Chapter 6

155 24 10
                                    

"Sumin?"

.....

Setelah kejadian didepan pintu kafe itu mereka- Minjae, Junmin, Sumin, Seeun dan Jinsik - akhirnya memutuskan untuk berkenalan dan makan malam bersama di resto terdekat.

"Wah ternyata kau tetangga baru Sumin. Sialan sekali rumput hijau itu tidak cerita kalau memiliki tetangga semanis ini" ucap Seeun yang dihadiahi geplakan dari Junmin.

"Inget Yujun bego, inget Yujun, lo nyakitin anak gue, gue lempar lo ke antartika" ucap Junmin dengan tatapan setajam silet. Jinsik tersenyum miris, jujur saja dia jadi agak takut dengan lelaki mungil menggemaskan satu itu.

"Udah Jun, Seeun juga pasti cuma bercanda.. yakali dia beneran oleng dari Yujun. Telat dikabarin Yujun semenit aja langsung ngeraung raung kek lagi diputusin" ungkap Minjae dan langsung disahuti dengan tawa yang mendengar penuturan Minjae itu kecuali Seeun.

"Ck kaya lo ga gitu aja ke Junmin. Biasanya juga kalo Junmin udah ngambek sama lo. Lo ngebujuk sampe kelimpungan sendiri terus minta tolong Yujun gue buat ngobrol sama Junmin biar dia ga ngambek lagi ke lo. Hayo ngaku?" Ungkap Seeun. Minjae langsung menghentikan tawanya dan menatap Junmin yang memang kekasihnya dengan tatapan takut takut.

"Ouhh begitu ya Minjae? Baiklah besok besok kalo Yujun ngebujuk gue ga akan gue dengerin lagi" ucap Junmin kini gantian Seeun yang tertawa diatas penderitaan Minjae.

"Hahahahhaa, kalo lo?? Lo punya pacar juga ga Jinsik?" Tanya Seeun. Kini seluruh mata memandang Jinsik dengan tatapan penasaran.

"Ehmm itu..."

"Udah punya pasti lah ya, kalo ga salah tadi lo ngobrol sama cowok pake topi kan ya?? Itu pacar lo? Postur badanya bagus banget" ucap Seeun, padahal dia yang bertanya dia sendiri yang menjawab dengan segala ke sok tau-an nya.

Sumin yang sedari tadi hanya diam kini melirik Jinsik. Padahal sedari tadi mereka bercanda dan tertawa Sumin hanya tersenyum tipis saja tidak peduli dengan topik yang mereka bahas dan hanya sibuk memakan makannya. Namun mendengar pertanyaan Seeun pada Jinsik membuatnya menghentikan kegiatan makan nya itu.

"Ah yang tadi. Itu bukan pacarku. Dia pacar kakak ku. Kita memang dekat karena kebetulan dia kakak kelasku ketika SMA dan kita juga sempat berada di satu band yang sama." Jelas Jinsik.

"Ahh begitu jadi dia bukan pacarmu yaaaa" ucap Seeun dengan nada jail menyebalkan lalu melirik Sumin yang sudah sadar kalau Seeun tengah menggodanya.

"Oh kau bilang kau anak band? Apa posisimu?" Tanya Junmin penasaran.

"Vocalist, hanya saja sekarang band nya sudah berhenti" jawab Jinsik seadanya.

"Wah keren sekali, kapan kapan bisakah kau bernyanyi untuk kami?" Tanya Seeun penasaran.

"Hmm tentu saja" jawab Jinsik antusias.

Setelahnya mereka lanjut mengobrol sambil makan oh jangan lupakan soju yang baru saja dipesan Seeun karna katanya "ngobrol ngobrol di sore menjelang malam itu lebih nikmat jika sambil meminum soju" baiklah terserah Seeun saja.

Dan yah seperti yang bisa ditebak. Baru saja matahari menenggelamkan dirinya dan berganti dengan bulan yang kini muncul dan menyinari malam kota Seoul. Minjae, Seeun dan Jinsik sudah mabuk karna mereka minum cukup banyak saat itu. Paling parah Minjae karna dia benar benar passed out sampai Junmin sedikit kesusahan untuk memapah kekasihnya itu. Seeun juga sama, tapi dia dijemput oleh Yujun kekasihnya dan juga Kembarannya yang memang sengaja dia ajak karna tidak mungkin orang semungil Yujun menggendong Seeun yang bertubuh 2 kali lebih besar darinya itu. Makanya dia mengajak kembarannya yang kebetulan memiliki tinggi yang menyeimbangi Seeun.

The Boy Next Door - SuSikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang