Trinn trinn trinn
"Ugh" Tidur nyenyak Sumin terusik, tangannya mencari sumber kebrisikan yang mengusiknya itu dan begitu mendapati tangannya menyentuh jam weaker nya langsung saja jam itu dia matikan dan kembali terlelap.
Namun tak lama dia kembali membuka kedua matanya. Karna dia lupa kalau dia kini memiliki jam weaker lain yang tidak bisa dia matikan.
"When we pull up you, know it's a shut down!"
"Ganpan naerigo mun jamga shut down!"
"Whipitwhipitwhipit! Whipitwhipitwhipit! Nanana nana nana the sun down!"Alunan musik diserta nyanyian dari tetangganya masuk ke telingannya dan membuatnya menghembuskan nafasnya kasar.
"Sialan yang bener aja? Masih pagi loh ini" kesal Sumin kemudian bangkit dari tempat tidurnya dan membuka pintu balkon kamarnya.
Begitu dia keluar ke balkon dapat dilihat Jinsik sedang menjemur pakaiannya sambil bernyanyi mengikuti alunan lagu yang dia setel di speaker yang tak jauh dari darinya. Speakernya memang berada diluar dan volumenya juga lumayan keras ditambah apartemen mereka yang memang tidka kedap suara. Makanya suara berisik dari apart Jinsik bisa mengusik ketenangan Sumin.
"Berisik bangsat, matiin speaker lo!" Kesal Sumin. Jinsik yang sadar Sumin muncul dari balkonnya langsung memberinya senyuman manis sambil melambaikan tangannya.
"Woiii matiin speaker lo Ham Jinsik!" Teriak Sumin sekali lagi. "Hah? Apa? Gedein speakernya??" Balas Jinsik yang tidak begitu mendengar ucapan Sumin karna lagu Shut Down yang sedang disetelnya.
Kesal karena Jinsik tak mendengarnya. Secara mengejutkan Sumin melompat dari balkonnya ke balkon Jinsik yang untungnya jarak balkon keduanya memang tidak begitu jauh jadi Sumin bisa melangkah loncat untuk memasuki daerah balkon Jinsik.
"Hei! Sumin bahaya!" Seru Jinsik panik namun begitu Sumin mendarat dengan aman di balkonnya dia bernafas lega. Tak lama speaker yang sedang menemaninnya menjemur pakaian itu dimatikan oleh Sumin. Dan secara mengejutkan pemuda dengan wajah bantal itu mendekat kearah wajah Jinsik membuat Jinsik menahan nafasnya takut.
"Ham Jinsik-ssi, ini masih pagi dan lo udah karokean? Plis deh gue lagi tidur ya Jinsik? Jadi matiin speaker lo kalo enggak ya kecilin volumenya oke?" Ucap Sumin dengan nada rendah khas orang bangun tidur. Jinsik dengan takut mengangguk tanda mengerti lalu membiarkan Sumin menjauhi wajahnya dan kembali melompat menuju balkon apartemen nya sendiri.
"Gila! Jantungku!" Batin Jinsik.
.
.
.
.
.
.
"AHH BOSANNYA!" keluh Jinsik sedikit berteriak. Kini kegiatannya hanya menonton tv sambil memakan beberapa cemilan namun tak ada acara tv yang seru baginya.
"Harus kah aku mengunjungi Sumin?"
"Tidak tidak, tadi terdengar pintu apartnya terbuka yang menandakan dia pergi dan belum ada tanda tanda dia sudah kembali sampai sekarang..."
"Haruskah ku berkeliling lagi? Tapi sendirian? Gapapa deh daripada bosen dirumah" monolognya dan akhirnya mengambil jaketnya yang tergantung di dekat pintu memutuskan untuk keliar sambil berjalan jalan.
Di acara jalan jalan sendirinya di sore hari itu Jinsik memperhatikan orang orang yang berlalu lalang. Ada yang pulang sekolah, pulang bekerja, ada yang sambil bercanda canda dengan teman sebayanya ada juga yang sambil menelfon seseorang dengan raut wajah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Next Door - SuSik
Teen FictionChoi Sumin yang biasa hidup dalam keheningan, hampa dan memiliki kehidupan yang datar mendadak berubah semenjak kedatangan tetangga barunya yang bernama Ham Jinsik. "Berisik bangsat, matiin speaker lo!" - Choi Sumin. "Hah? Apa? Gedein speakernya??"...