2-The Villainess Princess

1.4K 288 49
                                    

Buku-buku tebal, memenuhi pergelangan tangan. Begitu tebal hingga tidak banyak orang ingin membacanya, bisa di tebak dari debu yang menempel tidak kalah tebalnya.

Sedikit kesulitan, tapi nyatanya buku-buku pilihan yang di ambil mendarat dengan baik di salah satu berukuran panjang perpustakaan keluarga.

Sakura mendudukkan dirinya, memegang salah satu buku yang dibawah dan meniup, tidak begitu pelan dan berhasil membuat debunya terbang ke sekitar.

Buku politik.

Semua judul buku di sana, memuat pengetahuan politik. Tidak, dia tidak ingin terjun ke bidang itu. Setidaknya, tidak secara terus terang.

Membuka dengan perlahan, buku dengan judul The political provisions of the uchiha empire. Menjadi pilihan pertama.

"Ini akan jadi hari yang panjang."

~~~~~~~~~~~~~~~~

"Nona saintess, hati-hati!" Biarawati berteriak, pada perempuan yang berlarian bebas di koridor kuil.

"Iya-iya!" Hyuuga Hinata, menyahuti.

Langkah kakinya begitu cepat, menelusuri koridor menuju tempat tujuan. Saintess terhormat, dengan gaun panjang warna putih mengambil atensi banyak orang.

Bibir tersenyum, Hinata semakin mempercepat langkah saat melihat pintu di ujung lorong. Tidak cukup lama, hingga menyentuh gagang pintu dan membukanya.

"Saintess...?" Paus agung, pemimpin kuil berdiri dari kursi saat melihat siapa yang datang ke ruangan secara tiba tiba.

Tubuh membungkuk, mata menyipit. Hinata tersenyum. "Paus, hari ini kita akan ke kediaman Arcduke Haruno kan?"

Nada senang, kentara terdengar. Membuat paus Jiraiya memandang pada Naruto--ksatria suci, yang berada juga di ruangan.

"Nona saintess," ucap Naruto, membuka suara.

Maju beberapa langkah, dia memakai baju zirah. "Anda tidak akan ikut dalam kunjungan ini," sambungnya, sesuai keputusan.

"Apa?" Spontan, Hinata bertanya.

Jiraiya, menghela nafas. "Arcduke Kizashi tidak mengelola dokumen tentang adopsi anda saintess."

Netra Hinata memandang tidak percaya, itu artinya pihak Arcduke menolak adopsinya. Tapi, bagaimana mungkin? Seharusnya, tidak begini.

Tangan terkepal, dia diam sejenak memandang lantai tempat dimana kaki berpijak. "T-tapi, aku mendapatkan Oracle dari dewi."

Raut wajah kaget, memenuhi ekspresi ksatria suci dan paus. Keduanya, mendekat pada saintess dengan cepat.

"Saintess, kau sungguh mendapat Oracle?" Uzumaki Naruto, bangsawan keturunan Duke membuka suara.

Bibir membentuk senyum seringai, Hinata. Dia mengangguk pelan sebagai respon.

Jiraiya mendekat, memegang bahu perempuan dengan wangi lavender dihadapannya. "Apa isi dari Oracle-nya saintess?"

Turunnya ramalan dari dewa dewi yang di anut oleh sebuah kuil, disebuah Oracle. Ramalan, yang turun melalui sebuah mimpi pada Saintess.

Menelan salivanya, gugup. Hinata menggenggam kedua telapak tangannya di depan dada.

"Oracle dewi mengatakan, aku harus di adopsi keluarga Arcduke untuk menghilangkan kegelapan dari dunia," jawab Hinata, berbohong.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Surai merah muda bergerak sesuai pemiliknya, yang berlarian di taman penuh dengan bunga bernada sama, dan memiliki nama yang sama dengannya.

Sakura.

The Villainess Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang