[02]

598 80 3
                                    

.

.


.

Sekarang Deva sedang duduk dengan kepala menunduk karena takut dengan tatapan ketiga anggota keluarganya. Ya, Deva tadi sudah berbicara dengan bundanya dan dibantu oleh kak Yasha tentunya. Dan sekarang ia sudah seperti di interogasi oleh papa, bunda, dan kakaknya.

"Kamu yakin mau bersekolah di sekolah umum?" Tanya sang papa menginterogasi putra bungsunya.

Deva yang mendengar pertanyaan itu menegakkan kepala, lalu mengangguk-anggukkan kepalanya yakin.

"Tapi Deva tau kan nak, kalau Deva nggak sama kaya anak yang lain?" Tanya bunda Jena. Ia hanya khawatir anak bungsunya kenapa-napa.

"Deva yakin kok, kan ada kak Arjun sana Juan juga yang bakalan jagain Deva" ucapnya sambil menunjuk Arjuna yang sedang memainkan ponselnya dan Juan yang sibuk makan cemilannya di dapur.

"Tapi Deva sekolah diluar itu bahaya buat Deva, nanti kalau Deva kenap-

"Iya, sudah papa izinin Deva buat sekolah sama Arjun dan Juan" kata sang papa.

Bunda yang kalimat nya di potong begitu saja menoleh kearah sang suami dan mencubit kecil pinggangnya.

"Aduh.. gapapa bun, lagian Deva udah besar ada Arjun sama Juan juga yang bakal jagain Deva" ucap papa mencoba meyakinkan sang istri.

"Yaudah bunda setuju, tapi Deva harus janji sama bunda sama papa kalau Deva bakal jaga diri baik-baik, jangan sampai Deva sakit kaya dulu lagi, oke?" Kata sang bunda.

"Oke, Deva janji Deva bakal jaga diri, dan Deva nggak akan sakit lagi" jawab Deva sambil mengacungkan jari kelingkingnya kearah bundanya dan disambut dengan baik oleh sang bunda.

Setelah itu Deva menghamburkan pelukannya kepada bundanya.

"Makasih bunda, Deva sayang bunda banyak-banyak" ucapnya.

Yang di jawab anggukan kepala oleh bundanya.

🐰🐰🐰

"Juan kalau nggak mau bantuin Deva gausah ganggu bisa nggak?" Marah si manis. Karena sedari tadi sepupunya itu menggangunya yang sedang menyiapkan perlengkapan sekolahnya.

Ya, besok Deva sudah mulai masuk sekolah di SMA yang sama dengan kakaknya dan juga Juan.

"Biarin, lagian lo ngapain sih bawa buku sebanyak itu? Lo cuma mau ke sekolah bukan mau pindahan" kata Juan sedikit sewot, pasalnya sepupu manis nya itu membawa semua buku dari buku pelajaran, kamus yang tebal itu, sampai novel pun ia bawa. Pasti jika Deva yang menggendong tas tersebut akan mirip seperti kura-kura.

"Y-ya kan aku nggak tau yang dibawa pas sekolah itu apa aja" Ucapnya mencoba mencari alasan.

"Kan lo bisa nanya ke gue"

"Kan tadi Juan nggak mau bantu" kaya Deva tak mau kalah.

Juan mendengus memang salah dia berdebat dengan sepupunya ini, pasti ujung-ujungnya ia yang kalah.

"Yaudah sini biar gue yang siapin" kata Juan, ia memilih mengalah dari pada sepupu manisnya ini berakhir ngambek.

"Nah gitu dong" ucap nya dengan tersenyum manis, lalu menyerahkan tas sekolahnya yang penuh oleh buku-buku.

🐰🐰🐰

Pagi ini Deva sudah siap dengan seragam yang melekat di tubuhnya dan tas biru muda yang ia gendong di pundak. Ia berjalan menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan pagi bersama keluarganya.

"Selamat pagi bunda, papa, kak Arjun" sapa nya dengan senyum cerianya.

"Pagi sayangnya bunda, ayo sini sarapan terus nanti berangkat bareng kak Arjun ya" ucap sang bunda sambil menyerahkan kotak bekal untuk anak bungsunya.

Kalau kak Arjun? Ia tidak pernah mau membawa bekal katanya kalau ia membawa bekal lalu siapa yang membeli jajanan di kantin? Katanya seperti dia seorang saja yang jadi murid di sekolah.

"Deva nanti kalau ada apa-apa bilang sama kak Arjun kalau nggak Juan ya? Maaf papa nggak bisa nganterin Deva di hari pertama Deva sekolah" kata sang papa.

"Iyaa, papa tenang aja" balas si anak bungsu.

"Kalau gitu Arjun sama Deva berangkat ya pa, Bun" pamit Arjun lalu mengajak sang adik untuk segera berangkat.

🐰🐰🐰

Sesampainya di sekolah Arjun turun dari mobil dan segera mengantarkan adiknya sampai ke depan pintu kelas adiknya.

"Nanti kamu duduk sama Juan aja, kamu nggak boleh jauh-jauh dari juan" kata sang kakak saat mereka sudah sampai didepan kelas.

Deva mengerutkan keningnya, merasa bingung bukankah Juan lebih muda dari nya? Kenapa mereka bisa sekelas?

"Aku sekelas sama Juan?" Tanyanya.

"Iya, nah itu dia orangnya" kata Arjun sambil menunjuk Juan yang sedang berjalan keluar kelas.

"Dev ayok masuk, sebelum wali kelas masuk" ucap Juan

"Wan , gue nitip adik gue ya?" Kata Arjun dengan mendorong kecil pundak adiknya, yang membuat adiknya itu mencebikkan bibirnya kesal.

"Iya elah bang, kaya sama siapa aja" balas Juan.

🐰🐰🐰

Kim Junkyu
As
Arjuna Theo Audrey

🐨 Umurnya 18 tahun udah kelas 12 tapi dia nggak tau mau lanjut kuliah apa enggak, bukan karena biaya, tapi karena Arjun ini orangnya males mikir
🐨Kakak Deva satu satunya
🐨 Sebenarnya dia nggak mau mengakui ini, tapi dia anak bunda Jena dan papa Candra
🐨 Kadang suka jail ke adiknya, tapi nggak suka lihat adiknya dijailin orang, apa lagi orangnya Juan
🐨 Punya pacar tapi bunda sama papanya nggak tau

So Junghwan
As
Juanda Pratama

🐮16 tahun kelas 11 soalnya dia sekolahnya kecepetan
🐮 Dikasih nama Pratama soalnya dikira habis dia bakal ada lagi ternyata cuma dia
🐮Dia ini anak tunggal makanya sering main kerumah Deva sama Arjun
🐮 Hobinya jajan sama habisin isi kulkas bunda Jena
🐮Suka banget jailin Deva sampe Deva nya nangis, padahal udah di marahin Arjun masih nggak kapok
🐮 Suka ngungsi di rumah bunda Jena kaya nggak punya rumah

[Pict Juan sama Arjun ada di mulmed]

Haloo, makasih yang udah mampir

Sebenarnya tadi aku mau ngetik banyak tapi takut kalian yang baca bosen jadinya ku jadikan 2 chapter

Kalau gitu jangan lupa Voment ya

Oh iya, maaf juga kalau tulisanku masih berantakan atau banyak typo nya

Sampai jumpa di chapter berikutnya





14-07-23

PRINCE(SS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang