[2] Grhya

34 21 11
                                    

Aku  menghela napas. Rasanya malas. Bagaimana sih perasaanmu ketika baru pulang ke rumah setelah beberapa tahun lamanya? Adakah rasa tidak nyaman yang mengganjal di ulu hatimu? Atau perasaan terancam akan sesuatu?

Sopir itu keluar dari mobil, menuju bagasi untuk mengambil koper-koperku. Sedangkan aku sudah keluar dari mobil dari tadi, memegang pintu mobil yang setengah terbuka. Aku memandangi rumah besar yang telah lama aku lupakan. Ada sesuatu yang entah apa menyilet-nyilet hatiku.

“Mari, Nona. Saya antar ke dalam,” ucap sopir itu sopan sambil membawa koperku di pundaknya.

Aku mengangguk ragu dan menutup pintu mobil. Mengikuti arah langkah sang sopir itu menuju rumah. Sesampainya di dalam rumah, aku terhenti di ruang tamu. Sedangkan sopir itu tetap melangkah dan menaiki tangga.

“Non, kamarnya ada di atas,” ujar sopir itu kala menyadariku berhenti mengikutinya dari atas tangga.

“E... Aku ingin melihat-lihat dulu di sini. Kau pergilah, kamarku masih yang sama kan?” Sopir itu mengangguk patuh kemudian naik ke atas untuk memindahkan koper-koperku.

Kujelaskan saja, aku yakin sopir itu tidak ada niat macam-macam, tapi ada rasa tidak aman dan terancam kalau aku harus masuk ke kamar bersamanya. Walaupun ia hanya bertugas memindahkan koper.

Suasana rumah ini tidak lekang dimakan waktu. Masih sama. Sepi dan kosong. Bahkan tata letaknya masih sama persis. Tidak ada yang berubah. Hanya ada beberapa barang baru yang kulihat.

Usiaku tiga belas tahun saat meninggalkan rumah ini. Kalau dihitung-hitung berarti sudah , satu, dua, tiga, empat, lima, enam. Sembilan, sepuluh, sebelas. Ah, sebelas rupanya. Hampir dua belas  mungkin.

Tidak juga, sih. Aku pernah pulang delapan tahun yang lalu. Saat usiaku masih enam belas tahun. Semoga saja kepulanganku yang kali ini lebih beruntung. Semoga saja rumah ini terus kosong. Tak perlulah terisi, biarlah tetap seperti ini. Rasanya lebih baik

Author note
Baru hari ke-2 posting ini. Dan sepi banget. Ya, emang baru awal-awal bikin cerita sih. Gak tahu bakal rame gak. Tapi kepengen aja nulis terus. Part-part selanjutnya dibikin agak panjang, ya. Biar gak kebanyakan part-nya. Tapi selesai kok dibaca 5 menit.

I think is not uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang