Tayang lagi hari ini chapter 3!!! Jangan lupa menjejak dan mohon maklumi typo yaaa😂😍
Happy reading!!!😚😚
***
Wajah teduhnya terus mengulas senyum dari bibir yang semakin hari semakin pucat itu. Kendati demikian, senyuman itu masih tampak begitu indah karena lengsung pipinya begitu menghias dengan apik sehingga ini tak mengurangi kadar keindahan senyumnya. Tangan kurusnya terangkat untuk menyentuh pipi seorang pemuda yang wajahnya tampak muram.
"Kau kenapa memasang ekspresi sedih begini? Senyum dong... kau akan tampan saat tersenyum," ungkapnya.
"Bagaimana aku bisa tersenyum lepas di saat keadaanmu seperti ini? Hyung... kau harus selalu menemaniku, ya? Awas saja jika kau berani untuk pergi," ucap si pemuda yang berwajah mendung.
"Hae~yaa... Kau ini bicara apa, sih? Hyung ada di sini menemanimu. Kalaupun nanti Hyung tidak bisa bersamamu lagi, ya kau harus menerimanya karena kau sudah dewasa dan kan masih ada Appa yang menemanimu."
"Appa bahkan tidak peduli padaku, Hyung. Aku sampai lupa kapan terakhir merasakan pelukan darinya? Seingatku saat aku masih kecil. Setelah Eomma pergi, apa begitu cuek dan semakin hari semakin dingin saja. Dia tidak akan bisa sepertimu sekalipun dia adalah ayahku sendiri, Hyung." Hae, atau Donghae nana lengkapnya itu kini tengah berkeluh kesah pada sang kakak yang terbaring di ranjang pesakitan sejak beberapa hari lalu.
"Teukie Hyung..."
Elusan sayang itu mendarat di kepalanya, "sudah kau tak perlu banyak berpikir begitu. Meski sikap Appa padamu demikian, Hyung yakin beliau masih menyayangimu karena biar bagaimanapun kau adalah darah dagingnya. Hyung juga minta padamu, seburuk apapun sikapnya padamu, kau jangan membencinya ya, Hae? Karena kalau tak ada Appa kau tak akan ada di dunia ini."
"Sekuat yang Hyung bisa, Hyung pasti akan menemanimu di sini, Hae. Jadi kau tak usah takut, ya..." ucap Leeteuk menenangkan.
Berkat kalimat panjang nan menenangkan itu Donghae bangkit dari duduknya untuk memeluk sang kakak erat nan lembut takut akan menyakitinya. Memang hanya Leeteuk yang bisa mengerti dan membuatnya tenang. Dia tidak pernah mendapatkan hal ini dari orang lain.
“Tetaplah bersamaku di sini, Hyung.”
...
“Appa-”
“Diam. Aku tak ingin bicara denganmu, aku ingin istirahat.”
“Appa... Kenapa kau selalu begini padaku? Aku hanya ingin bicara sebentar denganmu.”
“Kau masih tanya kenapa? Ya karena aku membencimu. Aku benci fakta bahwa aku adalah ayah dari anak tak berguna sepertimu. Ya, kau benar-benar tak berguna bahkan dulu ibumu mati karena menolongmu yang hampir tenggelam saat kecil. Seharusnya kau memang tidak pernah lahir ke dunia ini karena kehadiranmu hanya merusak kebahagiaanku.”
“Appa...”
...
Sreleek..
Gorden di kamar berwarna putih itu dibuka menghasilkan cahaya matahari khas musim dingin sedikit menembus kamar di mana pada ranjang itu masih terdapat seorang pemuda yang tertidur dengan wajah seperti menahan sakit. Siapa lagi jika bukan Donghae yang beberapa hari ini tidak pernah absen dari siksaan yang menyambanginya. Karena suara nyaring yang ditimbulkan tadi, diapun terbangun dan mendapati seorang pria tinggi di hadapannya.
YOU ARE READING
Torment On Protect
FanfictionRate : 20+ Warning!!! Jangan terkecoh dengan banyak kalimat ambigu di cerita ini. ... Bagaimana jadinya jika si sandera justru merasakan hal yang lain dari si penyanderanya? Wajarkah jika kemudian ada ikatan psikologis yang positif dari si korban pa...