BC : Izin

93 5 0
                                    

-Chapter 06-

Malam harinya, Melannie sudah siap dengan mini dress hitam dengan rambut yang di ikat kelabang.

Di lehernya terikat sebuah scarf berwarna hitam dengan bermotif  gambar rubah dan terdapat inisial namanya yang digambar dengan warna silver juga sebuah simbol khusus yang hanya dimiliki oleh ketua, scarf itu adalah tanda bahwa dia adalah bagian dari Foxy Lady.

"LAN ADA TEMEN LO NOH" teriak Nadine kencang, setelahnya terdengar suara pintu kamar tertutup.

Melannie meraih tasnya, ia memasukkan beberapa macam make-up miliknya, seperti bedak, lipcream dan lipbalm juga tidak lupa parfume.
Jangan disangka ketua FL ini tomboy, itu sudah pasti salah besar, karena si Leader satu ini adalah cerminan dari princess disney di dunia nyata. Hanya perilaku nya saja yang sedikit random.

Melannie berjalan keluar dari kamarnya, ia berjalan menuruni anak tangga rumahnya dengan heels hitam 10 cm miliknya. Menciptakan sebuah suara khas yang membuatnya menjadi pusat perhatian mereka yang ada dibawah.

"Mau kemana?" tanya Mahen galak, pria itu menatap sang putri dengan tatapan tajam.

Melannie tersenyum bodoh, "Ke Mall terus nginep dirumah Alen" jawabnya polos.

Mahen menatapnya tidak percaya, "Mana Avlenca?" tanyanya kemudian.

"Melan panggil Alen dulu ya" serunya kemudian langsung pergi menemui sang sahabat yang ada di ruang keluarga.

"Alen lo dipanggil Ayah gue" Alen langsung berdiri dan pergi setelah pamit pada Jhoanna yang memang ada disana.

Alen saat ini mengenakan mini dress yang juga berwarna hitam, dengan scarf yang mirip dengan Melannie sebagai hiasan di rambutnya.

Melannie kini duduk ditempat tadi sahabatnya duduk, ia menghela napas lega.

Jhoanna dan ketiga temannya terkekeh, "Gimana rasanya jadi Nadine, yang tiap mau keluar pasti di introgasi dulu?" ledek Jhoanna.

Melannie berdecak kesal menanggapi ledekan sang ibunda, sedangkan ketiga sahabatnya sudah tertawa disana.

Zerlyn dan Keyla kompak mengenakan mini dress berwarna putih, dengan scarf yang sama dengan milik Alen dijadikan pita untuk hiasan rambutnya. Sedangkan Netta mengenakan mini dress berwarna hitam dengan bagian lengan berwarna putih, ia juga mengenakan scarf miliknya pada leher seperti Melannie.

Scarf milik anggota inti, ketua, juga anggota berbeda. Milik inti hanya bergambarkan rubah berwarna emas dengan inisialnya masing-masing, sedangkan anggota biasa hanya terdapat gambar rubah saja yang berwarna putih.

"Lo bisa keluar rumah Key" celetuk Melannie yang melihat kehadiran gadis itu.

Keyla mengibaskan rambutnya kebelakang, "Gue gitu loh" sombongnya.

Melannie berdecih sedangkan Netta dan Zerlyn menyingkir dari sisi gadis itu, mereka juga memberikan tatapan geli.

Jhoanna hanya terkekeh melihat drama didepan matanya, ini adalah kali keduanya berbicara dengan sahabat dari anak gadis bontotnya.

Alen berjalan mendekati mereka, dibelakangnya terdapat Mahen juga Arzen yang mengikuti.

"Udah?" tanya Melannie tanpa suara pada Alen, Alen menanggapinya dengan anggukan samar.

"Kalian jangan terlalu lama di Mall" seru Mahen yang membuat mereka semua kompak mengangguk.

"Yaudah sana pergi" usir nya dengan nada datar.

"Oke, ayo guys Ayah gue udah ngusir kita" Melannie berdiri ikuti ketiga sahabatnya.

Mereka berjalan keluar setelah berpamitan pada ketiga orang itu, "KITA PARTY COY" teriak Melannie yang disusul oleh seru mobil yang mulai menjauh.

Mahen melotot,"Dasar anak nakal" gumamnya sembari berjalan untuk duduk disebelah istrinya.

"Kamu mau kemana rapih gitu?" tanya Jhoanna ketika melihat penampilan putranya.

"Main sama anak-anak" jawabnya singkat, ia kemudian berpamitan pada kedua orang tuanya.

"Jangan terlalu larut" seru Ayahnya yang hanya dibalas anggukan oleh Arzen.

Lelaki itu berjalan pergi menuju pintu utama, dan menghilang di setelah tertutupnya pintu besar tersebut.

"Kenapa anak kita yang dua itu pada aktif jalan malem, tapi yang satu itu selalu dikamar nya ya?" tanya Jhoanna heran bercampur bingung pada sang suami.

Mahen mengedikkan bahunya acuh, Jhoanna berdecak melihat ketidak pedulian suaminya. Namun ia kemudian menghela napas ketika ingat jika suaminya memang seperti itu.

❆❆❆

"Beneran mau ke Mall?" tanya Zerlyn sembari mengoleskan lipbalm pada bibirnya.

"Ngapain?" tanya Netta bingung.

"Loh tadi Om Mahen bilang ke Mall"

Netta menoyor pelan kepala sahabatnya itu, "Itu cuma alesan tolol, lagi pula kalo kita beneran ke Mall yang ada kita gak jadi ke sirkuit" kesal Netta.

Zerlyn meringis, "Ya santai dong!" balasnya dengan tak kalah kesal.

"Brisik lo pada" Keyla yang ada diantara mereka berdua pun jadi ikut kesal.

Seharusnya tadi ia membawa mobil masing-masing saja, diluar perkiraan BMKG emang.

"Rey kasih kabar tadi, katanya yang turun Jav sama Luke" ucap Alen sembari berfokus pada kemudi, ia hanya melirik kecil pada sang ketua.

Melannie mengangguk, "Udah ketebak sih, para cupu itu pasti bakal numbalin mereka duluan" Melannie terkekeh mendengar ucapannya sendiri.

"Cupu gitu juga nomer satu Mel" seru Keyla.

Melannie mengangguk lagi, "Maka dari itu kita harus setara sama mereka"

"Lah? Bukannya udah?" tanya Netta heran.

Hanya gelengan yang didapat Netta dari Alen, bukan Melannie karena gadis itu kini tengah mengoles lipbalm pada bibirnya.

"Kita memang yang pertama, tapi dulu sebelum geng ini hiatus karena masalah itu" jawab Zerlyn.

Netta mengangguk mengerti, memang kejadian itu sangat menyesakkan bagi mereka semua.

Kejadian menyesakkan yang merupakan mimpi buruk dari seluruh geng, dan sialnya mereka pernah merasakannya. Kehilangan pemimpin disaat yang sangat tidak baik, kehilangan sosok pemimpin disaat mereka tengah diinjak itu bukanlah sesuatu yang menyenangkan.

○◔◑◕●◕◑◔○

Bad Couple  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang