Chapter 4.

2.2K 34 0
                                    

Ada 2.650 word.

Fiksi | Nswf | Bdsm | Lokal porn words| Blowjob | Handjob|Slut | Slamming | Abusive | Mental ilness |Mental disorder.

Spoiler !!!

"Suka mnghh.. slurp... kalau masuk ke lubang Jiji, tapi mau pelan aja jangan kasar kaya kemaren. Jiji gak suka, lubang Jiji sakit gak bisa ngerasain enaknya kontol gede Jagat gerak keluar masuk di perut Jiji. Kalau pelan Jiji bisa ngerasa enak, terus Jiji juga bisa ngeliat kontol Jagat nyembul di perut rata Jiji," dengan manja serta tatapan mata sayu Jizan terlihat begitu menggoda di mata Jagat, terutama saat bibir kecil yang terlihat basah itu membuka mulut hanya untuk melahap kejantanan besarnya.

Membuat pipi lembut yang kini bersemu merah itu menggembung, penuh akan kejantanan miliknya. Dengan kepala yang naik turun, serta kedua tangan yang sibuk membuat batang kerasnya merasa nikmat.

"Kenapa Jiji jadi kaya jalang gini? Siapa yang ngajarin Jiji ngomong kotor, mana anak nakal yang selalu ngebuat Jagat kesel," ucap Jagat dengan suara serak yang membuat Jizan berhenti sejenak mengulum kejantanannya, lalu melepaskan kejantanan itu sebentar untuk menjawab pertanyaan sang adik.

"Jiji mau jadi jalangnya Jagat, kalau gak bisa ngomong kotor gimana caranya Jiji bisa ngebuat Jagat sange? Entar kontolnya gak bisa bangun, kalau gak bisa bangun. Lubang nakal Jiji gak bisa di sodok lagi, sampe mentok kaya kemaren," jawab Jizan dengan suara serak serta tatapan mata nakal, sembari mengocok benda besar di tangannya itu cepat.

.

.

.

.

.

"Pinter banget jadi manis kaya gini," ucap Jagat sembari tersenyum melihat tingkah Jizan yang terlihat lucu di matanya, tangan besarnya bahkan mengelus lembut wajah Jizan dan membuat kakaknya itu gemetaran sambil menangis. "Lo takut ya sama gue?"

"Jiji takut hiks... takut banget, tapi Jiji juga gak mau di sentuh orang lain hiks... Jiji mau nurut sama Jagat, asal jangan kasih Jiji sama orang lain, Jiji mohon," isak Jizan yang berhasil membuat Jagat terkekeh pelan karenanya, sepertinya siksaan yang di berikannya selama ini pada Jizan sudah lumayan menghancurkan mental sang kakak.

Tentu saja, karena selain dari apa yang ia lakukan baru-baru ini. Selama tiga bulan terakhir, ia dengan sengaja memberikan begitu banyak masalah dalam kehidupan sang kakak sampai pada titik dimana semua itu tidak akan bisa di tangani seorang Park Jizan.

Puncaknya saat kematian dari calon istrinya, berbagai macam cara juga Jagat lakukan dengan membuat Jizan seperti berhalusinasi melihat calon istrinya lagi. Padahal apa yang di lihat sang kakak memang sesuai kenyataan, sebab calon istrinya memang belum mati tapi di ancam oleh Jagat untuk melakukan semua yang di inginkannya.

"Yaudah nungging kalau gitu," perintah Jagat yang segera di lakukan Jizan tanpa protes, atau merasa malu akan perhatian dari orang-orang yang juga berada di ruang tamu bersama dengannya.

Fokusnya sekarang hanya pada Jagat saja, tanpa mau peduli lagi akan semua hal yang ada di sekelilingnya. Sebab ia benci akan rasa sakit dari hukuman cambuk yang di berikan Jagat barusan, luka akibat dari cambukan itu masih berdenyut dengan rasa sakit.

Di tambah lagi dengan gilanya Jagat menetesi lukanya dengan jeruk nipis, semakin menyiksa Jizan sampai membuat pikirannya kacau. Dan memaksanya untuk patuh saja, tidak mau membantah dan kembali merasakan hukuman menyakitkan seperti itu.

.

.

.

.


versi full hanya tersedia di karyakarsa.

Aku tidak gila - KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang