2. Big Family

131 18 10
                                    

Happy Reading ...

🌼🌼🌼🌼🌼

Di sore hari setelah sholat ashar, terlihat seorang gadis cantik berhijab hitam dengan setelan seragam beladiri tengah melakukan pemanasan bersama dua orang laki-laki yaitu papanya, dan juga sepupunya.

Ya, gadis itu adalah Alisya. Alisya Putri Reinaldy, putri tunggal dari seorang pengusaha sukses di bidangnya yaitu Kenzo Nathanael Reinaldy.

Mereka berdua akan melakukan latihan beladiri untuk mengasah kemampuan Alisya dalam beladiri dan menggunakan senjata.

Berlatih beladiri memang sudah rutinitas yang harus Alisya lakukan sejak dirinya kecil. Papanya sendiri yang melatihnya, papanya sangat hebat dalam hal beladiri dan menggunakan segala macam senjata.

Papanya pernah berkata, walaupun Alisya perempuan muslimah, Alisya juga harus pandai beladiri setidaknya untuk melindungi diri sendiri, dan kalau bisa untuk menolong orang lain.

Alisya sangat bangga memiliki papa sebaik papa Kenzo, selain tegas, disiplin, papanya juga orang yang sangat penyayang. Alisya tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang walaupun Alisya belum pernah merasakan kasih sayang seorang ibu.

"Azka push up 50 kali sekarang!"

"Alisya sit up 20 kali sekarang!"

Suara tegas mengintruksikan keduanya. Tanpa berlama-lama Alisya dan Azka segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Kenzo.

Walaupun Kenzo adalah papa dan om mereka, jika mereka tidak disiplin siap-siap saja hadiah spesial dari Kenzo menanti mereka.

Setelah melakukan pemanasan dan pembentukan fisik agar lebih kuat, mereka mulai berlatih dengan serius. Banyak ilmu baru yang harus mereka kuasai di latihan ini.

Setelah sekitar 30 menit mereka latihan, kini mereka bertiga tengah duduk di atas rerumputan untuk beristirahat.

"Hah ... akhirnya minum juga ..." ujar Alisya lega saat merasakan tenggorokannya yang kering telah dibasahi air minum.

"Iya nih, tenggorokan gua kemarau dari tadi." keluh Azka menimpali.

"Cowok gak usah banyak ngeluh," tukas Kenzo kepada Azka.

Azka memang baru kali ini ikut latihan bersama Alisya dan papa Kenzo, karena memang mereka baru kembali dari Turkey.

"Hehe ... peace om," ujar Azka sambil menunjukkan jari tengah dan jari telunjuknya seolah mengajak untuk berdamai.

Kenzo tak menjawab, dia mengalihkan pandangannya kearah putrinya yang masih mengatur napasnya. "Putri papa semakin hebat ya," ujar Kenzo sambil mengelus kepala Alisya yang tertutup hijab.

Alisya yang merasakan usapan di kepalanya mendongak menatap papanya dan tersenyum. "Terima kasih, papa!" ujar Alisya tersenyum senang.

"Sama-sama, Sayang." balas Kenzo. "Habis ini langsung mandi, istirahat sambil nunggu sholat Maghrib." lanjutnya.

"Oke papa!" ujar Alisya semangat.

"Kamu pulang sana!" usir Kenzo kepada Azka.

Azka yang merasa diusir berdecak sebal, "Gak mau om, aku mau sama adekku tersayang. Yakan dek?" ujar Azka dengan tangan yang akan merangkul Alisya.

"Heh, tidak boleh!" tegas Kenzo menepis tangan Azka keras.

"Aw ... sakit om," keluh Azka mengelus tangannya yang ditepis oleh Kenzo.

"Lagian kakak ngapain mau rangkul Aisy haha ..." kekeh Alisya melihat Azka kesakitan.

"Ck, orang saudara juga gitu amat." ujar Azka sebal. Dia kan sangat ingin berdekatan dengan adik sepupunya.

White Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang