[06]

417 64 5
                                    

Hari ini adalah pelajaran olahraga, itu sebabnya si manis saat ini sedang duduk di pinggir lapangan untuk melihat teman-temannya yang sedang melakukan pemanasan.

Ia juga sadar jika ia tidak seperti teman-temannya makannya ia tidak akan memaksakan diri untuk ikut bergabung dengan teman-temannya dilapangan.

"Hai" sapaan dari seseorang itu mengalihkan perhatian Deva. Ia memiringkan kepalanya saat merasa tidak mengenali orang yang berdiri di depannya ini.

Orang tersebut yang paham jika Deva bingung mulai mengenalkan dirinya.

"Gue Yudha kelas 11 IPA 2" Ucapnya sambil menjulurkan tangannya.

"Oh hai Yudha, aku Deva" balas Deva sambil menjabat uluran tangan Yudha.

"Eh lo kenapa nggak ikut main sama yang lain?" Tanyanya.

"Eum, aku lagi sakit makannya nggak ikut main" jawab Deva sekenanya.

"Sakit apa kalau boleh tau?" Tanya Yudha lagi.

"S-sakit— "Dev" panggilan dari Juan mengalihkannya atensi kedua pemuda tersebut, dan menghentikan kalimat Deva.

"Dev, pak Andri guru olahraga nggak dateng lo mau langsung ngantin apa mau nontonin yang lain basket dulu?" Tanya Juan.

"Juan mau kemana?" Tanya Deva sambil mendongakkan kepalanya, karena Juan yang berdiri didepannya.

"Gue mau langsung ke kantin bareng jo sama Harsha" jawab Juan.

"Aku ikut Juan aja" jawab Deva sambil berdiri.

"Eh, aku duluan ya Yudha"  kata Deva sambil melambaikan tangannya.

🐰🐰🐰






















Setelah sampai di kantin mereka duduk di meja pojok kantin yang masih sepi. Juan memandangi Deva yang sekarang duduk di depannya.

"Deva kenal sama orang tadi?" Tanyanya.

"Hem? Yudha maksudnya?" Tanya Deva memastikan.

"Iya"

"Kenal baru tadi" jawabnya sekenanya.

"Deva jangan deket-deket sama dia ya? Dia nggak baik" ucap Juan sambil mengusap kepala Deva. Yang di balas dengan kerutan di dahi si manis.

"Dia itu banyak pacarnya, gue nggak mau lo jadi korbannya dia" jelas Juan.

"Hish, iya Juan Deva nggak akan deket-deket sama Yudha, tapi kalau temenan boleh kan?" Tanyanya dengan menunjukkan puppy eyes nya.

"Iya tapi temen doang, nggak boleh sampai suka" ucap Juan memperingatkan.

"Ya emang kenapa sih kalau suka" gumam Deva yang masih di dengar oleh Juan

"Ya pokoknya nggak boleh kan tadi udah di kasih tau alasannya" kara Juan mutlak.

🐰🐰🐰




























Saat ini Harsha dan Jonathan sudah bergabung di meja kantin. Dengan Harsha yang duduk di samping Deva, dan Jonathan yang duduk di samping Juan di depan Deva.

Jonathan sedari tadi sibuk memperhatikan Deva yang sedang makan, mie ayam yang berada di depannya aja belum tersentuh sama sekali.

"Jonathan nggak mau makan?" Tanya Deva yang menyadari Jonathan sedari tadi memperhatikannya.

"Eh ini mau makan" balasnya sambil mengangkat sumpitnya yang sudah terlilit mienya.

Deva yang melihat itu hanya tersenyum manis. Lalu beralih ke Harsha yang di mejanya tidak ada makanan sama sekali.

"Harsha nggak pesen makan?" Tanyanya. Yang hanya di balas gelengan kepala oleh Harsha.

Harsha tidak bermaksud untuk mendiamkan Deva, hanya saja jika ditanya seperti itu oleh si manis jantung nya yang tidak bisa diam dan itu membuat Harsha resah takut si manis bisa mendengar detak jantungnya yang berdetak kencang.

Saat Harsha sedang sibuk menetralkan detak jantungnya perlakuan Deva membuat detaknya lebih kencang dari sebelumnya. Ya, Deva menyodorkan sendok berisi nasi goreng yang ia makan ke arahnya, bermaksud akan menyuapinya.

Dengan ragu Harsha menerima sodoran yang di berikan oleh Deva. Rasanya enak, apalagi jika Deva yang menyuapinya.

"Harsha harus makan yang banyak" Ucapnya sambil menyendokkan lagi nasi goreng itu.

Harsha tidak tau lagi harus bereaksi seperti apa. Ia juga merasakan pipinya sedikit memanas. Jadi ia hanya bisa mengangguk dan menerima suapan demi suapan Deva.

Jonathan yang melihat itu sedikit merasa iri. Merasa jika Harsha sudah satu langkah lebih dulu darinya. Padahal saat ia bertanya apakah Harsha menyukai Deva, Harsha menjawab tidak, kenapa sekarang harsha yang terlihat malu-malu saat menerima suapan dari si manis.

"Udah dong suap-suapannya, dikira kantin cuma punya kalian berdua apa?" Katanya dengan nada sedikit tak suka.

"Jonathan mau aku suapin juga?" Tanyanya sambil menyodorkan sendok itu ke arah Jonathan, yang diterima dengan senang hati.

Dan akhirnya Deva, menyuapi kedua pemuda itu. Sudah seperti ibu yang menyuapi kedua anaknya.

🐰🐰🐰






























Haii, aku balik lagi

Maaf kalau akhir-akhir ini aku update nya lama, soalnya juga di rl lagi banyak kesibukan juga

Makasih udah baca cerita ini

Jangan lupa Voment guys..



30-07-23

PRINCE(SS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang