BC : Sekolah

201 4 0
                                    

-Chapter 01-

Hari ini adalah hari pertama Melannie bersekolah di sekolah barunya, sekolah baru yang juga adalah sekolah milik keluarganya. Akan sangat menantang jika melakukan kenakalan dikandang sendiri, kan?

Melannie berjalan menuju kearah meja rias nya, ia menatap wajahnya dari kaca itu. Terlihat matanya yang memiliki kantung tipis disana. Wajarkan saja, karena selama lima hari ia kembali dirumahnya ini, ia hanya mendapat porsi tidur yang sedikit. Singkatnya, ia tidak bisa tidur.

Ia mengoleskan sedikit concealer dibawah kedua matanya dan diratakan, tak lupa ia menggunakan bedak tipis juga lipbalm pada bibirnya yang memang sudah pink alami.

Tok.. Tok.. Tok..

Melannie melirik sekilas kearah pintu, dan sedetik kemudian kembali melanjutkan kegiatannya pada wajah.

"MELANNIE BANGUN LO! HARI INI HARI PERTAMA LO SEKOLAH" teriak seorang perempuan dari balik pintu kayu itu.

Melannie menghela napas, ia tetap melanjutkan kegiatannya. Kini ia tengah menatap rambut panjangnya, bingung ingin ia biarkan saja atau diikat menjadi satu.

Brak.. Brak.. Brak..

"MELANNIE CEPET BANGUN ATAU GUE PANGGIL BUNDA BUAT BANGUNIN LO!" teriak perempuan itu lagi, kini teriakannya disertai sedikit ancaman.

Melannie berdecak, ia bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat kearah pintu. Ia membukanya dan menatap perempuan dihadapnya dengan tatapan tajam.

"Berisik!" ucap Melannie singkat kemudian kembali membanting pintu kamarnya.

BRAK

Sedangkan perempuan itu terbengong di depan pintu kamar adiknya, lima detik setelahnya ia mengerjakan matanya beberapa kali.

"SIALAN LO! CEPET TURUN SARAPAN TERUS BERANGKAT" lagi, perempuan itu kembali teriak namun kali ini sembari berjalan menjuhi pintu kamar Melannie.

"BERISIK NADINE!" balas Melannie yang sepertinya sudah sangat muak.

Sedangkan diluar, Nadine terkekeh geli mendengar teriakan adik kembarnya.

❆❆❆

Melannie berjalan menuju ke meja makan, ia sudah siap dengan segala macam barang bawaannya. Tas berisi sebuah buku juga sebuah bolpen.

Ia duduk di sisi sangat saudari kembar yang sudah sedari tadi menatapnya dengan senyuman mengejek, sehingga dengan kesal Melannie menampar pelan paha perempuan itu.

"Awh!" pekik Nadine terkejut, namun sedetik kemudian ia terkekeh geli.

Interaksi keduanya tak luput dari sorot tajam sang kakak tertua, Michael Arzen Radifan.

Sembari memainkan ponselnya, pandangan lelaki itu pun terkadang menatap kedua perempuan kesayangannya itu. Ia merasa bersyukur karena keduanya masih akrab seperti dulu, meskipun sudah terpisah selama hampir dua tahun karena Melannie yang ingin sekali merasakan tinggal sendirian.

Sedangkan diujung meja, Mahes--ayah mereka masih berfokus pada IPadnya tanpa merasa terganggu oleh kedua putri nya yang tengah cekcok kecil.

"Nih Rotinya, ayo sarapan dulu!" Jhoanna--ibunda mereka baru saja datang dengan membawa roti panggang dari arah dapur.

Mereka langsung diam, bersikap seolah mereka adalah anak baik yang tidak melakukan apapun sebelumnya. Semua itu hanya karena mereka tidak ingin melihat sang wanita dengan derajat tertinggi itu mengamuk dipagi hari yang cerah ini.

Sarapan berjalan dengan aman dan tentram, sampai setelah sarapan itu selesai. Satu persatu dari mereka pamit untuk pergi duluan karena sebuah alasan yang tidak penting, seperti membantu satpam membuka gerbang dan membantu ibun kantin menyiapkan makanan.

Tersisa hanya Sang ibunda, ayahnya dan juga Melan yang msih menikmati rotinya di meja makan.

"Kau tidak ikut kabur seperti kedua saudaramu itu?" tanya Jhoanna heran.

Melannie menaikkan bahunya acuh, "Bun aku mau bawa rotinya juga buat nanti, boleh?" tanya nya tanpa menjawab pertanyaan sang ibunda.

Jhoanna mengangguk, setelahnya memanggil salah seorang art untuk mengambilkan kotak makan.

"Tumben" celetuk Aang ayah.

"Berbuat nakal juga butuh tenaga dan Ridho orang tua yah" seru Melannie asal, mana mungkin ada yang seperti itu.

Mahes berdecih, "Dasar" mengapa sifat putrinya ini sangat mirip dengannya, padahal dari bentukan fisik sangat mirip dengan istrinya.

"Ambil ini dan sana ke sekolah, ini hari pertama mu jangan berbuat masalah!" seru sang Jhoanna yang dibalas anggukan mantap oleh Melannie.

Gadis itu memasukkan bekal nya kedalam tas dan berpamitan untuk pergi, "Aku berangkat dulu Bun, Yah.. Jangan rindu~" ujarnya sembari berjalan menuju ke pintu utama.

Jhoanna menghela napas sembari menggeleng kecil, "Haish.. Anak satu ini, kenapa sifat jelek ayahnya turun ke kamu sih nak" lirihnya nun msih dapat didengr sang suami.

Mahes mendelik mendengarnya, namun ia tak berani menjawab karena urusannya akan sangat panjang nanti.

❆❆❆

Sebuah mobil sport berjenis Bugatti La Voiture Noir hitam terparkir apik di parkiran depan SMA Sanjaya. Entah bagaimana awalnya, padahal nama keluarga mereka adalah Radifan, namun nama sekolah ini malah Sanjaya.

SMA Sanjaya adalah salah satu sekolah Swasta terbaik sepulau Jawa, ah tidak itu berlebihan hanya terbaik se Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.
Jadi maklum saja jika nanti didalamnya akan berisi makhluk dari berbagai daerah yang berbeda.

Melannie keluar dari mobil sport tersebut dengan kacamata hitam yang menghiasi wajah dinginnya, sehingga membuat aura milik gadis itu menjadi lebih pekat.

Ia berjalan melewati koridor sekolah dengan diiringi tatapan memuja juga iri dari murid sekolah itu, sebenarnya tatapan itu ia dapat sejak saat ia turun dari mobilnya sih.

Ia berhenti didepan pintu kepsek, dengan santai ia masuk kedalamnya tanpa perlu mengetuk pintu jati tersebut.

Kedatangan tentu membuat sang kepsek gelagapan, ia langsung berdiri dan sedikit membungkuk guna menyambut anak dari pemilik sekolah.

"Kelas gue dimana?" tanya Melannie dingin, ia bahkan belum melepaskan kacamatanya.

"Sebelas IPS satu nona" jawab kepsek tersebut, Melannie mengangguk dan berbalik badan.

Namun saat sudah melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut, ia kembali melirik kepsek yang masih pada posisinya itu dengan tajam.

"Jangan beri tahu identitas gue sama seluruh yang ada disini, atau lo gue aduin ke ayah" setelahnya Melannie kembali melangkah pergi tanpa bersusah payah untuk menutup kembali pintu tersebut.

○◔◑◕●◕◑◔○

Chap buat cek ombak finish~~
Apakah menyenangkan? Pasti ngga kan? Haha~~

Bad Couple  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang