Prolog

4.9K 75 0
                                    

Peringatan!!! MAIN PAIR JAGAT — JIZAN.

Semua yang ada di sini merupakan fiksi belaka berdasarkan ide dari author sendiri, jadi jangan di sangkut pautkan dengan dunia nyata ya. Tolong lebih bijak lagi, untuk tidak membawa cerita ini keluar dari Shin universe. Terima kasih dan selamat membaca semuanya.

Fiksi | Nswf | Bdsm | Lokal porn words| Blowjob | Handjob|Slut | Slamming | Abusive | Mental ilness |Mental disorder.

Prolog.

Jizan rasa, ia pasti akan menjadi orang gila sesungguhnya jika terus berlama-lama di tempat seperti ini. Sebab tidak peduli apapun yang dikatakannya, semua orang seolah bersikap tidak percaya dan menganggap dirinya benar-benar telah kehilangan akal sehatnya sendiri.

Ia tahu jika dirinya baru saja telah kehilangan calon istri yang sangat dicintainya, dalam kecelakaan hebat sesaat sebelum mereka berdua melangsungkan pernikahan. Tetapi bukan berarti hal itu akan membuatnya gila dalam artian tidak waras, ia hanya menjadi jauh lebih sensitif dan pemarah daripada biasanya.

Suatu hal biasa harusnya bagi keluarga ataupun orang-orang terdekatnya, mengingat dirinya memang selalu seperti itu sejak dulu. Ia hanya menginginkan waktu untuk sendiri jauh lebih lama, karena tentu saja rasa kehilangan seseorang yang hampir menjadi istrinya itu mampu untuk membuat luka yang masih basah dalam hatinya.

Namun anehnya, berbeda dari biasanya seluruh orang seolah tidak ingin memberikannya waktu untuk sendiri. Mereka terus berusaha mendekatinya dan memberikan berbagai macam kata-kata penguat yang ia rasa, justru malah semakin memancing emosinya untuk keluar.

Jadi tidak salah jika dirinya yang sejak dulu memang pemarah, mulai memukul mereka supaya mau untuk menjauh dan memberikannya ruang sendirian.

Seolah tidak cukup dengan hal itu, ketika dirinya baru mendapatkan kebebasan dan dibiarkan sendiri. Ia secara jelas bisa melihat sosok sang calon istri, Diara tepat di bawah kamar miliknya menatap dirinya dengan pandangan sedih yang terlihat begitu kentara seolah berusaha ingin meminta tolong.

Hal itu jelas membuat ia berlari keluar dan berteriak memanggil Diara berulang kali, sayangnya karena semua orang menahannya ia sama sekali tidak dapat membuktikan jika apa yang dilihatnya itu hanya berdasarkan sebuah khayalan atau kenyataan.

Kejadian itu terus terjadi berulang kali, sampai pada pemahaman mereka jika dirinya memang sudah mulai kehilangan kewarasan dan terus bersikap seolah itu semua hanya delusional dan menganggap Diara masih hidup. Padahal Ia rasa dirinya memang benar-benar melihat Diara memang masih hidup, karena terus berulang kali ia melihat sosok calon istrinya itu berdiri menapak tanah.

Se gila apapun dirinya akan kesedihan yang ia rasakan akan kehilangan sosok Diara, akal sehatnya jelas masih mampu untuk memproses dengan baik ciri-ciri dari hantu. Lagi pula jika memang sosok itu benar-benar hantu, ia rasa biarlah pasti sudah akan berulang kali menemuinya secara langsung di kamarnya bukan hanya berdiri di halaman belakang.

Puncaknya ketika ia masih berusaha menangkap sosok Diara yang dirinya yakini masih hidup, semua orang sepertinya sudah mulai muak dan memang menganggapnya telah gila. Sebab, memang seluruh CCTV tidak dapat menangkap sosok Diara yang berada di halaman belakang seperti apa yang diucapkan oleh dirinya.

Mereka tanpa berpikir panjang sedikitpun langsung me masukkannya ke dalam rumah sakit jiwa, seseorang yang sehat seperti dirinya tentu saja melakukan perlawanan keras-kerasan dan memukul semua orang juga menghancurkan seluruh benda.

Harusnya semua itu tidak akan terlalu menjadi sebuah permasalahan, mengingat dirinya memang termasuk orang yang mudah untuk naik emosinya. Tetapi setelah beberapa kejadian itu, mereka benar-benar memperlakukan ia seperti orang gila dengan mencekokinya berbagai macam obat untuk kejiwaan.

Aku tidak gila - KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang