Chapter 2.

2.6K 32 1
                                    

Ada 2.550 word.

Fiksi | Nswf | Bdsm | Lokal porn words| Blowjob | Handjob|Slut | Slamming | Abusive | Mental ilness |Mental disorder.

Spoiler !!!


"Lo boleh mukul gue, ataupun nyiksa gue karena gue akuin gue juga salah. Tapi jangan jadiin gue budak seks lo kaya gini, perbuatan lo yang satu ini udah terlalu berlebihan Je-Akhh..," ucapan Jizan segera terhenti dengan tamparan keras yang kembali di lakukan Jagat padanya, lelaki yang kini berada di bawah tubuhnya itu mendengus dengan tatapan yang mulai kembali menajam.

"Pilih Park Jizan, lo mau gerak di atas badan gue sekarang. Atau gue seret lo keluar dan merintahin semua orang di rumah sakit ini ngegilir lo? Perlu lo tahu, semua itu gampang banget buat gue jadiin lo beneran pelacur jalanan yang lebih kaya anjing kotor selayaknya sampah," geram Jagat yang saat ini sudah mulai duduk dengan Jizan di atas pangkuannya, menjambak rambut hitam sang kakak sekuat mungkin sampai ia yakin jika rambut sang empunya mulai rontok.

"Akhh.. J— jangan gue gerak, cukup lo aja yang nyetubuhin gue jangan yang lain gue mohon," ucap Jizan sembari meringis menahan sakit akan jambakan kuat Jagat di kepalanya.

"Kalau gitu gerak jalang, jangan ngebuat kesabaran gue habis," umpat Jagat yang melepas kasar kepala Jizan, sampai sang empunya hampir saja jatuh dari atas ranjang jika tidak ia tahan.

Sembari menggigit tangannya sendiri demi menahan isakan, agar Jagat tidak perlu tahu seberapa hancur dirinya sekarang. Ia perlahan mulai menggunakan satu tangannya sendiri sebagai tumpuan pada bahu lebar sang adik, kemudian dengan kaki yang sudah gemetar ia mulai bergerak naik turun.

"Arghh...," suara ringisannya samar karena sekarang ia tahan dengan menggigit lengannya, lubangnya sekarang sungguh terasa begitu sakit. Semakin ia memaksa dirinya menerima kejantanan Jagat, walaupun memang mengurangi rasa gatal yang dirinya rasakan.

.

.

.

.

.

.

"Lo ngedesah kaya jalang beneran sekarang kak, segitu enaknya ya gue kontolin?" Bisik Jagat dengan suara berat sembari menjilati telinga Jizan yang berada di perpotongan lehernya, membuat sang empunya semakin mendesah keras.

"Enak ahhh.. terus, enak banget nghhh... perut gue hhh.. kaya di kocok mnghh... sampe mau kee—lluarr ahhh.. terus nghh... eh, kenapa berhenti?" Tanya Jizan dengan wajah kebingungan saat ia menatap ke arah Jagat yang memasang wajah datar.

"Kalau lo mau enak, gerak sendiri," perintah Jagat santai dan dengan sengaja ingin melihat Jizan bertingkah seperti seorang jalang, benar saja setelah ia mengatakan hal itu sang kakak yang memang dalam keadaan terangsang mulai bertumpu pada lututnya sendiri.

Sembari berpegangan pada bahunya, kemudian mulai kembali bergerak naik turun sendiri. Kali ini dia juga sudah mulai tahu dimana titik kenikmatannya, bahkan pergerakannya jika di bandingkan dengan Jagat barusan lebih cepat lagi.

"Ahhh.. enak nghh... kontol gede lo nghh.. sampe nyembul ahhh.. di perut gue hhh.. ahhh..," desah Jizan yang kini menatap Jagat dengan ekspresi sangenya, dengan mulut kecil yang mendesah nikmat setiap kali pantat sekalnya turun.

.

.

.

.

..


versi lengkap hanya tersedia di karyakarsa.

Aku tidak gila - KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang