23. Penasaran

54 11 1
                                    

| Karin

Dimana?]>
Gue udah di depan   

<[Tunggu bentar, masih di jalan

...

Nula menutup ponselnya dan menunggu Karin sembari duduk santai.

Tin!

Nula menoleh ke arah sumber suara, ternyata Karin yang baru saja tiba di antar ojek.

"Maaf, nunggu lama ya?" tanya Karin.

"Enggak kok, ayo kita belanja."

Nula menggandeng tangan Karin dengan semangat.

"Kita mau belanja bulanan?" heran Karin saat mereka memasuki area market.

"Enggak, kita belanja mingguan," kata Nula.

"Sama aja Nula." Karin menabok bahu Nula, sedangkan Nula hanya tertawa.

Setelah mereka mengambil keranjang, mereka pun berbelanja dengan sedikit berbincang.
.
.
.

Hingga waktu sore hari pun tiba, mereka pun sudah berada di cafe dengan meja penuh makanan ringan seperti cake dan kopi.

"Eh Nula, lo inget nggak? Kata Zahra lo lagi suka kakak kelas?" tanya Karin.

"Kakak kelas?"

Nula menatap Karin sambil meminum kopinya,

"Iya," jawab Karin.

"Yang pas itu di kelas," Karin mencoba mengingatkan Nula, sungguh ia kepo siapa yang Zahra sebut.

"Oh, yang di kelas," jawab Nula.

Karin mengangguk dan menatap Nula serius.

"Gue cuma penasaran, tapi malah di jadiin ledekan sama Zahra," ucap Nula sembari memakan kue dengan kesal.

"Emang kakak itu namanya siapa?" tanya Karin.

"Ada deh, tanya Zahra aja." Nula tersenyum puas melihat wajah sebal Karin.

"Lah yaudah, males deh lo mah gitu," kesal Karin.

Nula hanya tertawa melihat raut kesal Karin.

"Eh kalian?" Celetuk lelaki di sebelah Karin.

Sontak keduanya melirik lelaki itu,

"Loh kak Geri?" Ucap Karin.

"Kalian udah lama disini?" tanya Geri menatap keduanya.

"Um, kita dari jam 2 si kak," jawab Karin.

Geri mengangguk dan mengacak gemas rambut Karin, segera Karin menepisnya.

"Ini Nula bukan?" Tanya Geri.

"Iya kak," jawab Nula singkat sambil tersenyum.

Geri membalas senyuman Nula,

"Eh aku mau pesan dulu, habis itu ngerjain tugas," jelas Geri.

"Enggak ada yang tanya kakak mau ngapain lagi tuh," ketus Karin.

"Siapa tau kalian mau nunggu."

Mereka bertiga tertawa ringan mendengar perkataan Geri, setelahnya ia beranjak pergi.

...

"Kalau pencet ini tuh bareng sama yang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau pencet ini tuh bareng sama yang ini. Biar damage-nya gede," jelas Fero mengajari Nula bermain ps.

Sudah cukup lama mereka bermain berbagai game, cukup asik karena Fero mengajari dengan santai walau beberapa fitur sulit Nula kendalikan.

Nenek mereka sudah beristirahat di kamar setelah makan malam, alhasil mereka bebas melakukan apapun asal tidak terlalu ribut.

"Kalau yang ini sama ini bisa berubah hero gue?" Tanya Nula.

"Bukan yang itu, tombol ini sama ini," tunjuk Fero pada stik ps Nula.

"Oke."

Nula berusaha keras mengalahkan Fero,

"Waduh, kok lu gg sih?" Jari Fero bergerak cepat memencet tombol ps nya.

Nula tersenyum bangga saat hero Fero terdesak,

"Kita main sampai jam 9 ya," kata Nula.

"Iya, kalau gue ajak begadang yang ada di omelin mamah lu nanti," jawab Fero.




Nula sedikit tersenyum karena perkataan Fero

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nula sedikit tersenyum karena perkataan Fero.

"Sebenarnya si, dulu gue sering begadang kalau di rumah."

Nula kembali fokus akan game setelah menatap Fero.

"Hah beneran?" heran Fero.

Nula mengangguk, ia menggaruk tengkunya yang tak gatal.

"Ucapan lo nggak meyakinkan," kata Fero tanpa menatap Nula.

"Ya udah kalau nggak percaya, nggak penting juga," kata Nula.

Fero terkekeh karena respon Nula,

"Udah mau jam 9 tuh, tidur sana. Gue yang beresin."

Fero segera beranjak dari duduknya dan membereskan kekacauan.

Dengan segera Nula membantu Fero meski dilarang untuk membantu.

Tbc.

Atlan  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang