Chapter 1.

3K 43 0
                                    

 Ada 2700 word, tiap chapter kali ini bakal lebih panjang dari yang biasa aku tulis soalnya seneng aja nulis cerita yang satu ini. Anak kecil di harapkan menjauh oke.

Spoiler !!!

Fiksi | Nswf | Bdsm | Lokal porn words| Blowjob | Handjob|Slut | Slamming | Abusive | Mental ilness |Mental disorder.


"Lo beneran udah gila, gue kakak lo anjing. Meskipun gue mukulin lo, tapi gue gak pernah sekalipun ngelecehin lo kaya gin— nghhhh... ahh.. apa yang nghhh gatel hhh.. Apa yang lo ahhh.. masukin bangsat nghhh.. lubang gue gatel hhh... sial, gatel banget mngh..," semua umpatan marah dari Jizan seketika berubah menjadi desahan frustasi, ketika lubangnya yang tadi dengan seenaknya di masuki oleh kedua jari Jagat mulai berkedut hebat.

Merasa begitu gatal, seolah ingin sesuatu kembali memasukinya dengan keras sampai mampu untuk menghilangkan rasa gatalnya. Dan itu di perburuk karena ia juga telah mengkonsumsi obat perangsang yang di berikan Jagat tadi, sehingga tubuhnya semakin tidak terkendali serta begitu haus belaian.

"Jagat nghh.. hhh...," tidak bisa, Jizan tidak dapat menanyakan apa lagi yang di berikan oleh sang adik pada tubuhnya hingga mampu membuat lubangnya terasa begitu gatal seperti ini.

Ia hanya mampu memanggil nama Jagat saja, setelah itu mulai mengeluarkan suara-suara desahan yang sudah sebisa mungkin dirinya tahan. Tetapi sungguh tubuhnya seolah berada di luar kendalinya, sehingga ia sama sekali tidak bisa menahan desahannya sedikitpun.

Mata hitam Jizan yang sebelumnya terlihat begitu marah, kini menatap Jagat dengan pandangan sayu penuh akan nafsu liar yang ingin segera di lampiaskan. Hal ini jelas mampu membuat Jagat tersenyum lebar, suka dengan kenyataan jika sang kakak sungguh akan dengan suka rela melebarkan kaki serta memintanya untuk memasuki pemuda itu.

"Lubang lo kalau berkedut kaya gini keliatan indah banget kak, merah basah sama cairan gel yang gue kasih. Mirip sama memek cewek ya, tapi kayaknya jauh lebih kenceng lubang punya lo jepitannya. Soalnya tadi jari gue sampe kesusahan keluar masuk," ucap Jagat sembari kembali mendekati Jizan, lalu mulai menggesekkan jempolnya pada lubang berkedut itu pelan tapi sanggup membuat tubuh di bawahnya itu tersentak kaget.

"JANGAN SENTUH GUE ANJING! Mnghh... ahhh.. shit, gatel banget hh.. bajingan liat aja lo nghh.. abis ini gue bakal bales hhh.. semuanya," teriak Jizan dengan wajah yang sudah terlihat kelelahan namun nyatanya masih sanggup berteriak marah pada Jagat, sayangnya otak Jagat memang sudah tidak lagi mau memperdulikan kemarahan sang kakak.

.

.

.

.

.

.

"Jagat nghhh.. hhh...," nah benarkan apa yang ia perkirakan, Jizan sudah mulai mendesahkan namanya lagi kali ini tatapan yang terlihat di mata sang kakak hanya ada frustasi bercampur nafsu.

"Kenapa? Butuh bantuan apa gimana, kok manggil gue sambil ngedesah gitu," tanya Jagat pelan yang membuat Jizan menggigit bibir bawahnya keras, masih berusaha mempertahankan harga dirinya sekeras mungkin agar tidak hancur di depan sang adik.

Ia sungguh sangat ingin menghajar Jagat, akal sehatnya masih ada tetapi sayangnya tubuh miliknya memiliki pemikiran sendiri sekarang. Tubuhnya sungguh haus akan sentuhan, dan semakin lama ia sendiri juga hampir gila akibat rasa ingin di sentuhnya tidak tersampaikan dengan baik.

"Lo nghh... emang bajinganhhh..," umpat Jizan sembari mendesah membuat Jagat yang mendengar hal itu hanya mengangkat bahunya tidak peduli, apapun yang di katakan oleh Jizan sekarang sama sekali tidak bisa membuatnya merasa marah.

"Nyebut gue bajingan, tapi lihat kaki lo udah ngangkang kaya begitu. Murahan banget, sengaja biar gue ngelihat lubang berkedut lo yang haus akan kontol itu ya?" Ejek Jagat sembari tersenyum miring yang tentu saja berhasil membuat Jizan merasa semakin marah, hanya saja tubuhnya sudah terasa lemas sekali hingga tidak mampu untuk membalas perkataan sang adik bajingannya itu.

Deru nafas Jizan terdengar sangat berantakan, seolah baru saja melakukan olahraga berat yang membuat seluruh tubuhnya berkeringat. Keadaannya sendiri terlihat begitu berantakan sekarang, dengan kaki yang terbuka lebar juga terus menggelijang menggesekkan bagian bawahnya pada ranjang.


.

.

.

..


Hanya tersedia versi full di karyakarsa

Aku tidak gila - KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang