16. Triple Date.

1.7K 78 6
                                    

Salma menatap berbagai macam cincin pernikahan yang disimpan di etalase toko. Pernikahan Salma dan Rony tinggal menghitung minggu. Semua persiapan sudah selesai, hanya tinggal membeli cincin pernikahan. Karena pernikahan ini mereka harapkan hanya sekali, mereka memilih untuk membeli cincin nikah sendiri, agar mereka bisa memilih model yang sesuai dengan keinginan mereka.

"Seng, ini menurut kamu gimana?" ucap Rony menunjuk salah satu cincin yang ada di etalase.

Salma memperhatikan cincin yang Rony tunjuk. Cincin itu simpel, tidak terlalu mewah, tidak juga terlalu sederhana.

"Mba, mau lihat cincin yang ini boleh?" tanya Salma sambil menunjuk cincin yang sebelumnya Rony tunjuk.

Pegawai itu mengeluarkan cincin yang Salma tunjuk. Salma mencoba memasangkan cincin itu di jari manisnya.

"Bagus gak mas dijari aku?" tanya Salma.

"Bagus, kok. Cocok banget di jari kamu," ucap Rony.

"Ambil ini aja kali ya?" tanya Salma.

"Boleh," ucap Rony.

"Mba, saya mau pesan cincin ini untuk pernikahan saya. Kira - kira untuk yang laki - laki saya bisa custom yang bahannya Palladium atau tidak ya?" tanya Salma

"Bisa, kak," ucap Pegawai itu.

"Baik, saya pesan itu ya, mba, pengerjaannya kira - kira berapa hari ya?"

"Kira - kira 4 - 5 hari, kak,"

"Baik, terimakasih banyak,"

Tanpa keduanya sadari, dibelakang mereka ada dua pasangan yang memperhatikan mereka sedari tadi. Mereka adalah Paul, Nabila, Faisal, dan Zahra, pacar Faisal. Mereka sengaja ikut dengan Salma dan Rony karena setelah ini mereka berniat ingin triple date.

"Nab, aku gak nyangka deh Salma sama Rony bisa ada dititik ini," ucap Paul.

"Aku pun gak nyangka, kak. Kira - kira nanti kita bisa gak ya, seperti Kak Salma dan Kak Rony?"

"Gak usah berpikir kesana dulu ya, Nab. Kita nikmati aja dulu proses kita sekarang. Aku yakin, akan ada jalan keluar untuk hubungan ini," ucap Paul.

"Semoga, bub,"

Setelah menyelesaikan pembayaran, Salma dan Rony menghampiri Paul, Nabila, Faisal, dan Zahra, yang sedari tadi menunggunya.

"Mau kemana nih kita sekarang?" tanya Salma.

"Makan yuk, lapar banget gue," ucap Paul.

"Mau makan dimana? Gue yang bayar deh kali ini," tanya Rony.

"Gak usah gitulah, Ron. Kita bayar masing - masing aja. Lo kan juga lagi banyak pengeluaran," ucap Paul.

"Dih? Tumben banget Lo gak mau di traktir. Biasanya Lo paling semangat kalau ada yang mau traktir Lo,"

"Ya gue kan tau Lo lagi banyak pengeluaran. Biaya nikah gak murah,kan?" ucap Paul.

"Paul benar, Ron. Kita bayar masing - masing aja, kalau Lo mau traktir, nanti aja habis Lo nikah, nanti kita triple date lagi," ucap Faisal.

"Yaudah, ini kita jadi mau makan dimana?"

"Sushi atau ramen?" usul Nabila.

"Sushi yuk, gue lagi pengen makan sushi deh," ucap Salma.

"Let's go, kita makan sushi,"

Enam manusia itu beranjak keluar dari toko perhiasan, berjalan menyusuri mall, mencari tempat makan yang mereka inginkan. Sesampainya di tempat sushi, Salma membuka buku menu, memesan beberapa makanan untuk mereka makan. Semua orang yang ada disana menyerahkan semuanya pada Salma, karena jika menurut Salma makanan itu enak, berarti makanan itu juga enak untuk mereka.

Long Distance Religion ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang