Chapter 10

810 64 1
                                    


Matthew sedang duduk di ruang tamu rumahnya, merenung. Ada yang mengganjal di pikirannya, terus mengganggu. Sesuatu yang diketahuinya sejak dulu tapi di lupakannya. Sesuatu tentang Zhanghao.

Dia merasa dia seharusnya mengetahui sesuatu tentang Zhanghao, tapi apa?

Apa itu Matthew? Bukankah kau merasa sudah pernah mengenal Zhanghao sebelumnya? Sebelum Zhanghao bekerja di perusahaan ini? Bukankah Zhanghao terasa begitu familiar?

Dengan gelisah Matthew berdiri, melangkah ke depan lemari putih yang terpajang rapi di ruang tamunya.

Sebenarnya dia punya firasat Zhanghao berhubungan dengan masa lalunya, masa lalu yang ingin dilupakannya, karena terlalu pedih untuk diingatnya.

Dengan gemetar Matthew  membuka laci lemari putih itu, lalu mengeluarkan sebuah kotak putih yang tidak pernah disentuhnya sejak dua tahun lalu.

Hati-hati dibukanya kotak itu dan dikeluarkannya isinya, sebuah map tebal berisi berkas-berkas.
Kenangan tentang suaminya, Terazono Keita.

Matthew duduk, menarik napas panjang dan membuka map itu, isinya adalah kliping, potongan berita-berita tentang tragedi dua tahun lalu. Tragedi kecelakaan beruntun di jalan tol yang menewaskan Keita, suaminya.

Saat itu, dalam kesedihannya, Matthew mengumpulkan semua berita yang memuat tentang tragedi itu, menjadikannya satu di dalam satu map besar, memasukkannya ke kotak, dan menyimpannya. Menyimpannya bersama segenap kepedihan yang dia rasakan.

Sekarang dia membuka lagi kotak kepedihan itu, hatinya terasa nyeri, tangannya gemetar ketika membuka halaman demi halaman potongan artikel itu. Sampai kemudian dia menemukan apa yang dia cari.

Gambar sosok itu persis sama, meski terlihat muda, rapuh dan remuk redam, itu Zhanghao yang sama. Di gambar artikel itu, dia sedang menunduk mengenakan pakaian serba hitam di ruang tunggu sebuah rumah sakit.

SELURUH KELUARGA TEWAS MENJADI KORBAN TABRAKAN BERUNTUN.

Begitu judul artikel itu.

Disitu dijelaskan bagaimana Zhanghao kehilangan kedua orang tuanya dan ditinggalkan sebatang kara sendirian. Sedangkan tunangannya, seorang pengacara bernama Lee Jeonghyeon terbaring koma tak sadarkan diri.

Tunangan? Koma?

Matthew membaca artikel itu dengan teliti, lalu mengamati background rumah sakit pada gambar artikel Zhanghao itu. Dia tahu rumah sakit ini karena pernah praktek lapangan disana beberapa tahun lalu.

Dengan segera dia menelpon rumah sakit itu, menggunakan berbagai koneksi profesi Dokternya untuk memperoleh info dari dokter-dokter yang dikenalnya, Matthew mencari informasi sebanyak-banyaknya, dan pada akhirnya menemukan kebenaran.

Kebenaran yang pasti akan menyentuh hati siapapun yang mendengarnya. Bahkan matanya pun berkaca-kaca karena terharu.

Tiba-tiba Matthew teringat akan kata-kata Jiwoong ketika mereka makan siang bersama tadi, mengenai rencana lelaki itu untuk memberi Zhanghao pelajaran.

Malam ini. Oh Tuhan!

Dengan segera, seolah tersadarkan, Matthew segera meraih dompet dan kunci mobilnya. Dia harus mencegah Jiwoong melakukan apapun rencananya untuk memberi pelajaran pada Zhanghao!

Jiwoong sudah salah paham, dan apapun yang dilakukan Jiwoong, dia pasti akan menyesal begitu mengetahui kenyataan yang sebenarnya!

Jihoon harus mencegahnya sebelum terlambat!

***

Tamu penting itu akhirnya pulang juga, beres sudah, semua berjalan sesuai keinginannya.

A Romantic Story About Zhanghao Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang