take 3

255 39 2
                                    

" Jeon Jungkook!! "

Langkah kaki Jungkook menuju tangga ke lantai atas seketika terhenti ketika seruan suara barithon yang tegas dan berwibawa mengintrupsinya.

" Yes, dad~ "
Jungkook menjawab tanpa mengalihkan tatapannya, bahkan berbalik pun sepertinya enggan.

Namun siapapun yang menelisik lebih dalam akan menyadari bahwa tubuh kecil tegap Jungkook sedikit gemetar.

Gong Yo Jeon, ayah atau biasa dipanggil daddy oleh putra bungsunya itu pun menatap sang putra dengan datar, namun telisik lebih dalam sirat kasih sayang tak bisa disembunyikan.

" Bagaimana harimu, jeon~?! " Tanya tuan Jeon dengan dua tangan dimasukkan kedalam saku celana formal-nya penuh akan wibawa.

Jungkook membalikkan tubuhnya menghadap sang Daddy, lalu membungkuk sopan memberi hormat.

" So good day, daddy~, kau tak perlu khawatir! " Jawab Jungkook dengan sedikit senyuman tipis tersemat dibibirnya.

Tuan Jeon tersenyum hangat, lalu berjalan mendekat ke arah sang putra.

Mengusap pucuk kepala Putra-nya dengan sayang.
Memasukkan kembali tangannya kedalam saku dan berkata.

" Kau yang terbaik boy, aku yakin kau akan selalu baik-baik saja, jika ada sesuatu beritahu daddy~, maka akan daddy lakukan apa yang kau inginkan "

Jungkook tersenyum lembut lalu memeluk sang Daddy dengan sayang.

" Terimakasih dad~, tapi itu tidak perlu, selama aku bisa mengurusnya sendiri, daddy tidak perlu melakukan apapun! ~"

Tuan Jeon membalas pelukan sang putra dengan erat, mengusap punggung nya dengan pelan lalu memberikan kecupan sayang pada keningnya.

" Baiklah, usahakan dirimu tetap baik-baik saja, ceritakan nanti sisanya, sekarang mandi dan makan lah, setelah itu istirahat "

Melepas pelukannya lalu menatap sang putra hangat.

" Kau akan pergi dad?~" Memainkan telapak tangan sang daddy dengan polos membuat tuan Jeon tersenyum melihat putra bungsunya.

" Ya, ada sedikit masalah diperusahaan NY saat ini, daddy sendiri yang harus mengurusnya–

Menatap putranya dalam lalu mengusap bahu Jungkook pelan.

–daddy sudah menghubungi dua hyung-mu, mereka akan segera kembali untuk-Mu "

Seketika senyuman manis merekah dari bibir sang pemuda Jeon.

Binar matahari dimatanya semakin bercahaya membuatnya tampak semakin imut.

" Benarkah? , yeayy, aku akan segera menguras isi dompet mereka! " Ucap Jungkook sungguh-sungguh.

Tuan Jeon terkekeh, sudah tak heran dengan tingkah sang putra bungsunya lalu menggeleng pelan.

" Baiklah, daddy harus segera pergi, jaga dirimu dengan baik ".

" Ya-ya-ya, pergilah dad, hati-hati dan cepatlah kembali "

Tuan Jeon pun segera pergi setelah sempat mencium kening sang putra dengan sayang.

" Sampai kapan sandiwara ini berakhir ".

⛈⛈⛈

Jungkook masuk kedalam kamarnya dengan lelah, melepas pakaiannya setelah melempar sembarang ransel sekolahnya.

Pergi kekamar mandi tak sampai dua puluh menit akhirnya selesai.

Mengambil piyama IronMan kesukaannya, memakainya lalu membaringkan tubuhnya ke kasur empuk mahalnya.

Hari masih menunjukkan pukul 17:28, hampir malam dan Jungkook enggan beranjak dari kamar mewah nya, terlalu nyaman karena Jungkook lebih suka menikmati waktu sendiri dibanding keluar yang mampu menguras tenaganya.

Meletakkan kedua tangan sebagai bantalan kepalanya lalu menatap langit-langit kamar menerawang.

" Kau berhasil menghancurkan kami ". Lalu memejamkan matanya.

" Koo~ , daddy mu tidak bisa hadir sayang, maafkan dia ne~ " Ucap seorang wanita cantik dengan dres putih glamor-nya pada sang putra yang baru menginjak 6 tahun tersebut.

Si kecil mengernyit lalu merengutkan bibir cherry mungilnya dengan imut.

" Memangnya ada hal apa lagi sehingga daddy selalu tidak bisa memberikan waktunya lagi untukku mom~? " Ucap si kecil Jeon Jungkook dengan mata bulatnya yang mulai berkaca-kaca.

" Mom juga tidak tahu, sayang~! Mungkin dia lebih mementingkan kedua Hyung-mu lagi koo~" Ucap wanita tersebut dibuat sesedih mungkin.

" Sudahlah, bukankah koo memiliki mommy, mommy disini akan selalu ada untuk mu sayang, jangan sedih lagi dan jangan khawatir ne~ "

Jungkook kecil tersenyum manis lalu memeluk wanita tersebut erat.

" Baiklah, terimakasih mom karena selalu ada untuk koo~ "

Wanita itupun membalas pelukan erat sikecil Jungkook dengan mengelus punggungnya lembut.

" Tentu saja, mommy juga sangat menyayangimu sayang ".
Mereka pun makan malam bersama dengan senang.

__

Jungkook tersentak dalam tidurnya, matanya membelalak masih dalam posisi berbaring.

Tiba-tiba tatapannya menajam dengan kilatan akan dendam.

" Aku sangat membenci-mu Hye-jin "

⛈⛈⛈

Taehyung menatap langit malam dengan datar.

Tangan kanannya memainkan gelas kecil yang terdapat cairan merah pekat didalamnya, menyesap air tersebut merasakan rasa dingin dan pahit namun nikmat menghantam indra pengecap nya.

Terus berulang hingga air tersebut tandas dengan sekali tegak.

Tiba-tiba bibirnya melengkung ke atas membentuk sebuah seringai nakal diiringi dengusan geli.

Tatapannya berubah kilat aneh namun tajam seolah bersiap menghunus apapun dengan kejam.

Pikirannya tiba-tiba melayang pada sosok yang menabraknya sore lalu, dengan sekejap matanya berubah sirat akan rindu.

" Jeon Jungkook lama tak jumpa—

Tersenyum lembut namun tatapannya menjadi gila haus akan hasrat.

—masihkah kau mengingatku? Atau-

-perlu ku ingatkan baby~"

Terkekeh geli lalu wajahnya kembali mendatar.

" Akan ku dapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi milikku ".

Pergi begitu saja meninggalkan dingin malam yang semakin menusuk dari balkon kamar mewahnya.

" Jeon Hye-jin, ah tidak, Lee Hye-jin tunggu pembalasanku "

⛈⛈⛈


#MAY⛈

Tbc.. . .

Mine and Your's {Taekook-vkook}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang