✍🏼Jangan lupa FOLLOW sebelum membaca!
❗Warning 21++ ❗(Bacaan Dewasa)❗Ide dan cerita murni hasil karya sendiri.
❗DILARANG: ❗
- Translate cerita saya ke bahasa atau dialek lainnya.
- Menceritakan kembali cerita saya ke platform lain (misalnya: Nove...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sambil membawa tas berisi penuh belanjaan, John memutar anak kunci dan melangkah masuk menyusuri ruang tamu menuju ruang tengah tanpa penerangan. John berasumsi bahwa saklar otomatis di rumahnya sedang bermasalah.
Mungkin saja, kan?
Maka tak ada pilihan lain, ia terpaksa harus menyalakan penerangan secara manual dengan menekan saklar. Siapa yang mengatakan bahwa di rumah pun perlu bersiaga?
Tampaknya John perlu memasukkan kata itu dalam kamus hidupnya.
Atau absensinya selama beberapa tahun sebagai pembunuh bayaran berbahaya telah memudarkan nalurinya.
'BUKK!'
Pandangan John seketika menggelap diikuti dengan tubuhnya segera tumbang ke lantai ruangan tengah. Ia mengerang kesakitan, belakang kepalanya berdentum hebat, sementara suara gelak tawa mengisi ruang.
Rupanya kalian tidak sendiri di rumah.
Seseorang... Tidak. Beberapa penyusup masuk ke dalam rumah. Kini mereka tampak berlalu lalang di sekitar John yang masih memegang belakang kepalanya.
'(Y/N)!'
Namamu berdering keras dalam kepala John. Ia berharap, meskipun mustahil, kamu tidak menyusul masuk ke dalam.
Mereka membawa senjata tumpul yang lalu diarahkan pada sembarang hiasan berbahan keramik yang berjatuhan di lantai hingga berupa kepingan dan menimbulkan suara khas pecahan.
'PRANG!'
John berusaha mendongakkan wajah dalam minimnya cahaya, ia sangat terkejut mendapati sosok tiga orang penyusup yang tampak tak asing.
Sekelompok pemuda tadisore.. Yang menginginkan Mustang miliknya.
Perlukah mereka bertindak sejauh ini?
"Dengar, kalian boleh ambil Mustang itu dan tinggalkan-"
Tinggalkan rumah ini. Tinggalkan kamu dengan keadaan selamat dan tak terluka.
'BUK!'
Kali ini satu tendangan menyusul pada wajah John yang berusaha melalukan negosiasi, namun tampaknya tujuan mereka kini tak hanya satu.
"Rumahmu bagus, Pak tua! Terlalu bagus untuk pria tua sepertimu!" Salah satu dari mereka hendak melancarkan pukulan susulan dengan tongkat baseball sampai suara teriakan seseorang menarik perhatiannya dan juga yang lainnya. Termasuk John.
