Zhanghao merasakan seluruh tubuhnya sakit dan pegal. Dengan mengerutkan dahi dia mencoba menggerakkan badannya.
Oh... memang pegal sekali rasanya, pelan pelan dibukanya matanya, cahaya kamar masih tampak redup, suasana kamar terasa sejuk dan menyenangkan.
Sapaan itu begitu mengejutkan, menembus kesadarannya yang masih berkabut, hingga badan Zhanghao terlonjak duduk, lalu selimutnya turun sampai ke pinggang dan barulah ia menyadari kalau dia telanjang.
Dengan gugup ditariknya selimut menutup dadanya. Matanya langsung bertatapan dengan Hanbin yang duduk disofa, tepat dihadapannya. Sedikit senyum tersirat di sana melihat kegugupan Zhanghao.
Sekali lagi Zhanghao benar-benar malu, Hanbin sudah tampil sangat rapi dan elegan dengan pakaian santai dan sedang menyesap kopi sambil membaca koran paginya. Penampilannya benar-benar sempurna di pagi hari, sedangkan Zhanghao... Astaga, jam berapakah ini?
"Ini masih pagi sekali, masih gelap. Tadi aku bangun dan memutuskan mandi air dingin, kalau tidak aku tidak akan bisa menahan diri untuk membangunkanmu dan bercinta lagi denganmu."
Suara Hanbin sangat datar seperti sedang membicarakan acara televisi favoritnya, tak dipedulikannya wajah Zhanghao yang memerah.
"Bukannya aku tidak bisa, tapi sepertinya aku harus menghormati kesucianmu yang baru hilang."
Tatapan Hanbin berubah tajam, seperti yang selalu dilakukannya di saat meeting di saat dia membuat lawan-lawan bisnisnya mengekeret ketakutan.
"Kenapa kau yang masih suci itu bisa dengan mudahnya menjual diri padaku? Apa tujuanmu sebenarnya?" tanya Hanbin tanpa ampun.
Zhanghao duduk disana dalam kondisi paling tidak siap dan Hanbin melemparkan pertanyaan paling sulit untuk di jawab.
Apakah Hanbin sengaja? Tentu saja Hanbin sengaja! Seru Zhanghao dalam hati, laki-laki seperti dia tak akan sesukses ini dalam bisnis jika tidak tahu cara menyerang lawannya di titik lemah.
Sekarang dia harus menjawab apa? Zhanghao benar- benar kebingungan. Kalau dia menceritakan seluruh kisahnya, akankah Hanbin percaya?
Lagipula dia tidak ingin melibatkan Jeonghyeon disini. Jangan sampai Hanbin tahu tentang Jeongnya, dia harus melindungi Jeonghyeon dari laki-laki kejam seperti Hanbin.
Siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Hanbin kepada Jeonghyeon hanya untuk memerasnya nanti?
Dengan tegar Zhanghao menegakkan dagunya, "Saya rasa alasan saya melakukan ini bukan urusan Anda, yang penting saya tidak akan merugikan diri Anda."
Rahang Hanbin mengeras mendengar jawaban Zhanghao tadi. Sejenak tadi dia merasa Zhanghao patut diberi kesempatan, mungkin saja Zhanghao melakukan itu untuk membiayai saudaranya atau apa.
Tetapi ternyata dia salah, bodohnya dia, semua orang dimanapun sama saja.
Zhanghao mungkin hanya menunggu kesempatan untuk menjual kesuciannya dengan harga mahal, bukan bermaksud menjaganya. Bodohnya dia sempat berpikir untuk mempercayai lelaki itu.
"Oke, bussiness is bussiness, aku tidak akan bertanya lagi tentang tujuanmu, asal jangan sampai kau merugikanku." mata Hanbin menyipit kejam, "kalau kau berani berani melakukannya, aku akan membuatmu menderita."
Zhanghao tanpa sadar beringsut menjauh, ketakutan dengan nada suara dan tatapan kejam Hanbin.
Tiba-tiba saja Hanbin berdiri dari duduknya setelah membanting gelas kopinya di meja. Zhanghao menatap Hanbin dengan cemas, apa yang salah dari ucapannya? Kenapa Hanbin tampak begitu marah padanya?
Hanbin melirik jam tangannya, "Aku sudah membuat janji dengan pengacaraku tiga jam lagi, akan kubuat kontrak hitam di atas putih atas perjanjian jual beli kita ini, dan selama aku menunggu jam itu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story About Zhanghao
Romansa'Zhanghao harus memilih, orang yang ia tunggu, atau yang selalu ada?' A HaoBin/BinHao fanfiction by @rosettarchive 🖇️ BxB 🖇️Mature 🖇️ Mpreg