"Jadi, kalian ingin konsep pernikahan kalian seperti apa?"
Saat ini rumah ibu Salma tengah diadakan kumpul keluarga untuk membahas rencana pernikahan Salma dan Rony. Setelah melakukan perbincangan, rencananya, pernikahan Salma dan Rony akan digelar bulan depan, di Kota Bandung, kampung halaman Salma.
"Kalau aku pribadi maunya yang sederhana aja, Mah, gak mau yang terlalu mewah," ucap Salma bersuara.
"Aku setuju sama Salma. Tidak usah terlalu mewah, yang terpenting acaranya sakral," ucap Rony.
"Jadi, hanya keluarga dan teman - teman dekat kalian saja yang datang?" tanya Linda, mamah Rony.
Salma dan Rony menganggukkan kepalanya, sepakat. Bagi mereka, tamu undangan banyak atau sedikit tidak menjadi masalah yang besar, yang terpenting adalah mereka sah menjadi suami dan istri.
"Mungkin nanti tamu undangan yang datang pakai dress code kali ya? Biar kelihatannya bagus," usul Rony.
"Nah boleh, tuh, aku setuju sama kamu, Ron. Warna putih gak, sih, biar suasana sucinya lebih keluar,"
"Boleh," ucap Rony.
Laras mengalihkan pandangannya ke arah Salma. "Ca, kamu sama Rony kan sudah mau menikah, biasakan dari sekarang manggil Rony pakai kata "mas", gak sopan kalau kamu masih manggil Rony nama," tegur Laras.
"Gapapa, Bu, lagipula aku sama Caca cuman beda satu tahun," ucap Rony.
"Tetap saja, Salma harus manggil kamu, Mas," ucap Laras.
"Iya, aku akan coba membiasakan diri untuk panggil Rony, Mas," ucap Salma.
"Assalamualaikum,"
Semua mata langsung tertuju ke sumber suara ketika ada seseorang yang mengucapkan salam. Tatapan Salma tiba - tiba berubah ketika melihat ayahnya datang, entah siapa yang mengundang ayahnya itu.
"Waalaikumsalam," "Duduk disini, Mas," ucap Laras sambil menepuk sofa yang ada disampingnya.
Salma bergerak cepat pindah duduk di samping Laras, tak memberikan celah untuk ayahnya itu duduk disampingnya ibunya.
"Ayah duduk di samping Rony aja," ucap Salma.
Firman menurut, duduk di samping Rony, calon menantunya. Firman dan Herry berjabatan tangan, saling memperkenalkan diri.
"Saya Firman, ayahnya Salma,"
"Saya Herry, ayahnya Rony,"
"Maaf saya terlambat datang. Jadi bagaimana rencana pernikahan anak - anak kita?"
"Rencananya kita mau menggelar pernikahan kita bulan depan om,di Bandung, kampung halaman Salma." ucap Rony memberitahu.
"Wah, sebentar lagi ya. Persiapannya sudah sejauh mana?"
"Semuanya sudah dipersiapkan, Om. Untuk busana sudah disiapkan sama ibu, catering disiapkan oleh mamah saya, dan untuk tempat Bang Faisal yang akan cari,"
"Kamu panggil saya ayah, saja, biar kita bisa lebih akrab," ucap Firman sambil menepuk bahu Rony.
"Iya, Yah," ucap Rony.
Obrolan mereka terhenti ketika mendengar adzan ashar berkumandang. Semuanya diam, khidmat mendengar adzan.
"Rapatnya kita sudahi dulu kali, ya, kita sholat ashar dulu," ucap Faisal.
"Boleh, silahkan," ucap Herry.
Rony, Faisal, dan Herry beranjak dari tempat duduknya, masuk ke dalam mushola yang ada di dalam rumah untuk menunaikan sholat ashar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Religion ✨
Novela Juvenil"Aku tau kita memiliki rasa yang sama. Aku tau kita memiliki cinta yang sama. Namun ada benteng besar yang menghalangi hubungan kita, yang aku yakini tak akan bisa kita terjang, karena kita memiliki Amin yang sama, namun iman yang berbeda," Salma Sa...