Sekolah Putra
Seorang pemuda pergi ke sekolah mengendarai sepeda motor. Jarak yang dilalui lumayan jauh. Kebetulan jalan raya tidak terlalu ramai. Segeralah ia sampai di gerbang dan parkir di tempat yang telah tersedia. Wajahnya yang rupawan terpampang jelas kala ia membuka helm-nya.
Ia memasukkan kedua tangannya ke saku celana, dan berjalan dengan santai. Seorang teman datang dari balik bayangan-menyapanya dengan ceria dan tanpa aba-aba temannya itu merangkul bahunya begitu saja.
"Yo bro, sendirian ajah? Jones ya wkwk," ledek pria bermata cokelat.
"Lo ngatain diri lo sendiri. Jones teriak jones," sindirnya halus.
"Sialan lo! Gue belum dapat ajah."
"Mau taruhan?" Al tersenyum licik.
"Taruhan apa dulu?" tanyanya penasaran.
"Gue punya target, kalo lo bisa deketin dia dan sampai jadian. Gue traktir lo sepuasnya. Gimana?"
"Jadi maksud lo ini taruhan tuk dapat pacar gitu? Gila lo, gue nyari yang serius ya bukan sekedar main-main!"
"Suka php-in anak orang ajah belagu."
"Eh sorry ya gue gak pernah php-in mereka. Justru gue sendiri yang jadi korban php. Sad ampe ke tulang," katanya dengan wajah sendu.
"Ha ha ha, karna lo salah pilih. Pacar orang lo rebut. Stress emang, yang sakit kan lo sendiri. Senjata makan tuan namanya."
"Gue kan gak tau kalo Tuh orang ada pacar. Dia ngakunya single kok."
"Maka dari itu, gue kasih lo target. Siapa tau lo beruntung," bujuk Al.
"Hm. Gimana ya? Hadiahnya menggiurkan gak nih?" tanyanya menyelidik.
"Ya lo maunya apa?"
"Gue tau lo kismin. Motor lo oke juga tuh." Pemuda itu bermain mata.
"Njir. Kalo lo sita motor gue. Ke sekolah gue naik apaan?"
"Ngesot. Ha ha ha." Ia tertawa keras.
Tak terasa mereka sudah sampai di depan kelas. Ternyata kelasnya sudah dipenuhi banyak orang. Keduanya duduk bersebelahan dan kembali bernegosiasi perihal obrolan tadi.
"Jadi?" tanya Al memastikan.
"Siapa dulu targetnya?" tanyanya penuh selidik, karna pria itu tak ingin terjebak untuk ke sekian kalinya.
"Dimas!" jawab Al singkat.
"Wah, sinting! Lo nyuruh gue deketin tuh preman? Bisa dibantai gue."
"Ha ha ha, bilang ajah lo takut."
"Gak lah. Gue gak takut cuman ngeri ajah. Lo kok rekomendasinya cowok sih bukan cewek?" tanyanya bingung.
"Kalau cewek udah biasa, yang laki tuh baru luar biasa!" ucap Al berkuah-membuat pemuda itu menjauhkan diri.
"Lo kira gue mau gitu kayak lu. Si tukang maho. Ogah banget."
"Hmph. Gue kan maho berkualitas dijamin masih tersegel dan baru."
"Beras kali ah berkualitas."
"Jadi gimana? Gak usah kebanyakan mikir, gue tau otak lo gak nyampe."
Ini orang nyindir apa ngeledek gue sih? Pemuda itu berdecak kesal.
"Ya jangan dia juga dong. Stok cogans udah pada abis tah? Pasti banyakkan? Kalau bisa sih yang kayak Riza-si cowok manis anak Bahasa itu. Senyumnya aja bisa buat hati gue lumer apalagi yang lain."
![](https://img.wattpad.com/cover/346685631-288-k319088.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Boyfriend
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Sebuah kisah tentang anak remaja yang terjerat dalam asmaraloka yang berakhir dengan kenyamanan. Dipertemukan dalam sebuah permainan sepihak antar teman, dan dipaksa menjalin hubungan. Lambat laun, rasa di antara mereka akhirnya menya...