10. Jerry dan Kalya

3.7K 592 71
                                    

Malaaaaam!!! Keasikan drakor nih sampai males update wkwkwk
.
.
.

Malam ini Jerry mengajak Kalya pergi bertemu teman-temannya seperti yang sudah Jerry katakan sebelumnya. Mereka memutuskan akan berkumpul di restoran dan memesan tempat privat di lantai paling atas. Bukan apa-apa, Jerry hapal dengan suara, dan tingkah para sahabatnya yang berisik, apalagi mereka juga membawa istri masing-masing, akan sangat mengganggu orang lain apabila mereka memesan meja yang umum. Di restoran, para sahabat Jerry sudah lebih dulu sampai ada Saga dan Raya istrinya, Malik dan Oliv, Gibran yang datang sendiri karena istrinya tidak bisa meninggalkan anak kembar mereka, dan yang terakhir datang Jerry dan Kalya. Begitu melihat Kalya, Gibran spontan berdiri. “Lho Kalya?”

“Eh Pak Gibran?”

Gibran dan Kalya bersalaman. Sementara Jerry dan yang lain memasang tampang bingung. “Lo kenal Kalya Gib?”

“Anjir kenal banget lah. Pantes pas denger nama Kalya lo sebut tuh gue gak asing Jer. Udah deh sama yang inimah gue restuin.”

“Bentar dulu, main restu restuin aja. Kalian bisa kenal di mana?” Jerry masih kebingungan.

Gibran tertawa. “Lo inget gak sih gue pernah cerita soal Barro Hotel yang sempet ngadain kampanye dan itu sukses besar? Emang siapa orang dibalik layarnya? Kalya, dia orang digital media plannernya. Gara-gara dia agensi dapet kontrak ekslusif sama beberapa hotel ternama.”

Jerry melihat Kalya. “Jadi kamu sama Gibran sekantor Kal dulu?”

“Iya, pernah satu tim juga sebelum akhirnya Pak Gibran jadi direktur kreatif.”

“Bentar lagi dia mau diangkat jadi direktur eksekutif tuh Kal.” Saga menyahut.

“Oh iya Pak? Selamat ya. Pak Gibran emang cocok sih.”

Gibran tersenyum. “Belum tau Kal, Saga gak usah di dengerin.”

Perkenalan antara Kalya dan sahabat-sahabat Jerry berjalan lancar. Secara keseluruhan, para sahabat Jerry menyukai sosok Kalya. Wanita itu mudah berbaur, tidak canggung, bahkan Kalya langsung akrab dengan Raya dan Oliv. Ketiga wanita itu nyambung secara bahasan karena sama-sama menyukai drama kolosal, memakai jenis skincare yang sama, dan masih banyak kesamaan lainnya yang tidak disengaja. “Langsung cocok aja mereka bertiga.” Saga menunjuk para wanita yang asik berbincang dengan dagunya.

Jerry menarik gelas berisi jus dari bibirnya. “Syukur deh. Gue kira bakal susah mereka buat akrab.”

“Kalya orangnya asik juga sih Jer. Diajak ngobrol ini itu nyambung. Wawasannya keliatan luas.” Malik ikut berkomentar.

Jerry tersenyum bangga. “Makanya gue demen.”

“Tapi bener Jer, kalau sama Kalya gue gak ragu buat dukung lo. Kalya tuh anaknya baik banget, gak aneh-aneh, kerjanya tekun, mau dikasih masukan dan tiap hari tuh ada aja kemajuan di diri dia. Atasan mana coba yang gak demen punya anak buah kayak Kalya. Sampai dia jadi bahan omongan orang kantor saking kepakenya dia kalau ada event-event gede. Kalau gue gak salah denger juga malah Kalya keluar dari agensi gara-gara dikucilin sama yang lain. Kalau gue yang punya tuh agensi ya, gue tarik balik si Kalya buat kerja di sana, terus gue pecat orang-orang yang udah bikin Kalya keluar.” Gibran menceritakan pengalaman yang pernah dia rasakan selama bekerja dengan Kalya.

“Udah berapa bulan Mbak kandungannya?” Kalya mengusap perut buncit Oliv.

“Jalan lima. Gak sabar deh aku, bentar lagi launching babynya. Semoga mirip Xiaozhan.”

BAD JERRY [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang