Angin sore kini berhasil menyapu seluruh bagian wajah gadis penuh luka dengan satu satunya laki laki kepercayaannya. Senyumannya tidak pernah lepas dari wajahnya, bahkan udara yang cukup dingin saat ini tak membuatnya beranjak dan memilih pergi dari sana.
Tapi entah bagaimana bisa, di dalam ruangan umum ini. Cella merasa hawa hangat di sekujur tubuhnya, seolah rangkul dari Raka sangat berarti.
Cella menaiki tangga cafe itu dengan menyandang tas ranselnya. Raka salah fokus kepada gantungan kunci yang ia beri ke Cella istirahat tadi, dengan sontak Raka merangkul bahu Cella.
"Katanya nolak ko tetap dipake."
"Hah? apaan sii."
Raka menarik gantungan itu dihadapan cella sambil tersenyum.
"Hehe lucu soalnya" kekeh Cella sejenak.
Baru saja Cella menaiki anak tangga terakhir, Raka langsung menarik lengan Cella kembali ke anak tangga sebelumnya, yang karena hal itu membuat Cella tersandar di tubuh Raka.
"Lo kenapa si lepasin gw anjir gw berat," ucap Cella yg berusaha melepaskan dirinya dari sandarannya di tubuh Raka.
"Haish," oceh Raka "lo ngomel mulu tuh lihat kakak lo sama temen temennya," ucap Raka sambil menunjuk keberadaan Laura.
"gimana gue mau liat, gue aja lu pegangin gini lepasin," Raka melepaskan cella namun baru saja cella ingin melihat, lengan cella sudah ditarik lagi oleh Raka.
"Udah mending kita cari cafe lain aja disini ga aman" Raka memberhentikan langkah kakinya dan melepaskan lengan tangan Cella.
"Gw baru liat udah lu tarik aja, eh... oh iya gimana kalo kita dikira pacaran terus masuk berita sekolah lagi" Ucap Cella panik.
"Udh jangan banyak omong mending kita pergi pake motor gue," Raka kembali menarik Cella.
"Tunggu...gue bisa aja diliat dari atas apalagi kita pake seragam sekolah" Cella memberhentikan langkahnya.
"Aish bener juga" keduanya terdiam berpikir. Raka berpikir keras dan mengambil helm nya lalu memasangkannya kepada Cella. Dengan cepat Raka menarik Cella keluar dan menyalakan motornya.
Cella terdiam sejenak melihat Raka yang sibuk menyalakan motornya "Ini beneran lu bonceng gw?" ujarnya setelah itu.
"Kok ada ya cowo yg sebaik ini sama gw" batin Cella bertanya tanya.
"Ya iya lah emang lo mau jalan kaki? udah ayo naik" ujar Raka selalu saja bergegas.
Tanpa kata tapi Cella langsung menuruti perkataan Raka.
**🌷🌷🌷**
Sesampainya di cafe yang telah Raka pilih, mereka langsung memesan sesuatu dan belajar di lantai dua atau roof top cafe itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Way home (Terbit)✓
Novela JuvenilAntara jalan pulang atau jalan kematian yang akan memilihku untuk pergi. Berbagai warna bunga tulips dirangkai dalam satu ikatan tak sama seperti kita yang tak menyatu dalam satu ikatan. Jalan pulang. Ketika aku merasakan yang tak sama diantara kita...