menghampiri orang itu yang sedang terduduk di sofa yang sudah ditata sebelumnya.

"Lelahnya!!!" Seru orang itu. "Ei tetangga, apa kau tidak lelah?" Lanjut orang itu bertanya pada Sumin. "Tidak" jawab Sumin singkat. "Gila, apa kau robot? Kau tidak lelah setelah seharian membantuku mengangkut kardus bahkan mengatur sofa dan kasur di apart ku??" Tanya orang itu tak percaya. Sumin menggeleng sebagai jawaban. Orang itu membelak matanya tak percaya begitu mendapat jawaban dari Sumin.

"Ah benar kita belum berkenalan. Perkenalkan aku Ham Jinsik, senang bertemu denganmu tetangga!" Ucap lelaki bernama Jinsik sambil menyodorkan tangan bermaksud menjabat tangan Sumin.

Sumin menatap tangan Jinsik kemudian menatap kearah wajah pemuda itu. "Gue Choi Sumin" balas Sumin lalu menerima jabatan dari Jinsik. "Baiklah Sumin, semoga kita menjadi tetangga yang akur! Dan ayok ku traktir jokbal sesuai janjiku" ucap Jinsik lalu menarik tangan Sumin yang masih digenggam nya.

____________

"Han Jinsik-ssi" panggil Sumin.

"Aniya! Ham Jinsik! Ham bukan Han!" Koreksi Jinsik sambil menyilangkan tangannya didepan dada.

"Baiklah, Ham Jinsik-ssi. Terima kasih untuk jokbal nya" ucap Sumin lalu menoleh ke arah Jinsik. "Hmm, tak masalah. Toh kau sudah membantuku mebereskan perpindahan ku aku juga berterima kasih!" Ucap Jinsik lalu berhenti berjalan dan sedikit membungkuk kepada Sumin. Sumin hanya mengangguk dan melanjutkan jalan menuju apart mereka.

Di perjalanan pulang tak banyak percakapan yang terjadi. Sumin sibuk memandangi langit yang mulai menggelap sementara Jinsik sibuk melihat kesekitar. Saat makan jokbal tadi pun sebenarnya sama seperti saat ini. Sumin hanya menikmati jokbal dan Jinsik pun tidak bertanya apa apa dan mereka asik dengan keheningan masing masing.

Sampai di apartemen Sumin langsung saja berbalik badan menatap Jinsik. "Terima kasih untuk hari ini" ucapnya lalu masuk ke dalam apartemen nya lebih dahulu tanpa menunggu jawaban dari Jinsik. Jinsik hanya tersenyum tanpa membalas apapun dan masuk ke dalam apart miliknya juga setelahnya.

Sumin langsung saja merebahkan dirinya di kasurnya begitu masuk ke dalam apartemen. Dirinya bahkan belum mandi seharian ini bahkan tak sempat sarapan dan langsung membantu tetangga barunya yang bahkan tak dia kenali lalu begitu sore datang dirinya langsung memakan makanan berat seperti jokbal. Yah untuk yang terjadi padanya hari ini Sumin tidak begitu mengerti pada dirinya sendiri. Bahkan dia merasa aneh. Bisa bisanya dia seharian ini menuruti tetangga yang baru ditemuinya itu hanya demi jokbal? Padahal dia mampu membeli jokbal sendiri bahkan dia sampai melewatkan mandi dan sarapan loh? Entahlah mungkin Sumin sudah gila.

"manis.." 

The Boy Next Door - SuSikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang