Setelah masuk ke dalam apartement Sumin, Jinsik langsung saja didudukan di kursi mini bar dapur milik Sumin. Awalnya Jinsik ingin protes namun tidak jadi setelah sadar kalau ekspresi tetangganya sangat menyeramkan, akhirnya dia memutuskan untuk diam.
Sumin sendiri sedari tadi hanya sibuk sendiri di dapurnya memasak namun mulutnya tetap diam tak mengucapkan sepatah kata pun sejak dia mengatakan kalau dia lapar. Jinsik diam memperhatikan Sumin. Menurutnya Sumin sangat lihai berkutat dengan alat dapur tidak seperti dirinya yang bahkan bisa saja menghancurkan dapurnya sendiri.
Setelah beberapa menit berlalu Sumin akhirnya selesai. Masakan yang dibuat Sumin juga tidak rumit hanya Nasi Goreng Kimchi biasa dan menyajikannya di piring untuk dirinya juga untuk Jinsik. Lalu setelahnya Sumin duduk disamping Jinsik.
"Makan" ucap Sumin lalu menyuapkan sesuap nasi goreng kimchi ke mulutnya sendiri. Jinsik langsung menurut dan ikut memakan nasi goreng kimchi buatan Sumin. Dan begitu sesuap nasi itu masuk ke dalam mulutnya dia langsung membulatkan matanya.
"Oh? Sumin-ah! Apa kau koki? Sumpah nasi ini enak sekali!" ucap Jinsik lalu menatap Sumin yang ada disampingnya. Sumin melirik Jinsik dan mendeham sebagai jawaban lalu kembali menyuapkan sesuap nasi ke mulutnya.
"Ya! kau benar benar koki?? yang benar saja kau itu tidak ada tampang tampang koki sama sekali kau tau?" ucap Jinsik masih tak percaya. "Ya emang bukan, gue bisa masak karna sering bantu Mama sama Kak Soobin" jelas Sumin akhirnya membuka suara.
"Wah ternyata kau anak mama ya? hahaha" ledek Jinsik mendengar penjelasan Sumin. "kayak lo enggak aja" celetuk Sumin datar. Jinsik yang tadi memasang wajah meledek langsung mengubah ekspresinya menjadi cemberut. "Ah kamu ga seru" ucap Jinsik kesal dan kembali hanya di balas dehaman oleh Sumin.
----------
Tetangga
| Hei Sumin
| Terima kasih untuk nasi goreng kimchi nya🙇🏻♂️
ya|
Sumin menaruh ponselnya asal di atas meja setelah membalas pesan dari Jinsik. Dia menghembuskan nafasnya kasar lalu membaringkan tubuhnya di kasur dan menatap langit langit apartementnya melamun memikirkan apa yang sudah dia lakukan seharian ini.
Pertama, tentang dirinya yang dengan spontan melompat ke balkon milik Jinsik hanya untuk memberitahu Jinsik untuk mengecilkan speakernya. Sebenarnya dia hanya kesal namun ketika dia kembali ke apartemen nya sendiri dia jadi memikirkan kenapa dia perlu repot repot melompat ke balkon apartement Jinsik?.
Lalu yang kedua, dia... cemburu? entahlah Sumin sendiri tidak mengerti kenapa dia kesal melihat kekasih kakaknya mendekati Jinsik. Mungkin Sumin takut jika kekasih kakaknya itu akan menyelingkuhi kakaknya, mungkin?.
Dan terakhir, kenapa dia tiba tiba menarik Jinsik ke apartement nya untuk mengajaknya-ralat lebih tepatnya memaksanya untuk makan malam bersama. Sumin tidak tahu kenapa dia sendiri melakukan itu. Mengingatnya Sumin kembali menghembuskan nafasnya kasar lalu memutuskan untuk keluar balkonnya.
Di balkonnya, Sumin memperhatikan pemandangan sekitar. Sebenarnya pemandangan dari apartement nya hanya menampilkan gedung gedung tinggi dan juga padatnya kota Seoul, namun karna sudah malam hari dan lampu lampu dari padatnya kota Seoul mulai bersinar menjadikan pemandangan dari balkon kamarnya ini tidak terlalu buruk. Sumin putuskan untuk mengambil peralatan melukisnya dan kembali duduk di balkon dan mulai menggambar apa yang dilihatnya.
Hobi terhadap seni itu sudah diapat sejak kecil. Bahkan dia sering kali memenangkan kompetisi melukis atau menggambar dan ketika dewasa pun bakat Sumin semakin berkembang dan kini dia gunakan di pekerjaannya dalam bidang animasi membuatnya sering ditawari project dengan bayaran yang tinggi karna banyak yang mengakui kehebatan Sumin dalam seni juga membuat animasi. Sebenarnya bisa saja Sumin bekerja di suatu perusahaan yang berkaitan dengan bakatnya itu, dan tak jarang juga Sumin menerima tawaran bekerja menjadi animator tetap di perusahaan besar dengan tawaran gaji dua bahkan tiga kali lipat dari project yang pernah dikerjakannya. Namun Sumin menolak tawaran itu dan memutuskan untuk menjadi seorang freelancer saja karna tidak ingin begitu terikat dengan kontrak. Bahkan dahulu sebelum memutuskan menjadi seorang freelancer, dia sempat bekerja di suatu perusahaan dan menghasilkan banyak animasi atau membantu membuat CGI untuk beberapa film yang populer sehingga nama Sumin Choi sempat melejit karna keahlian dan kualitasnya yang tidak main main.
Sumin terlalu fokus dengan lukisannya, tidak menyadari tetangga disampingnya tengah memandanginya dengan tatapan kagum tanpa henti.
"Dia..keren sekali..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Next Door - SuSik
Fiksi RemajaChoi Sumin yang biasa hidup dalam keheningan, hampa dan memiliki kehidupan yang datar mendadak berubah semenjak kedatangan tetangga barunya yang bernama Ham Jinsik. "Berisik bangsat, matiin speaker lo!" - Choi Sumin. "Hah? Apa? Gedein speakernya??"...