14. A Sad Story

185 9 2
                                    

Azalea tampak menanti dengan tak sabar, dia berada di rumah sakit sekarang tepatnya di depan ruangan inap Louis yang saat ini tertutup karena dokter sedang memeriksanya. Kondisinya tidak baik-baik saja, matanya sembab, penampilannya berantakan dan pakaiannya pun sedikit kotor. Mungkin ini adalah pertama kalinya Azalea tidak memedulikan penampilannya. Ekspresinya yang cenderung datar sekarang ini terlihat jelas khawatir dan takut.

Ketika dokter keluar yang diikuti oleh para perawat, Azalea segera berdiri menanyakan kondisi Louis, "Bagaimana? Apa dia baik-baik saja??"

"Luka-luka pada tubuhnya infeksi dan saya ingin menanyakan apakah Tuan Louis pernah menjalani operasi besar? Di beberapa bagian tubuhnya terlihat bekas operasi namun meskipun bekas operasinya telah pulih tetapi keadaan di dalam tubuhnya belum tentu baik, jadi saya menyarankan untuk melakukan tes agar bisa menemukan pemicu dari rasa sakit yang Tuan Louis rasakan," jelas dokter yang Azalea ketahui namanya William.

Sementara Azalea tidak bisa merespons apa-apa karena dirinya pun tak tahu sama sekali apa yang terjadi pada Louis, lantas dia melirik Hardy seolah-olah meminta bantuan pada pria itu.

"Saya sebagai asisten pribadinya, Anda bisa membicarakannya denganku. Tuan Louis pernah mengalami kecelakaan pesawat, koma selama tiga tahun, satu tahun pemulihan kemudian selama satu tahun ini beliau baru saja bisa beraktivitas secara normal," terang Hardy menceritakan keadaan Louis.

"Jika dilihat dari kesehariannya, Tuan Louis tidak pernah beraktivitas yang berat-berat tetapi selalu kesulitan tidur karena dahulu pernah mengalami gangguan mental berupa anxiety disorder dan depresi mungkin sekarang ini ada sesuatu yang menjadi pemicunya. Bila dokter menemukan solusi terbaik untuknya, saya akan menyetujuinya."

Dokter yang mendengar penjelasan Hardy sedikit terkejut, dari ekspresinya itu seolah-olah mengartikan bahwa kondisi Louis cukup serius, "Baik, terima kasih atas penjelasan Anda. Saya akan menemukan solusi terbaik untuk kondisinya. Saya sangat menyarankan untuk ada seseorang yang mendampingi Tuan Louis karena bisa saja efek traumatis yang dimilikinya kembali kambuh yang membuatnya kesulitan tidur maupun melakukan tindakan yang membahayakan."

"Ya, terima kasih dokter," balas Hardy. Kemudian dokter dan para perawat pun melenggang pergi.

Sementara Azalea terdiam membisu saat mendengar apa yang dijelaskan oleh Hardy dan dokter. Lantas Hardy pun mendekatinya, menyadarkan wanita itu yang hampir tenggelam pada lamunan.

"Anda bisa pulang, Nona. Saya memerintahkan dua orang untuk mengantarkan dan menjaga Anda, alangkah baiknya Anda menginap di rumah teman," ucap Hardy.

Azalea menolak, "Tidak. Aku akan menemani Louis di sini." Dia hendak masuk ke dalam ruangan inap Louis. Tetapi Hardy menahannya.

"Jika kau tak ingin melihatku lagi dan menjadikan malam ini sebagai hari terakhir berbicara denganku, kau bisa memberitahu Louis tentang perlakuanku padamu." Setiap kata yang Hardy ucapkan terdengar penuh tekanan dan pria itu sama tajamnya saat menatap Azalea seperti Louis.

"Louis membutuhkanmu dan aku pun begitu, jadi sebaiknya kau tetap bersikap seperti biasanya," balas Azalea yang sekarang ini dia langsung masuk untuk menghampiri Louis.

Dia hanya duduk di kursi tepat di samping ranjang Louis yang saat ini belum siuman. Entah seperti apa perasaannya namun tanpa bisa dicegah air mata miliknya lolos membasahi pipinya. Padahal selama ini sikapnya pada Louis selalu terang-terangan tidak menginginkan kehadiran pria itu. Tetapi sekarang ini dia terlihat sangat ingin Louis cepat sadar. Dia pernah mendengar langsung dari Louis bahwa pria itu mengalami kecelakaan pesawat tapi tentang gangguan mentalnya, Azalea tidak tahu mungkin tak akan tahu bila kejadian malam ini tidak terjadi.

Azalea My Flower { ON GOING }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang