11. Jadi Pacarku Ya?

3.4K 561 90
                                    

Soree!!! Makasih yang masi nunggu!

.
.
.


Jerry dan Kalya kebingungan ketika keduanya menyadari sudah tidak ada orang selain mereka di ruang karaoke. Entah seberapa fokus mereka dengan ciuman yang baru saja terjadi, sampai-sampai tidak mendengar langkah kaki yang meninggalkan mereka. “Asu, ditinggal kita Kal.”

“Berarti mereka liat kita ya Mas?”

“Ya menurut kamu? Mereka ninggalin kita justru karena liat.” Jerry tertawa. Teman-temannya pandai memanfaatkan momen, memberikan waktu yang lebih intim lagi pada Jerry dan Kalya. Tawa Jerry berhenti, berganti tatapan yang menatap Kalya dalam. Dia dan Kalya sudah berciuman, tapi ekspresi wanita di depannya tampak biasa saja, tidak ada senyum, dan Kalya justru lanjut meminum sodanya. Jerry hanya berpikir, apakah Kalya marah padanya karena ciuman mendadak itu, tapi mengapa Kalya tidak menolaknya. “Kal?”

“Hm?” Kalya menoleh.

“Kamu gak ngerasain apa-apa?”

“Soal?”

That kiss? Kamu diem aja. Kamu marah ya karena mendadak banget?”

Kalya menggeleng. “Gak marah, aku lagi mencerna aja. Kamu ngedadak banget sih.”

“Bener gak marah?”

“Iya. Kalau aku marah harusnya aku dorong kamu.”

“Tapi kamu malah nikmatin?” Kalya spontan memukul bahu Jerry, membuat laki-laki itu meringis namun tertawa. Tangan Jerry beralih menggenggam tangan kanan Kalya, dia mengusapnya dengan ibu jari, menghantarkan hangat yang membuat Kalya nyaman. Tapi tidak mengurangi degup jantung Kalya yang bergerak lebih cepat karena ciuman mendadak sebelumnya. “Jadi pacarku ya Kal?” Bukan pertanyaan mau atau tidak, Jerry langsung meminta Kalya menjadi kekasihnya, menunjukkan kalau laki-laki itu sangat ingin Kalya menjadi pacarnya.

Kalya terlihat menimbang. Dia sedang bergulat dengan batinnya. Bukan lagi soal Tama dan kenangannya yang membuat Kalya bimbang. Jauh dalam lubuk hatinya, Jerry berhasil menarik perhatian Kalya meski keduanya belum lama dekat. Hanya saja status keduanya yang jauh berbeda, membuat Kalya berhati-hati sebelum menjawab. Jerry seorang duda dengan dua anak, jika orang tuanya tahu Kalya berpikir apakah keduanya akan direstui. Wanita itu juga sedikit tidak percaya diri akan diterima oleh keluarga Jerry, mengingat duda tersebut berasal dari kalangan atas sementara Kalya dari keluarga yang biasa saja.

“Kalya?” Jerry kembali memanggil, tak kunjung mendapat jawaban dari si wanita. Padahal dia sudah sangat gugup.

“Iya Mas.”

“Iya? Kamu mau jadi pacarku?”

Kalya mengangguk dua kali.

Jerry tersenyum. Dia menarik Kalya ke dalam pelukannya. “Makasih Kal. Maaf kalau kesannya aku maksa, soalnya aku gak rela kalau kamu sama yang lain.”

Kalya tertawa kecil. Dia membalas pelukan Jerry. “Same. Aku juga kayaknya gak bisa ngebiarin kamu memperlakukan cewek lain kayak kamu memperlakukan aku.”

“Udah boleh dong aku panggil kamu sayang?”

“Gak boleh, panggil aku baginda ratu.”

“Baiklah baginda ratu.” Jerry dan Kalya tertawa setelahnya. “Tapi Kal, kamu gak bakal narik jawaban kamu soal jadi pacar aku, 'kan?”

“Kenapa emang? Kamu gak yakin?”

“Harusnya aku sih yang tanya gitu, kamu yakin nerima aku? Aku duda, anak aja dua, umur kita juga jaraknya lumayan dibanding kamu sama Tama yang dulu seumuran.”

“Aku udah mikir ke sana Mas dari kamu ngajak aku deket. Malah aku juga mikir, apa keluarga atau anak-anak kamu bisa nerima aku karena level keluarga kita yang beda. Tapi kamu bisa bikin aku nyaman dalam waktu singkat, dan aku pikir kamu juga nyaman sama aku. Selagi kita berdua enjoy satu sama lain, yaudah aku mutusin buat terima kamu. Kita Mas yang ngerasain hubungan ini kedepannya, walaupun kedepannya bakal ada pro kontra.”

“Gak usah mikirin level-level gitu lah. Kita sama, kamu orang, aku orang. Ibu sama Ayahku gak ngeliat orang dari kalangan mana dia berasal, mereka itu yang penting aku nyaman dan bahagia.” Kalya tersenyum. Semoga saja benar kehadirannya dapat diterima keluarga Jerry, terutama Aya dan Ansha. Jerry memandangi tangan Kalya yang masih dalam genggamannya. Matanya berbinar, wajahnya sumringah. “Setelah sepuluh tahun sendiri akhirnya tidur ada yang nemenin.”

Kalya melotot. “Mas!”

Jerry tertawa, berhasil menggoda Kalya.

“Tapi aku pingin tau, setelah ditinggal Mbak Tari kamu bener-bener sendiri? Gak pernah pacaran sampai akhirnya ketemu aku?”

“Percaya atau enggak itu kenyataannya. Sebenernya Saga, Gibran, Malik, orang tuaku, sering banget ngenalin cewek ke aku. Tapi aku belum nemu yang cocok. Gak jarang juga mereka yang mundur duluan waktu tau aku udah punya dua anak.”

“Kita malah kenal gara-gara Aya sama Ansha.”

“Iya juga ya. Nanti kamu dipanggilnya bukan Mbak lagi sama mereka, tapi Mama, Mama Kalya.” Jerry terkekeh melihat wajah Kalya yang memerah. “Halo Mama Kalya.”

“Mas udah ah malu aku.”

“Oh Sayangku bisa malu juga ternyata?” Jerry semakin gencar menggoda.

“Stop gak? Aku tinggal pulang nih.” Kalya nyaris berdiri jika Jerry tidak segera menariknya, membuat wanita yang mengenakan dress hijau itu terduduk di atas pangkuan Jerry. Kalya meneguk ludahnya sendiri. Dia merasa sangat kecil di pangkuan kekasih barunya. Tangan kanan besar Jerry yang berada di atas pahanya, sementara tangan kirinya menahan pinggang Kalya, seakan mengurung dan tidak bisa membuat Kalya ke mana-mana. “Mas, aku berasa LC yang nemenin om-om karaokean.”

“Mau jadi simpanan Om yang kesepuluh gak cantik?”

“Aaaaa geli banget dengernya.”

Jerry tertawa. “Vibes aku emang om-om banget apa Kal?”

“Gak sih. Kamu tuh kayak berwibawa, tapi seksi juga. Gitu deh pokoknya.”

“Oh hot daddy?”

“Eum ya gitu...” Kalya membuang pandangannya, tidak berani menatap Jerry. Lelakinya terlalu tampan dan menggairahkan kalau Kalya boleh jujur.

“Kalau aku tanya soal gaya pacaran kamu dan Tama sebelumnya boleh gak?”

“Kamu pasti lebih ke penasaran aku sama Tama udah pernah ngapain aja, 'kan?” Jerry tidak menjawab langsung, tapi matanya mengatakan iya. “Kissing, necking, selain berhubungan badan pokoknya.”

Jerry mengangguk paham, dalam hatinya ada rasa lega.

“Aku bukan cewek sebaik itu Mas. Masih ada nakalnya. Kalau kamu gak suka, aku minta maaf.”

“Gak perlu minta maaf. Aku juga bukan cowok yang baik apalagi sempurna.”






KOMEEEEEEEEENNNYA JANGAN LUPA DAN JANGAN PELITTTT GESSS! MAKAZEEE

BAD JERRY [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang