BAB 13 (Hisab? dan sebuah kisah)

76 25 45
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dan vote, jangan jadi pembaca Goib!

Sebelum membaca kita bershalawat dahulu, "Allahuma sholi ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad"

Terimakasih sudah mampir!

Kalian jangan sampai lewati part ini! Ada ilmunya lho!

Semoga bermanfaat 💗

"Lakukan yang terbaik, jadilah versi terbaik dari diri kamu dalam hal ibadah dan agama Allah."

HAPPY READING!!

********

Khatar dan Umma Atika tengah bersiap-siap untuk pulang dari rumah sakit, keadaan Hanna yang sudah mulai membaik di perbolehkan pulang oleh dokter.

Saat ini Umma Atika tengah membereskan baju yang sempat Hanna pakai di rumah sakit.

"Umma, maaf, ya! Jika Hanna sering meminjam pakaian milik Umma!" ucap Hanna tidak enak pada mertuanya yang sudah sangat baik dalam memperlakukannya selama dirinya  tinggal dengannya.

Umma Atika tersenyum, "Tidak apa-apa, sayang! Kamu itu menantu Umma, masa Umma harus pelit sama kamu?"

Hanna bersyukur bisa memiliki mertua yang baik seperti Umma Atika.

"Terimakasih, Umma."

"Mas Khatar, nanti habis dari rumah sakit. Malamnya antar Hanna beli baju gamis, oke? Hanna mau borong, buat stok!" imbuh Hanna membuat Khatar langsung menoleh padanya.

Khatar menggeleng, "Jangan beli terlalu banyak, nanti pakaian itu akan menjadi hisab kita saat berada di akhirat!" jelas Khatar membuat Hanna terdiam bingung.

Kening perempuan itu mengernyit, "Hisab? Hisab itu, apa?"

"hisab adalah hari diperhitungkannya setiap amal perbuatan manusia." jawab Khatar menjelaskan.

"Islam sangat melarang sesuatu yang berlebihan dalam bentuk apa pun. Islam mengatur segala hal sesuai porsinya, mulai dari makanan, pakaian, hingga pekerjaan." timpal Umma Atika semakin membuat Hanna takut.

"J-jadi s-selama ini ... apa yang telah Hanna lakukan terlalu berlebihan? Pakaian Hanna banyak di lemari, barang-barang juga banyak! Lalu, Hanna harus bagaimana?" ujar Hanna bingung di tambah takut, perempuan itu jika sudah menyangkut akhirat dia tidak mau main-main.

"Jika pakaian dan barang itu sudah tidak terpakai, kamu boleh memberikannya kepada orang lain. Jadi kalau kamu sudah tidak berurusan dengan pakaian itu lagi, tandanya sudah besar, pakaiannya sudah nggak muat lagi, maka ringan hisab kamu, orang lain pakai, selesai urusan kamu dengan pakaian itu," jelas Khatar di beri anggukkan oleh Umma Atika.

Hanna termenung sejenak mencerna setiap kata yang di ucapkan suaminya, "Nanti besok, Mas harus antar Hanna pulang ke rumah, untuk membagikan pakaian Hanna yang sudah tidak terpakai lagi!"

"Iya, Shalihah, Mas akan mengantarmu." Hanna mengangguk sambil tersenyum manis.

"Umma semuanya sudah di bawa? Kita pulang sekarang, ya?" tanya Khatar sambil menenteng tas ransel berwarna hitam miliknya.

"Sudah Khatar, kamu bantu istri kamu saja berjalan," sahut Umma Atika sambil menenteng tas yang berisi pakaian Hanna.

Hanna menghampiri mertuanya dan suaminya, "Tidak usah Umma, Hanna sudah tidak terlalu sakit perutnya." timpal Hanna membuat Khatar dan Umma Atika saling pandang.

Pria Laut Sang Nahkoda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang