05. Dua Iman Satu Amin.

2.1K 106 0
                                    

Salma menatap orang - orang yang berlalu lalang di hadapannya dengan tatapan kosong. Saat ini Salma sedang ada di dalam mobil yang berhenti di depan sebuah gereja yang cukup besar. Ya. Salma sedang menemani Rony yang sedang pelayanan di dalam gereja.

Salma menghembuskan napasnya berat. Jika sedang disituasi seperti ini, Salma semakin merasa hubungannya dan Rony sangatlah jauh. Salma sebenarnya sudah terbiasa menemani Rony pelayanan seperti ini, dan perasaannya setiap kali menemani Rony pelayanan selalu sama, selalu merasa hubungan mereka sangatlah jauh.

Salma menyalakan audio musik yang ada di mobil Rony, memilih mendengarkan radio untuk menemani kesendiriannya di dalam mobil.

"Oke gengs, kita putar lagu selanjutnya. Lagu yang sedari tadi di request oleh pendengar radio Ardan. Seamin tak seiman yang di popularkan oleh Petrus Mahendra."

"Kenapa lagunya pas banget sih sama perasaan gue sekarang," batin Salma.

Salma memejamkan matanya, menghayati lagi yang sedang di putar. Air mata turun membasahi pipinya. Hatinya terasa sangat sesak, menyadari bahwa lagu itu sangatlah related dengan hubungan asmaranya dengan Rony.

Tuhan menyatukan kita yang tak sama..
Aku yang mengadah dan tangan yang kau genggam..
Berjalan salah, berhenti pun tak mudah..
Apakah kita salah

Bagaimana ujung dari hubungannya dengan Rony? Itu yang selalu Salma pikirkan setiap harinya. Bagi Salma, Rony adalah semestanya. Sampai kapanpun, Salma tak akan pernah siap jika harus kehilangan Rony.

Salma menyeka air matanya ketika melihat beberapa orang yang ada di dalam gereja sudah keluar. Acara pelayanan sepertinya sudah selesai. Salma yakin, sebentar lagi Rony pasti akan kembali ke mobil.

"Lama ya, Ca? Maaf ya," ucap Rony ketika memasuki mobil.

"Enggak, kok. Gapapa," ucap Salma.

Rony menangkup wajah Salma, memperhatikan wajah pacarnya itu lekat. "Kamu habis nangis, ya?" tanya Rony.

"Enggak kok. Tadi aku kelilipan, jadi matanya berair," alibi Salma.

"Seng, jangan bohong sama aku. Aku tau kamu habis nangis. Cerita sama aku, kamu kenapa?" tanya Rony, lagi.

Salma mengalihkan pandangannya keluar kaca mobil. "Kira - kira hubungan kita bisa bertahan sampai kapan ya, Ron?"

Raut wajah Rony berubah ketika mendengar pertanyaan dari Salma. "Maksud kamu apa?" tanya Rony.

"Hubungan kita terlalu mustahil untuk lanjut ke jenjang yang lebih serius, Ron. Ujung dari hubungan kita adalah perpisahan," ucap Salma.

"Aku gak siap kehilangan kamu, Ron. Aku gak tau hidup aku akan seperti apa nantinya kalau kita harus putus. Tapi aku juga yakin, berat untuk kita tetap mempertahankan semuanya ditengah benteng kita yang tinggi." ucap Salma mengutarakan perasaannya.

Rony menggenggam tangan Salma, mengelus punggung tangan pacarnya itu. "Seng, kita udah saling janji kan, kalau kita gak akan pernah meninggalkan satu sama lain? Kamu rumah aku, Seng, tempat aku pulang. Kamu segalanya untuk aku."

"Aku yakin akan ada jalan keluar untuk masalah ini selain perpisahan, selama kita masih memiliki cinta yang sama dan ingin memperjuangkan hubungan kita. Aku yakin, semuanya akan berjalan indah pada waktunya," ucap Rony.

Rony kembali menangkup wajah Salma, menghapus jejak air mata yang membasahi pipi pacarnya itu. "Jangan terlalu dipikirkan, Ca. Biarkan semuanya mengalir dengan sendirinya. Kalau kita memang ditakdirkan untuk sama - sama, kita pasti akan bersama, apapun halangannya."

Long Distance Religion ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang