Cella sudah siap menggunakan pakaian terbaiknya, ia menghampiri bu Nur memberikan nasehat agar tak pulang malam, Cella keluar dari gerbang rumahnya berjalan hingga depan dan kebetulan panggilan masuk dari Raka menampilkan di tampilan handphone Cella.
Cella mengangkat telepon itu sambil berjalan ke gang depan dengan sandal santainya yang berwarna putih itu.
"Gw udah didepan lo dimana" Suara dari ponsel itu.
"Iya sabar gw lagi lagi jalan buat kesana" Ucap Cella dengan mendekatkan speaker ponsel ke daun telinganya.
"Yaudah kalau gitu gw tunggu" Ucap Raka dengan mematikan telfon itu.
Terlihat bagi Cella Raka dari kejauhan yang tersandar di motornya dengan baju kaos sebagai atasan, Cella bergegas menghampiri Raka.
"Wih cepat banget gw kira setengah jam lagi gw nunggu" Ucap Raka yang berdiri dari sandarannya dihadapan Cella.
"Ya kaga kan gw udah bilang udah jalan" lirih Cella.
"Yaudah ayo berangkat" Ucap Raka dengan mengeluarkan kunci motor dari sakunya
"Kok lo bawa motor segede ini?" Cella terdiam memandangi Raka
"Kenapa emangnya" Bingung Raka
"Gw pake dress ka"
"Yaudah kenapa emang kalo pake dress" Ucap Raka seolah olah tidak tau apa apa
"Ga peka lo ka, ya ntar paha gw keliatan lah!" Seru Cella
"Bukan itu maksud gw la, lo kan bisa duduk miring" Gumam Raka
"Motor lo tinggi" Ucap Cella dengan cueknya
"Bukan motor gw yang tinggi lo aja yang pendek" Ucap Raka dengan mengelus puncak kepala Cella
Cella dibantu naik ke atas motor Raka dan Raka mulai melajukan motornya.Suara angin yang berisik menghebohkan diantara keduanya, karena Raka yang mengemudikan motornya dengan sedikit mengebut.Matahari yang sedikit terik menyinari keduanya.
5-8 menit kemudian mereka datang dihalaman rumah Raka.Raka memberhentikan motornya dan menyuruh Cella turun terlebih dahulu dengan menurunkan motornya ke kiri sedikit, Raka menyuruh cella agar masuk karena keluarganya sedang masak.
Saat Raka berjalan ingin membuka pintu rumahnya tiba tiba Cella memegangi lengan Raka dan berbicara menatap Raka "Gw takut ka...gw pulang aja ya" Ucap Cella berbicara dengan sedikit gugup.
"Baru juga nyampe Cella...ga usah takut keluarga gw baik kok" Ucap Raka dengan menenangkan Cella
Cella yabg hanya menuruti perkataan Raka itu hanya menunduk berjalan mengikuti kemana Raka pergi.
"Bunda nih Cella udah nyampe" Ucap Raka menghampiri bundanya di dapur, Cella yang merasa terpanggil oleh Raka itu hanya berjalan canggung dibelakang Raka.
"Yaudah, Cella sini sini duduk dulu, gimana sih bang ga disuruh dulu ceweknya duduk" Ucap bunda Raka dengan menepuk kursi meja makan di dapur "Udah bang sana mandi dulu malu ih" Ucap bunda Raka lagi.
Namun Cella hanya tersenyum menatap Raka seolah olah sedang meledeknya "Eh tapi kok ceweknya? ah.. ngapain mikir begituan mungkin teman ceweknya kali" Batin Cella yang masih berpikir positif.
"Eh iya Cella kamu udah berapa lama sama Raka?" Tanya bunda Raka
"Eh berapa lama temenan maksud tante?" Ucap Cella bingung
"Aduh kok temenan sih maksud bun.." Ucapannya terpotong
"Bun jangan nanya kek gitu, ga enak sama Cella kan Cella baru datang" Teriak Raka dari dalam kamarnya
"Jadi bunda ga boleh nanya begini nih.." Ucap bunda raka dengan tersenyum
"Jangan dulu bun" Ucap Raka lagi
"Oke kalau gitu, bunda suruh Cella bantu masak ya" Tanya bunda Raka
"Yaudah bun kalo dia bisa" Teriak Raka
"Sialan lo ka, meremehkan gw lo awas lo nanti ya" Batin Cella
"Yaudah Cella bisa masak?" Tanya bunda Raka lagi
"Oh iya bisa tante" Ucap Cella canggung
"Yaudah kamu bantuin ya...kamu mau masak apa aja boleh biar bunda aja yang masak sayurnya" Jelasnya
"Iya tante, tapi gapapa kalo masak apa aja tante?" Tanya Cella
"Iya gapapa liat aja kulkas apa yang bakal kamu bikin, eh tapi jangan panggil tante terus panggil bunda aja" Ucap bunda Raka memegangi lengan Cella dan tersenyum kearah Cella
"Ga Enak Cella tante" Ucap Cella dengan sedikit tertunduk
"Gapapa kan bunda yang suruh" gumam bunda Raka
"Iya tan.. eh iya bun, Cella mulai ya masaknya"
"Iya santai aja" Lirih bunda Raka
Cella mulai membuka kulkas rumah Raka, ia menemukan ayam beku yang ada didalam freezer, Cella menanyakan kembali kepada bunda Raka apakah ayam itu bisa ia masak dan tentunya jawab bunda Raka bisa.Cella mengumpulkan bumbu bumbu yang akan ia gunakan untuk memasak ayam diatas meja makan dapur.
Seperti daun bawang,bawang merah, daun jeruk sebagai pengharum dan bumbu bumbu lainnya, Cella mulai menyalakan api kompor dan memanaskan minyak untuk menggoreng ayang yang tadinya sudah ia potong kecil kecil.
"Bunda tamu tamu yang lain mana?" Tanya Cella
"Oh ada, lagi dikamar masing masing dan ada yang belum datang Cella" Jelas bunda Raka
"Jadi nanti rame ya bun" Tanya Cella lagi
"Iya nanti kita makan didepan ya" Ucap bunda Raka
"Hehe bukan gitu bun kalo rame nanti Cella masaknya agak banyak gitu" Ucap Cella dengan canggung
"Iya gapapa, masak aja yang banyak kapan lagi bunda bisa makan masakan menantu bunda" Ucap bunda Raka dengan tersenyum
"haha bunda bisa aja" Ucap Cella dengan malu sembari membalikkan ayam yang ia goreng
"Duh kok menantu sih.." Batin Cella dengan malu
Tak lama sesudah Cella menggoreng ayam, datang Raka rambutnya yang masih basah dan handuk di bahunya
"Stt..bun CellA gimana" Ucap Raka didepan pintu dapur, sedikit membisik kepada bundanya yang sedang memotong wortel, bunda raka hanya menggelengkan kepalanya ke kiri sedikit menunjukkan keberadaan Cella.
Cella yang sibuk memblender bumbu itu dikagetkan oleh Raka yang ia tepuk bahunya dari belakang "Baa" ucap raka dengan pelan
"RAKA!" seru Cella yang kaget yang walau ia tau itu Raka reflek melihat kebelakang
"Masak apa nih kok wangi" Ucap Raka dengan mengganggu
"Yak Raka rambut lo masih basah, airnya netes netes ke lantai nanti ada yang kepleset, keringkan dulu sana" Ucap Cella mematikan blendernya dan melempar handuk ke atas kepalanya yang ada di bahunya itu.
"Abang...jangan kebiasaan ntar Cella nya kepleset" Ucap Bunda Raka mengomel
Annyeong guys sampe situ dulu
maafkan typo ya guys
Happy 500+ pembacasampai ketemu di bab selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Way home (Terbit)✓
Fiksi RemajaAntara jalan pulang atau jalan kematian yang akan memilihku untuk pergi. Berbagai warna bunga tulips dirangkai dalam satu ikatan tak sama seperti kita yang tak menyatu dalam satu ikatan. Jalan pulang. Ketika aku merasakan yang tak sama diantara kita...