Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"mami pulang- loh? rame banget ya" teman-teman kak cala menoleh pada rony dan salma yang baru saja masuk rumah.
"mami udah pulang? kok lama banget sih? adek kan nungguin mami" nabila segera mendekati mami nya untuk memeluk orang yang ia tunggu-tunggu kepulangannya.
salma tersenyum dan memeluk nabila hangat. "maaf ya sayang, adek nunggu lama banget ya?"
nabila mengangguk mengiyakan. "mami tadi sedikit sibuk sama butik mami, maka nya pulang telat. adek ga kesepian kan?"
"engga dong, mi. kan ada temen kak cala disini, ada kak pauli juga" nabila menatap mami nya dengan cengiran yang khas.
"paul terus. adek gamau peluk papi juga?"
teman-teman kak cala yang mendengar ucapan papi nya menahan tawa mereka. jika mereka kelepasan tertawa, mungkin rony akan menendangnya.
bercanda.
"cie papi cemburu ya" nabila berkata sembari mendekati sang papi, untuk memeluknya.
"cemburu kok sama calon menantu" celetuk syarla.
rony yang mendengar itu total melotot menatap sang anak sulung. salma yang melihat itu hanya menahan senyumnya.
"ga ada calon menantu, masih kecil" rony berucap tajam sambil melirik paul yang juga sedang menatapnya.
bombastic side eye.
"ngapain kamu lihat saya?"
"papi kepedean. orang paul lagi liatin anak bungsu papi tuh" syarla kembali memancing emosi sang papi.
"udah udah. ayo ron ke atas, bersih-bersih dulu. biarin adek main disini"
"adek gabisa dibawa ke atas aja? adek mau kan?" syarla dan kawan-kawan menahan tawanya kembali, termasuk juga nabila yang masih berada di pelukan rony.
papi nya itu benar-benar posesif. the real rony alaskara posesif parulian.
"gamau, adek mau disini aja sama kak cala"
"tuh denger, ron. udah ah, ayo" salma menarik tangan rony agar ikut dengan nya.
"tapi-"
"udah lah, gapapa adek di bawah. kamu ini kaya sama siapa aja"
lebih baik rony menurut, daripada ia harus kehilangan jatahnya dan tempat tidurnya yang nyaman.
( ｡ •̀ ᴗ - ) ✧
"om rony posesif banget ya" nuca memulai pembicaraan.
"iye, tapi gua suka si sama yang posesif modelan om rony" sahut edo.
"lu mah apa aja juga suka, do" timpal keisya.
"tau tuh" mark juga tidak mau kalah.
"gapapa posesif, yang penting ganteng" syarla bersuara.
"kak daniel posesif ngga?" tanya nabila.
"lumayan" jawab keisya.
"syarla yang di tanya, bukan elu!" edo mengusap muka keisya menggunakan tangannya.
"ihhh! di bilang tangan lu bau terasi! ngapain di usapin ke muka gua!!!" keisya menatap tajam sang empu.
"hehe, sorry ya engkei"
"bodo"
"gimana kak?"
"ya lumayan, tapi posesif nya ke arah yang positif"
"maksudnya? kakak ga di bolehin main sama temen?"
"kalo temen nya ngajak yang ga bener, baru ga di bolehin. tapi maksud kakak itu gini bil, posesif nya daniel itu masih wajar, masih manusiawi. ga kaya papi mu"
"oh gitu ya. emang papi ga manusiawi? ga wajar juga?"
"ga juga sih"
"oh, yaudah deh"
"kenapa emang? kamu di posesif-in sama siapa? selain sama papi?"
"eumm, ngga ada tuh"
"jangan bohong loh" nuca memanaskan suasana.
orang mah mencairkan, ini memanaskan.
"ga bohong kok"
"hayo panik hayo" akhirnya si mark ini perlahan mulai muncul lagi sifat tengilnya.
"ihhhh! kak paullll, tolongin" nabila menatap melas ke arah paul.
"kok minta tolong ke paul sih? kan aku kakak mu, dek" syarla tak terima. dia berusaha semaksimal mungkin memasang wajah yang ingin marah dan menangis, agar adiknya merasa kasihan.
"kak cala kan pelaku, jadi gaboleh minta pertolongan sama kakak. maka nya aku minta tolong sama kak pauli" nabila berangsur mendekati paul dan duduk di sebelah paul kembali.
"nah bagus, sini duduk deket aku aja. jangan jauh-jauh, nanti di culik"
"modus lu, ul. siapa juga yang mau culik, paling elu yang nyulik" kata edo.
