BAB 10 (Khatar Marah?)

65 16 2
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dan vote, jangan jadi pembaca Goib!

Sebelum membaca kita bershalawat dahulu, "Allahuma sholi ala Muhammad, Wa ala ali Muhammad"

Terimakasih sudah mampir!

"Apa pun yang akan menjadi takdirmu akan mencari jalannya menemukanmu."

-Ali Bin Abi Thalib -

HAPPY READING!!

******

Hari ini adalah hari pertama Hanna tinggal di rumah pria yang telah halal baginya. Perempuan itu masih sangat canggung, jika melakukan sesuatu di rumah milik suaminya.

"Mas Khatar? A-aku---"

Hanna menggantung ucapannya, ketika kedua netranya bersitatap dengan suaminya. Hanna menelan salivanya susah payah, kecanggungan mulai datang ketika Hanna berada dekat dengan Khatar.

"Kenapa, berhenti? Bicaralah, apa yang mau kamu sampaikan?" sahut Khatar di hadapan istrinya.

Kini sepasang suami istri itu tengah duduk di atas kasur, saling bersebelahan dengan punggung menyender pada penyangga kasur.

"K-kenapa, Mas Khatar mau menerima Hanna? Hanna itu, banyak kekurangannya." tanya Hanna dengan wajah menunduk.

Khatar menatap istrinya, "Sebab kelebihan yang ada padamu untuk kekuranganku, Kelebihanku untuk kekuranganmu. kita ada untuk saling melengkapi. Bukan untuk saling menandingi." jawab Khatar dengan menerbitkan senyum tipis.

Pipi perempuan itu di buat bersemu merah, entah kenapa, ucapan yang di lontarkan suaminya itu, selalu membuat Hanna salah tingkah.

"Apa semua ini takdir? Tidak pernah terpikir oleh Hanna, jika menikah dengan laki-laki yang tidak pernah bertemu sama sekali."

"Takdir itu unik," ucap Khatar.

"Uniknya?"

"Terkadang ia menyatukan dua hati yang jauh, bahkan tidak pernah saling mengenal. Dan terkadang ia memisahkan dua hati, yang sudah dekat bahkan saling mencintai." ucap Khatar dengan pandangan lurus.

Hanna terdiam membisu, mencerna kata-kata pria itu. Takdir memang tidak ada yang tahu, apa yang telah terjadi pasti membawa kejutan yang sangat tidak di sangka-sangka.

"Pernah mendengar kata-kata Ali bin Abi Thalib tentang takdir?" tanya Khatar pada istrinya.

Hanna menggeleng kecil, memberanikan menatap wajah suaminya. "Apa?"

"Apa pun yang akan menjadi takdirmu akan mencari jalannya menemukanmu." jelas Khatar tersenyum lalu ia menggenggam jemari istrinya.

Hanna tersenyum kecil, "Mas Khatar, itu laki-laki baik. Kenapa mau dengan Hanna? Pada---"

"Sudah saya bilang, saya menerima kamu apa adanya. Kamu tahu? Cinta itu datang dengan sendirinya. Pertama kali saya jatuh cinta hanya bermodal foto yang di berikan Ayahmu. Ternyata kamu lebih cantik aslinya, dari yang di foto," jawab Khatar membuat Hanna menyerngitkan keningnya.

"Foto? Foto Hanna yang sedang apa?"

"Tidur,"

Mata Hanna membulat sempurna, kenapa Ayahnya malah memberikan foto dirinya waktu tidur? 'Pasti fotonya aib!' batin Hanna kembali menunduk menahan malu.

"Apa yang sedang kamu lihat? Sampai menunduk terus hmm?"

Gelengan kecil tampak diberikan oleh Hanna pada Khatar, entah kenapa perempuan itu menjadi pendiam saat berada di dekat Khatar.

Pria Laut Sang Nahkoda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang