take 4

291 41 1
                                    

" Andai saja peristiwa itu tidak terjadi, kita tidak akan serumit ini! " Ucap sang wanita frustrasi.

" Ini semua karena si dominan brengsek itu, telak menghancurkan masa depan putra kita!!" Sang suami tak kalah frustrasi hingga akal nya mulai memanas dengan amarah yang mulai menguasai.

" Kau tahu, anak kita juga bersalah dalam hal ini, dia juga sama saja, andai dia memikirkan nasib kita, kita tidak akan seperti ini!!" Sang istri mulai tidak bisa mengontrol emosinya hingga mengatakan sesuatu yang amat seharusnya dihindari.

Pria yang berstatus suaminya itupun terdiam, sebenarnya enggan kembali mengungkit masalah yang akan menimbulkan beberapa masalah lainnya, hanya saja perkataan sang istri tidak dapat dicegah.

Tanpa mereka sadari, pemuda bocah berumur 14 tahun itupun mendengarkan pertengkaran itu dengan deraian air mata yang mulai membasahi wajah cantiknya.

Diingatkan kembali dengan sesuatu yang membuat dirinya kembali dihancurkan.

Selalu disalahkan dan seakan ialah penyebab datangnya kesialan sejak saat itu.

Pemuda kecil yang awalnya berniat memasak makan malamnya sendiri karena kelaparan, kini malah dibuat semakin hancur dengan perkataan wanita yang berstatus sebagai ibunya.

Teramat menyakitkan, hingga rasanya ia sangat ingin berakhir saat itu juga.

Ibunya selalu mengungkit kesalahan tak disengajanya yang padahal ia sangat tahu bahwa hal itu mampu menghidupkan kembali depresinya. Rasa sakitnya.

Namun sang ibu tak pernah peduli itu.

Sikecil hanya bisa berlari kembali masuk kedalam kamarnya, menangis sejadi-jadinya meluapkan semua rasa sakit yang selalu berusaha ia pendam selama ini.

Dirinya selalu seperti ini tanpa seorang pun mengerti keadaannya, tanpa ada yang bersedia mendengarkan kesedihannya, tanpa ada yang menemani kesendiriannya, tak ada yang bisa dijadikannya tempat untuk bersandar.

Saat ini ia sedang sangat kesakitan batinnya, dirinya butuh pelukan, butuh usapan, butuh penenang, namun tak ada siapapun disisinya. Dia selalu dibiarkan sendiri dengan segala hinaan, segala kesialan dan segala kesalahan disetiap langkahnya.

Ia ingin pergi namun entah harus kemana, ingin mati yang ada malah akan menambah beban.

Dirinya hanya seorang pecundang yang tidak diharapkan.

Dan dunia ini seolah tak membiarkannya hidup dalam nyaman sedikitpun.

Ia akan terus selalu disalahkan, bukan hanya orang lain, bahkan keluarga dan orang tuanya pun telak menganggapnya benalu.

Lalu kemana ia harus pergi, kemana ia harus pulang.

Disini, bukan rumahnya lagi.

⛈⛈⛈


Gelap pagi buta kota besar Seoul masih menyelimuti langit indah kota tersebut, dengan hembusan alami yang alam berikan menghantarkan tiap orang yang merasakannya semakin beringsut kedalam selimut tebal nyaman mereka.

Tak berbeda dengan seorang pemuda teramat manis bahkan dalam keadaan tidurpun, perlahan mengerjapkan kedua netra hitam kelamnya.

Seketika cahaya lampu yang baru saja ia nyalakan bersinar dalam netra jelaga tersebut, membuatnya semakin nampak indah dan menawan.

Jungkook menggeliat merenggangkan otot-otot tubuhnya, terduduk untuk merilekskan syaraf dan aliran darah nya.

Dengan wajah baru bangun tidurnya yang tiba-tiba nge-bug begitu saja membuat yang andai menatapnya akan tak tahan untuk membawanya untuk dirinya sendiri  nikmati.

Mine and Your's {Taekook-vkook}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang