Happy Reading!
Setelah beberapa hari untuk istirahat kini mereka memakai jasnya dengan rapih seperti di Diamond Company yang kini sudah kosong karena sedang di jaga dengan polisi.
Kini 7 laki laki sedang menatap luar gedung tersebut. Berbeda mobil dan berbeda tempat di sini Gibran dan beberapa anggotanya ikut dalam misi namun masih belum ada di gedung ini, soal Tirta kini keadaannya masih di tangani oleh dokter.
Dian yang seharusnya masih di rawat namun dia tetap mengikuti misi ini walaupun Mahen sudah melarangnya, namun daripada ribut tidak jelas akhirnya Mahen mengalah asalkan Dian meminum obatnya.
Mahen dengan Bagas yang kini berada di luar gedung bernama Secret Company, dengan teliti dia menatap beberapa penjaga yang berdatangan.
HT nya kini mendekati bibirnya. "Dian, Adika, gimana keadaan di belakang?" tanya Mahen.
Tak lama suara dari HT nya terdengar kembali dengan suara Dian. "Keadaan belakang aman, tidak ada orang yang mencurigai," jawab Dian.
Kini Mahen menutup nya dan menaruh HT nya di mobil begitu juga Bagas. "Udah siap? Lo bawa berkas itu dan kita masuk," kata Mahen.
Bagas mengangguk dan mengambil berkas yang berada di bangku belakang. Kini keduanya mulai keluar dan berjalan menuju gedung tersebut.
Di sana Bagas dan Mahen di suguhi oleh dua orang yang kemungkinan besar salah satu anggota Secret Company. Bagas dan Mahen di antar ke arah ruangan yang besar namun tidak ada ruangan ruangan di luar jadi kini Bagas dan Mahen sudah berhadapan dengan pemilik gedung ini.
Bagas mengamati setiap ruangan, di atas ada beberapa ruangan dan di kanan, kiri ada tangga yang menuju ke atas, jika seperti ini anggota lain yang lewat belakang akan ketahuan.
"Bang, ini kita kayaknya langsung perang, nggak bisa santai dulu, liat aja tuh di belakang meja bundar ada pintu udah pasti Dian sama Adika bakal di sana," bisik Bagas yang menatap tajam arah depannya.
"Mau bagaimana lagi? Kita nggak bisa hubungi mereka."
Tak lama seseorang datang dari arah atas dan dengan senyuman dia menyambut keduanya. "Wah! Selamat datang ya! Kabar ini udah saya tunggu dari kemarin," katanya dengan berdiri tak jauh dari keduanya.
Mahen menatap nya dengan senyuman kecil. "Kalau begitu bisakah kita berbicara lebih lanjut? Waktu kita tidak bisa lama lama," ucap Mahen.
Sagara Kalvin Wishaka, laki laki yang mungkin sepantaran oleh Bian atau mungkin beda berapa tahun oleh Gibran. Kini ketiganya langsung duduk di meja itu dengan suasana yang mencekam, di sudut ruangan tidak ada yang jaga sama sekali terlihat sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION BLACK TIGER
Fanfic•COMPLETE [FIKSI - HUMOR - AKSI] ❝Pantang Menyerah Sebelum Musuh Musnah!!❞ - BLACK TIGER. *** Kisah ini tentang anak motor yang harus terlibat dalam masalah besar. Penculikan, Perjanjian, dan Ancaman musuh yang membuat Black Tiger harus bergerak, m...