Yi Zhize menemukan kunci mobil candangan di laci kantor.
Karena dia akan mengambil mobilnya di gunung An He, sore ini dia meninggalkan pekerjaan lebih awal.
Naik taksi ke kaki gunung dan kemudian pulang, membutuhkan banyak waktu untuk bolak-balik.
Saat dia sampai rumah, bintang-bintang sudah bersinar.
Hari ini tanggal 30 September.
Itu awalnya adalah hari ulang tahunnya.
Tapi sejak ibunya meninggal, dia tidak lagi berulang tahun.
Dia membeli beberapa makanan di toko roti dilantai bawah. Ini adalah makan malamnya.
Tidak disangka, surat aneh muncul lagi di pot tanaman di depan pintu rumah.
Di amplop putih yang polos, ada karakter merah cerah yang mengukir namanya.
Foto-foto pemandangan jalanan di jalan Lijing kembali teringat. Napas Yi Zhize sedikit bergetar, di menatap surat itu untuk waktu yang lama. Akhirnya, dia mengumpulkan keberanian untuk mengeluarkannya.
Dia memegang surat ditangan kiri. Itu sebenarnya sangat ringat, tapi entah kenapa terasa seberat seribu pound. Membuka pintu biasanya sangat mudah, tapi dia telah gagal dua kali berturut-turut.
Baru untuk ketiga kalinya kunci dimasukkan dengan kuat kedalam lubang kunci.
Saat dia memasuki rumah, dia bahkan tidak punya waktu untuk mengganti sepatunya. Yi Zhize duduk di sofa dan meletakkan surat itu di depan matanya.
Tidak ada prangko, tidak ada nama pengirim. Jelas seseorang menaruhnya disana dengan sengaja.
Siapa?
Kenapa dia melakukan semua ini?
Yi Zhize perlahan menutup matanya, mencoba mengingat kejadian masa lalu yang sengaja dia lupakan.
Dia mengingat beberapa adegan dari masa kecilnya, orang atau apapun yang datang dan pergi.
Seperti ribuan mimpi tengah malam, selalu hanya ada fragment.
Tidak ingat.
Tidak bisa mengingatnya.
Perasaan marah dan cemas segera menguasai dirinya, dan sakit kepala hampir mencabik-cabiknya. Mata Yi Zhize memerah, seolah-olah dia berperang dengan dirinya sendiri. Dia menggigit bibir bawahnya dengan erat dan merobek segelnya, tidak meninggalkan apapun di dalamnya.
Hanya ada satu catatan.
Hanya satu kalimat:
Kau lah yang membunuhnya.
Kata-kata sederhana seperti itu, tapi itu dengan mudah merobek sarafnya yang paling rapuh dan sesitif.
Wajah Yi Zhize seketika memucat, seperti ada ribuan semut dan serangga yang makan di kedalaman ingatannya. Rasa sakit yang membuatnya mati lemas seperti siksaan tanpa akhir di api penyucian.
Dia membuka kancing dasinya, dan melepas mantelnya. Pembuluh darah berdenyut di pelipisnya.
Memasukkan catatan itu kembali ke dalam amplop, menggenggamnya erat-erat, dan pergi ke kamar mandi dalam cahaya redup.
Tidak ada lampu yang menyala.
Dia membuka lemari paling kanan diatas cermin, dan mengeluarkan korek api dari dalam.
Dengan tangan yang gemetar kuat, dia mengangkat amplop, dan menyalakan api. Lidah api berwarna mawar, menari dimalam hari.
Dibawah api, semua direduksi menjadi bara abu-abu, jatuh ke wastafel yang putih bersih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Psychotherapy by Dr. Ou
Ficción GeneralYi Zhize, seorang pengacara elit yang lulus dari Universitas Ilmu Politik dan Hukum yang terkenal, sangat diminati di lingkaran hukum Kota A. Dia tampan dalam penampilan, indah dalam bisnis, elegan dalam selera, tetapi acuh tak acuh dan dingin dalam...