"Seng, aku ikut kamu aja ya, ke Medan?" tanya Rony.
Salma menghela napasnya berat. Ini adalah pertanyaan ke seribu kali yang Salma dengar dari mulut Rony. Bukannya Salma tak mengizinkan Rony untuk menemaninya manggung di Medan, tapi Rony ada jadwal manggung hari ini, dan tak mungkin untuk lelaki itu membatalkan jadwal manggungnya. Salma hanya ingin Rony tetap profesional dengan pekerjaannya.
"Mas, cuman tiga hari kok. Kamu kan di jakarta juga ada kerjaan, mas," ucap Salma.
"Nanti kalau aku kangen sama istri aku, gimana? Tiga hari lama loh, Seng," ucap Rony.
"Kan bisa vidio call, mas. Teknologi udah canggih, gak usah dibuat ribet," ucap Salma.
Rony mendengus sebal. Rony sebenarnya tidak ada masalah jika Salma ada pekerjaan diluar kota seorang diri. Namun yang menjadi permasalahan disini adalah, Salma bukan hanya bekerja sendiri, melainkan dengan Novia dan juga Diman, lelaki yang sangat amat Rony benci.
"Kalau nanti Diman macam - macam sama kamu gimana? Udahlah, Seng, biarin aku temenin kamu. Aku gapapa kok kalau harus mengembalikan uang yang udah mereka bayar. Yang penting aku bisa temenin kamu,"
"Sayangku, cukup ya. Aku kan disana gak cuman berdua sama Diman, ada Novia juga. Aku yakin Diman gak akan berani macam - macam. Please, jangan seperti ini ya," ucap Salma.
Novia memutar bola matanya jengah. Waktu siang bolong seperti ini,Novia harus menyaksikan drama mami dan babeh nya yang akan menjalani LDR selama tiga hari.
"Permisi, ini mau debat sampai kapan, ya? Ini kita udah harus check in," ucap Novia.
Rony menarik Salma ke dalam pelukannya. "Jaga diri baik - baik ya, Seng. Jangan lupa kabarin aku kalau udah sampai Medan. Jangan sampai gak ada kabar, nanti suaminya khawatir," ucap Rony.
"Kamu juga jaga diri baik - baik ya. Kalau bisa nanti malam jangan di rumah sendiri, kamu nginap aja di rumah mamah, atau di rumah Paul juga boleh. Takutnya kalau kamu dirumah sendiri pas waktunya sahur kamu gak bangun,"
"Iya, sayang,"
Rony melepaskan pelukannya, mengelus kepala istrinya itu dengan penuh kasih sayang. "I love you,"
"I love you, more,"
Salma mengambil tangan kanan Rony, mencium punggung tangan suaminya itu. "Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam,"
Rony beralih menatap Novia yang berdiri dibelakangnya. "Nov, titip Salma ya. Pokoknya Lo harus pepet terus Salma, jangan sampai lengah. Gue gak mau Diman modus sama istri gue,"
"Siap, babeh. Gue pasti akan jaga istri Lo baik - baik. Tenang aja, oke."
Tatapan Rony berubah ketika melihat Diman datang menghampiri mereka.
"Nov, ingat pesan gue, ya," ucap Rony.
"Tenang aja, beh. Kalau perlu gue iket Salma, biar kemana - mana sama gue," ucap Novia.
"Yaudah sana, kalian check in,"
"Kamu hati - hati ya, Mas, Pulangnya," ucap Salma.
"Iya, cintaku,"
Salma, Novia, dan Diman berlalu masuk ke dalam area bandara, sedangkan Rony kembali ke mobilnya. Semoga saja istrinya itu baik - baik saja, selama tak disampingnya.
***
Salma meminum es teh manis yang ada dihadapannya. Adzan magrib baru saja berkumandang, dan sudah saatnya Salma untuk berbuka puasa. Berhubung Salma sedang ada diluar kota, Salma lebih memilih untuk buka puasa diluar. Kalau dia memasak, takut mubazir karena dia makan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Religion ✨
Teen Fiction"Aku tau kita memiliki rasa yang sama. Aku tau kita memiliki cinta yang sama. Namun ada benteng besar yang menghalangi hubungan kita, yang aku yakini tak akan bisa kita terjang, karena kita memiliki Amin yang sama, namun iman yang berbeda," Salma Sa...