JJ tanjibul baru saja menerima gelas pertama yang dipesan. Menikmati tegukan awal dengan penuh penghayatan supaya sensasi alkohol terserap secara maksimal. Dia memang sering datang ke Patt night club hanya untuk menikmati kebisingan dari musik yang begitu memekakkan telinga. Niatnya sebatas membuang rasa lelah ketika banyak masalah.
Seperti malam ini, JJ baru saja putus dengan kekasihnya. Hanya masalah sepele. Dia seharian sibuk dan lupa tidak menjemput kekasih nya di klinik kecantikan. Tapi, di mata wanita yang sudah menjalin hubungan dengannya sejak di bangku sekolah SMA, hal itu adalah kesalahan fatal.
Paling anti dengan keributan yang terlalu berlebihan, maka JJ memilih untuk menenangkan diri. Bahkan ia datang ke club malam memakai kaos dan celana pendek biasa, outfit yang lebih cocok digunakan untuk tidur.
Tidak ada teman yang diajak, JJ rencananya hanya ingin menghabiskan beberapa gelas saja. Mendengar suara bising selalu berhasil membuatnya lebih relax.
"Satu lagi," pinta JJ . Menyodorkan gelas yang sudah kosong.
Mata pria itu fokus pada cairan yang terjun ke dalam gelas secara perlahan. Memastikan diisi sesuai batas yang diinginkan.
JJ seketika terhentak kala merasakan ada seorang laki - laki yang mengusap pahanya. Mata pun melotot dan menelisik sosok itu dari atas sampai bawah.
"Kau sekretaris phi Vegas , kan?" tanya JJ . Tentu ia kenal laki - laki itu karena sering melihat dan bertemu jika sedang ada urusan dengan saudaranya .
ON "Diam...." US membekap mulut JJ supaya tidak mengatakan kalimat tadi.
"Jangan kau sebut nama bosku yang gila itu!" Dia mulai meracau, bisa dikatakan kewarasan telah dilahap habis oleh alkohol.
JJ sedikit menarik pergelangan tangan US supaya membiarkan ia bicara. "Kenapa?"
"Karena aku kesal dengan dia." Us memukul dada JJ saat meluapkan segala amarah.
Kedua alis JJ naik serempak. Seburuk itu sifat saudaranya dalam urusan pekerjaan, sampai membuat seorang sekretaris yang rajin dan cekatan pun frustasi.
"Aku bukan Vegas . Jadi, jangan pukuli aku terus." JJ berbisik di telinga US agar terdengar karena harus berlomba oleh suara musik. Sejak tadi ia membiarkan dada merasakan hantaman yang tidak terlalu menyakitkan dari tangan kecil itu.
Dari marah-marah, US kini berubah kilat menjadi tertawa seperti orang gila. "Oh... sorry." Kepalanya sedikit menunduk sempoyongan."Ok, ada apa kau menghampiriku?" tanya JJ . Meski orang yang diajak komunikasi tidak fokus menatapnya, tapi ia selalu menatap lawan bicara, siapapun.
Us tersenyum. Sangat tidak waras, nyaris menyerupai orang gila. "Aku mau menggodamu." Jemari membelai pipi dan dagu pria yang entah siapa, tak melihat jelas karena wajah sedikit kabur.
Kening JJ mengerut dalam. "Kau mabuk berat, ya?" tebaknya kemudian. Ia menahan tangan US yang mulai membelai tengkuk. Itu salah satu titik sensitifnya.
"Mabuk? Tidak, aku sangat kuat minum banyak." US merubah posisi, dari berdiri di samping, sekarang di depan pria itu.
"Aku yakin kau mabuk." JJ mendekatkan wajah untuk menghirup aroma alkohol dari bibir US . "Pasti kau minum banyak."
Mata JJ mengerjap ketika bibir merasakan dikecup oleh US . Dia tidak menolak atau mendorong laki laki itu karena terjadi hanya sekilas, tidak lebih dari tiga detik.
"Diamlah ... aku mau mulai menggodamu." US melancarkan aksinya. Kedua telapak tangan mulus memegang paha pria itu yang tertutup kain. Dia membuka lebar dan mencondongkan tubuh hingga posisi sekarang mendempel pada tubuh JJ .
Ahk astaga 🤣