Sinopsis:
Kamu mengalami amnesia dan Dante tinggal bersamamu. Segala sesuatu tampaknya baik-baik saja.Warning Content:
21+, MDNI, Pregnant kinkWord Count:
1.100+Author's Note:
Karakter kali ini murni buatanku sendiri. Jadi untuk visual Dante, silahkan bayangkan masing2. Intinya tipe kalian ajaah <3Kamu sedikit menyesal bertanya seperti itu padanya, karena seketika ekspresi Dante langsung berubah menjadi murung dan kecewa. Alih-alih menjawab pertanyaanmu, ia bangkit berdiri dan melanjutkan aktivitas yang tertunda. Dante memindahkan hasil masakannya dari panci dan membaginya ke dua piring.
Kamu membelai perut buncitmu dengan perlahan, merasakan bayimu bergerak-gerak dalam sana, seakan menyadari situasimu yang merasa tidak nyaman.
"Tanggal lahirmu adalah...," Dante tiba-tiba membuka suara dan menyebutkan tanggal lahirmu dengan tepat, golongan darah, beserta tinggi dan berat badanmu. Kamu menggigit bibir pelan, sebab sepertinya itu dirasa sedikit berlebihan. Namun ia tak berhenti sampai disitu, ia juga menjabarkan keluarga besarmu, termasuk kedua orang tuamu yang telah tiada.
Kamu sedikit terkejut ketika ia menjelaskan masa lalumu yang masih meninggalkan bekas trauma di benakmu. Masa lalu yang tidak kamu ceritakan pada sembarang orang, namun Dante mengetahuinya.
"Apakah itu sudah cukup membuktikan bagimu (Y/N), kalau aku adalah suamimu?" ia kini melirikmu seraya menyodorkan sepiring makanan di hadapanmu.
"Oh," Dante turut bergabung duduk di seberangmu sambil meletakkan piringnya sendiri di hadapan. "Kau juga alergi biji wijen. Ini pertama kali kau ketahui saat makan Martabak sewaktu usiamu sekitar 10 tahun," ia tampak memulas senyum geli mengingat sesuatu yang tidak kamu ketahui isi pikirannya lalu menyuap dirinya sendiri dengan hasil karyanya.
Dalam hatimu paling terdalam, kamu merasa penjabaran yang Dante berikan untukmu sudah sangat akurat dan benar. Dante benar. Tidak hanya kamu saat ini dalam masa sulit, dirinya pun juga sama. Rasanya kamu benar-benar tidak memiliki nurani bila masih membantah semua fakta yang diucapkan Dante tadi tentangmu. Namun, sejak pertama kali kamu menatap punggungnya, kamu tidak lagi merasa waspada seperti saat kamu terbangun di tempat tidur beberapa saat lalu.
Mungkin ia bukan pria asing seperti yang kamu pikirkan..
"Satu pertanyaan terakhir, Dante," pertanyaan terakhir untuk hari yang telah menjelang malam ini.
"Kau boleh menanyakan sebanyak apapun yang kau mau, (Y/N). Aku sangat mengerti situasimu.."
"Berapa usia bayiku.. Maksudku bayi kita," kamu agak kesulitan mengucapkan kata 'kita' dalam konteks ini dan Dante menyadari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossoming Beginnings
Fanfiction✍🏼Jangan lupa FOLLOW sebelum membaca! ❗Warning 21++ ❗(Bacaan Dewasa)❗Ide dan cerita murni hasil karya sendiri. ❗DILARANG: ❗ - Translate cerita saya ke bahasa atau dialek lainnya. - Menceritakan kembali cerita saya ke platform lain (misalnya: Nove...