Kring...
Ponsel Salma berdering kencang, membuat tidur Salma yang semula pulas menjadi terganggu. Dengan mata masih terpejam, Salma meraba nakasnya, mencari keberadaan ponselnya. Setelah menemukannya, Salma mengerjapkan matanya, melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Nama Paul tertera di layar ponselnya, membuat Salma berdecak sebal.
"Hallo, Ca. Yaampun kebo banget Lo tidur!"
"Berisik banget sih Lo! Salah Lo sendiri ngapain telepon gue tengah malam?! Ganggu orang tidur aja!"
"Gue ada di depan apartemen Lo. Cepetan keluar!"
"Lo ngapain ke apartemen gue malam - malam?"
"Rony di tahan di kantor polisi. Gue mau bawa Lo kesana, cepetan keluar,"
Mata Salma terbuka sempurna. Apa Salma tidak salah dengar? Mengapa Rony bisa ditahan di kantor polisi?
"Lo lagi bercanda ya, Pol? Bercanda Lo gak lucu, sumpah!"
"Gue serius. Cepetan Lo ganti baju, kita sama - sama ke kantor polisi,"
Tut.
Salma mematikan sambungan teleponnya. Salma menyibak selimut yang melilit tubuhnya, bersiap - siap untuk keluar menemui Rony. Salma sudah tidak memperdulikan hubungan mereka yang sedang tidak baik - baik saja, yang Salma perdulikan saat ini adalah keadaan Rony. Salma harus bisa memastikan bahwa lelaki itu dalam keadaan baik - baik saja.
Setelah selesai bersiap - siap, Salma bergegas keluar dari apartemennya, menghampiri Paul.
"Kebo banget Lo tidur! Hampir satu jam nih gue nunggu Lo!" ucap Paul.
"Sttt. Diam. Kalau mau ngoceh nanti aja. Sekarang mendingan cepetan kita ke kantor polisi," ucap Salma.
Salma menarik tangan Paul untuk masuk ke dalam lift. Salma memencet tombol basement, tempat Paul memarkirkan mobilnya.
Keduanya masuk ke dalam mobil. Paul menyalakan mesin mobilnya, mulai melajukan mobilnya menuju kantor polisi tempat Rony ditahan.
"Cerita sama gue, kenapa Rony bisa ditahan di kantor polisi?" tanya Salma.
"Semuanya karena Diman. Gue udah pernah bilang kan kalau Diman itu suka sama Lo. Diman udah tau kalau Lo sama Rony itu udah mau menikah. Dia gak terima, terus tiba tiba tadi siang telepon Rony, ngajak dia untuk balapan. Awalnya Rony nolak, karena dia tau kalau dia terima, Lo akan semakin marah sama dia, tapi Diman terus mendesak dia sampai akhirnya Rony mau terima tawaran Diman untuk balapan."
"Awalnya semuanya berjalan mulus, mereka balapan. Sampai akhirnya pas Rony sampai mau di garis finis, polisi datang dan langsung nahan Rony dan Diman." ucap Paul menjelaskan kronologinya dengan jelas.
"Lo kenapa gak kasih tau gue kalau Rony mau balapan?"
"Kalau gue kasih tau Lo, memang Lo akan perduli? Kalian berdua lagi berantem kan, karena semalam Lo mergokin Rony ada di apartemen Bella?"
"Rony cerita sama Lo?"
"Iya, termasuk waktu lo tiba - tiba mau membatalkan pernikahan kalian tanpa Lo dengar dulu penjelasan Rony seperti apa," ucap Paul.
Paul memang tidak bohong tentang itu. Paul mengetahui semuanya, karena ketika Rony pulang dari apartemen Salma, Rony tidak pulang ke rumahnya, melainkan ke rumah Paul. Rony menceritakan semua masalahnya pada Paul.
"Ca, gue tau mungkin Lo kaget waktu Lo melihat Rony ada di dalam apartemen Bella. Gue tau mungkin Lo gak habis pikir, kenapa Rony bisa ada di apartemen Bella tengah malam. Kalau Lo butuh waktu untuk tenang, Lo belum bisa mendengar penjelasan Rony, i'ts oke, gue ngerti. Tapi disini yang gue gak habis pikir, bisa - bisanya Lo mengancam Rony dengan cara membatalkan pernikahan kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Religion ✨
Jugendliteratur"Aku tau kita memiliki rasa yang sama. Aku tau kita memiliki cinta yang sama. Namun ada benteng besar yang menghalangi hubungan kita, yang aku yakini tak akan bisa kita terjang, karena kita memiliki Amin yang sama, namun iman yang berbeda," Salma Sa...