"Dimana ruangan tempat perawatan Lee Jeonghyeon?"Hanbin berdiri di depan resepsionis. Resepsionis itu mendongak dan ternganga. Terpesona melihat penampilan dan ketampanan Hanbin.
"Ruangan perawatan Lee Jeonghyeon?" Hanbin mengulang jengkel karena resepsionis itu hanya menatapnya seperti orang bodoh.
"Oh... Untuk Lee Jeonghyeon... Anda... Anda mungkin harus menemui Suster Shen Xiaoting dulu, beliau suster kepala penanggung jawabnya."
"Dimana?" gumam Hanbin tak sabar. "Lantai tiga, ruangan perawat nomor dua."
Tanpa basa-basi Hanbin meninggalkan resepsionis yang masih ternganga itu.
Pintu itu tertutup rapat dan Hanbin mengetuknya.
"Masuk." Sebuah suara yang tegas terdengar dari dalam.
Hanbin masuk dan langsung berhadapan dengan suster Xiaoting. Suster Xiaoting langsung menyadari siapa yang berdiri di hadapannya.
Dia tidak mungkin salah mengenali. Penggambaran Zhanghao sangat akurat. Laki-laki ini memang benar-benar luar biasa tampan dengan keangkuhan yang sudah seperti satu paket dengan auranya.
"Apakah anda akhirnya berhasil menemukan kebenaran?" gumam suster Xiaoting langsung tanpa basa-basi.
Hanbin mengernyit mendengar sapaan pertama suster Xiaoting yang sama sekali tidak diduganya. Tapi dia lalu teringat telepon di tengah malam yang tanpa sengaja dia angkat. Penelepon itu mengatakan dirinya adalah suster Xiaoting.
"Ya," Hanbin mengakuinya pelan, "Anda sudah tahu semuanya?"
"Semuanya. Dan pertama, sebelum anda menghina Zhanghao lagi, saya akan jelaskan kepada anda. Semalam Hao datang kepada saya, dengan kondisi mengenaskan. Mental dan fisik yang rapuh, dan dia bilang ingin melepaskan diri dari anda, menurut saya itu wajar mengingat perlakuan anda padanya."
Suster Xiaoting menatap Hanbin dengan pandangan mencela yang terang-terangan hingga wajah Hanbin merona.
"Uang yang dia pakai untuk melunasi anda, itu adalah uang pinjaman dari saya dan beberapa staff rumah sakit lain, bukan uang hasil menjual dirinya kepada laki-laki lain seperti apa yang anda tuduhkan kepadanya tadi pagi."
Sebuah kebenaran lagi. Lebih keras daripada tamparan di pipi, lidah Hanbin terasa kelu.
"Saya ingin bertemu Zhanghao." gumam Hanbin akhirnya.
Suster Xiaoting mengangkat alisnya. "Untuk apa? Ketika hubungan hutang piutang itu lunas, tidak ada lagi perlunya kalian bertemu, lagi pula saya tidak yakin Zhanghao bersedia menemui anda."
"Tidak ada hubungannya dengan uang! Saya tidak peduli dengan uang!" Hanbin hampir berteriak, lalu berdehem berusaha meredekan emosinya.
"Saya harus bertemu dengan Zhanghao, meminta maaf, saya tahu selama ini saya salah..."
"Anda bisa menyampaikan permintaan maaf anda melalui saya." sela Suster Xiaoting tegas.
Hanbin mengernyit. "Saya mohon... Saya harus bertemu dengan Zhanghao, saya butuh bertemu dengan Zhanghao."
Suster Xiaoting mengamati laki-laki yang berdiri di hadapannya. Hanbin terlalu tampan, terlalu kaya, sehingga wajar dia tampak begitu arogan.
Tapi sekarang Hanbin tampak begitu menderita, dan dia rela memohon agar bisa bertemu Zhanghao. Suster Xiaoting menarik napas ketika sebuah kesimpulan muncul di benaknya.
Laki-laki ini sedang jatuh cinta.
Bagaimana mungkin dia menolak permintaan Hanbin? Kalau saja Hanbin hanya laki-laki sombong yang menginginkan bayaran setimpal atas apa yang diberikannya kepada Zhanghao, suster Xiaoting akan mengusirnya tanpa ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story About Zhanghao
Romance'Zhanghao harus memilih, orang yang ia tunggu, atau yang selalu ada?' A HaoBin/BinHao fanfiction by @rosettarchive 🖇️ BxB 🖇️Mature 🖇️ Mpreg